Bab 5 : Bunuh Diri

Angel merasa dirinya sangat bodoh dan tidak berharga. "Derren tidak akan pernah menikahi aku, dia hanya menjadikan aku sebagai pemuas nafsunya saja. Aku tidak mau jika begini selamanya." Angel mengambil pisau dan menusukkan berkali-kali ke perutnya hingga banyak mengeluarkan darah.

Angel memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, karena begitu frustasi dengan sikap Derren yang tidak pernah mau memberikan kepastian dalam hubungan mereka.

Ketika tetangga kosan Angel datang mengantarkan makanan, dia kaget melihat kondisi Angel dan langsung menghubungi polisi.

Polisi pun datang dan kamar Angel diberi line police. Seketika semua penghuni kos digegerkan dengan aksi bunuh diri dengan cara yang tragis itu.

...***...

Dua hari kemudian Sonia baru mendapatkan kabar bahwa Angel meninggal bunuh diri di kamar nya, saat itu Sonia hendak bercerita pada Angel mengenai Sean, yang mana Sean adalah masa lalunya. Selama ini Angel begitu penasaran dengan pria yang Sonia cintai.

Sonia begitu shock mendengar kematian Angel yang sangat mendadak dan tragis.

"Kenapa kamu malah mengakhiri semuanya dengan cara seperti ini sih Ngel, Ya Allah. Masih banyak cara lain kan buat mengakhiri hubungan kamu, kenapa kamu malah mengakhiri hidup kamu sendiri? Terus aku harus berbagi cerita sama siapa sekarang? Kamu egois tau nggak." Sonia merutuki Angel di makam nya, dia belum bisa menerima kepergian Angel dengan cara seperti itu.

Sonia datang bersama Sean ke makam, mereka sudah kembali menjalin hubungan setelah 5 tahun berpisah.

"Sekarang dia sudah tenang di sana, kamu nggak boleh larut juga dalam kesedihan ini. Kamu harus semangat menjalani semuanya tanpa Angel," kata Sean menenangkan Sonia.

"Aku sangat benci sama Derren tau nggak, ini semua pasti gara-gara dia. Dasar laki-laki bajingan, nidurin mau, nikahin banyak gaya, cowok kurang ajar emang," umpat Sonia pada Derren seolah Derren ada di hadapannya.

Saat akan pulang, Sonia melihat Derren datang ke makam Angel, emosi Sonia langsung memuncak, dia menampar dan memukul Derren menggunakan sepatu pansusnya. Deren mengaduh kesakitan, Sean berusaha menenangkan Sonia namun tidak berhasil.

"Ngapain kamu ke sini hah? Belum puas juga kamu sudah bikin Angel begini? Apa salah nya sih kamu beri kepastian sama Angel, ini nggak. Nikahin dia kamu nggak mau, mutusin dia juga kamu enggan, emang kamu pikir hubungan kalian sekedar pelampiasan nafsu doang? Kalau memang begitu kenapa kamu nggak sewa aja wanita murahan, banyak kok, kenapa harus sahabat aku sih yang kamu jadikan korban? Dasar kurang ajar." Sonia teriak sambil menunjuk wajah Derren, lelaki itu babak belur dibuat oleh Sonia.

Sean mencoba untuk memeluk Sonia agar tidak marah-marah lagi dan cara itu berhasil, Sonia kembali menangis dalam pelukan Sean.

"Udah udah, jangan kayak gini. Gimana pun juga ini sudah menjadi takdirnya Angel," tukas Sean.

"Aku bukannya tidak mau menikahi dia Son, tapi aku meminta waktu sama dia, itu aja kok." Dengan entengnya Derren bilang begitu pada Sonia yang membuat gadis itu kembali naik pitam.

"Minta waktu? Mau sampai kapan hah? Sampai dia mati? Ini kamu liat, dia udah mati. Ini waktu yang kamu minta itu? Giliran minta jatah tiap hari aja kamu nggak pernah tau waktu, tapi buat tanggung jawab susahnya minta ampun."

"Aku juga tidak menyangka kalau dia akan senekat ini, ini juga bukan kesalahanku." Sonia ingin memaki Derren lagi namun ditahan oleh Sean.

"Udah Son, kamu nggak usah ikut campur urusanku." Sonia kembali melayangkan sepatunya ke wajah Derren hingga akhirnya Sean menggendong Sonia dan memasukkan nya ke dalam mobil.

"Kamu jangan begini dong sayang, lelaki begitu tidak akan pernah merasa dirinya salah, dia akan selalu merasa benar. Jadi percuma aja kamu berdebat dengan lelaki modelan begitu, yang ada tenaga kamu bakalan terkuras."

"Aku kesal banget Sean, aku sangat tau bagaimana Angel mencintai dia tapi dia sama sekali nggak ada ada empati untuk Angel, asal kamu tau nih ya, Angel itu meninggal karena tidak diberi kepastian hubungan oleh Derren, Angel sendiri yang ngomong sama aku sebelum dia meninggal." Emosi Sonia masih menggebu, Sean merasa lucu dengan ekspresi Sonia karena yang dia tau, Sonia sangat jarang sekali marah dan merepet seperti ini.

"Iya aku ngerti, tapi kamu jangan kepancing emosi begini."

"Maafin aku Sean, aku nggak bisa menahan diri saat liat muka tuh cowok." Sean kembali memeluk Sonia dengan sedikit terkekeh.

"Iya iya, aku ngerti, udah sabar."

Sean membawa Sonia ke sebuah cafe, perut mereka berdua sangat lapar, apalagi Sonia yang baru saja habis memaki-maki Derren.

Sonia dan Sean memilih sebuah cafe yang begitu nyaman bagi mereka untuk berduaan. Setelah mendengar perkataan Kenzo waktu itu, Sean kembali mencoba untuk mendekati Sonia melalui kerja sama antara perusahaannya dengan perusahaan Vanno.

Sean juga rela pindah rumah dari Jakarta ke Bandung hanya untuk bisa lebih dekat dengan Sonia. Bahkan Sean juga sering membeli cake diam-diam melalui Rani, pembantu di rumahnya yang ada di Bandung, semua itu hanya untuk bisa melepas rindu dengan cara memakan buatan Sonia.

Mereka berdua menyantap makanan yang sudah terhidang sambil sesekali bicara hal yang tidak penting.

Sean bisa melihat jelas, jika sekarang wajah Sonia tampak tidak baik, dia terlihat tidak semangat bahkan saat tertawa pun tampak sekali dia paksakan.

"Jangan berduka lama-lama dong sayang, meraung-raung pun kamu, nggak bakalan membuat Angel hidup kembali," kata Sean pada Sonia.

"Iya aku tau, tapi kan sedih Sean, aku udah nggak punya teman cerita lagi, nggak bakalan ghibahin orang lagi dan juga nggak bisa temu kangen lagi."

"Kan ada aku, kamu bisa cerita padaku, bisa ghibahin orang sama aku dan pastinya juga bisa temu kangen setiap hari sama aku." Sonia tertawa manis mendengar perkataan Sean, dia tidak menyangka kalau Sean yang sekarang sudah bisa bergurau seperti ini, yang dia tahu, Sean adalah orang yang sangat dingin dan serius dalam hal apapun, sangat jarang dia mau bergurau seperti ini.

"Sejak kapan kamu mau ghibahin orang?" tanya Sonia.

"Sejak tadi."

"Haha yakin kamu mau dengerin aku ghibahin orang?"

"Yakinlah, karena itu nggak akan mungkin."

"Maksudnya?"

"Kamu nggak akan pernah ghibahin orang Sonia, karena aku sangat tau dirimu, kamu tidak pernah mau mengurusi hidup orang lain."

"Aku udah berubah sekarang Sean, nggak kayak dulu lagi."

"Iya sih, udah berubah banget malahan, buktinya kamu mau kembali sama aku padahal terakhir kali kita ketemu kan kamu mutusin aku dan bilang jangan pernah mencari kamu lagi." Sonia tertegun mendengar perkataan Sean,senyum di bibirnya seketika hilang.

Sonia memang berkata begitu pada Sean lima tahun yang lalu, saat dirinya masih kuliah di tahun pertama.

Sean dan Sonia sudah menjalin hubungan dari Sonia SMP, bagi Sonia, Sean itu sosok laki-laki yang bisa melindungi dan menjaganya, mereka berpacaran sampai Sonia lulus SMA, saat awal-awal kuliah pun hubungan mereka masih baik-baik saja, sampai pada akhirnya masalah besar datang dan membuat Sonia harus meninggalkan Sean.

"Kok bengong, ayo makan, ntar dingin nggak enak loh." Sean membuyarkan lamunan Sonia dengan memegang tangannya.

"Ah iya, maaf." Sonia melanjutkan makannya, dia membuang jauh-jauh apa yang pernah terjadi antara dirinya dengan Sean lima tahun yang lalu.

"Aku harus bisa melupakan semuanya, sekarang keadaan sudah baik-baik saja dan Sean juga sudah memaafkan ku. Aku tidak mau mengingat kenangan pahit itu lagi, aku nggak mau kehilangan Sean lagi," batin Sonia sambil mencuri-curi pandang pada Sean.

Selesai makan, Sean memutuskan untuk mengantarkan Sonia pulang, masih banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan hari ini.

"Kamu hati-hati di jalan, kalau sudah sampai kabarin aku," ingat Sonia sambil membuka *seat*belt, Sean menahan Sonia dengan menggenggam tangan gadis cantik itu.

"Ada apa?"

"Peluk aku Son, aku kangen sama pelukan kamu," pinta Sean, Sonia memeluk pria itu dengan pelukan khasnya, menyembunyikan wajah di ceruk leher Sean, itu seakan tempat ternyaman saat berpelukan, dia dengan rakus menghirup aroma tubuh Sean yang sudah lama tidak dia nikmati. Pelukan Sonia inilah yang membuatnya selalu diterpa rindu.

"Tolong jangan pernah meninggalkanku lagi, sudah cukup waktu lima tahun itu untuk perpisahan kita," kata Sean dengan air mata yang tak sengaja jatuh begitu saja.

"Maafkan aku Sean, aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi."

...•••...

Episodes
1 Bab 1 : Memikirkan Waktu Yang Tepat
2 Bab 2 : Dilamar Bos
3 Bab 3 : Meminta Kepastian
4 Bab 4 : Sakit
5 Bab 5 : Bunuh Diri
6 Bab 6 : Mencari Tahu
7 Bab 7 : Cemburu
8 Bab 8 : Lamaran
9 Bab 9 : Perubahan Setelah Menikah
10 Bab 10 : Pilihan
11 Bab 11 : Penyiksaan
12 Bab 12 : Tangis Sendu
13 Bab 13 : Histeris
14 Bab 14 : Keluar Rumah
15 Bab 15 : Khawatir
16 Bab 16 : Emosi Tak Terkendali
17 Bab 17 : Amarah Mematikan
18 Bab 18 : Pukis
19 Bab 19 : Kemesraan Malam
20 Bab 20 : Kehidupan Baru
21 Bab 21 : Pengakuan
22 Bab 22 : Menyerang
23 Bab 23 : Kecemburuan Pada Anna
24 Bab 24 : Menemuinya
25 Bab 25 : Kamu Ini Kenapa?
26 Bab 26 : Kedatangan Ayah Mertua
27 Bab 27 : Hampir Merenggut Nyawa
28 Bab 28 : Ungkapan Rasa Fian
29 Bab 29 : Cincin
30 Bab 30 : Kegiatan Panas Yang Terganggu
31 Bab 31 : Rencana Pembalasan
32 Bab 32 : Membalas Perbuatan
33 Bab 33 : Pernikahan Vanno
34 Bab 34 : Perasaan
35 Bab 35 : Dibawa Paksa
36 Bab 36 : Mengungkapkan Yang Sebenarnya
37 Bab 37 : Menunaikan Kewajiban Yang Tertunda
38 Bab 38 : Pertemuan Singkat
39 Bab 39 : Akan Dititipkan
40 Bab 40 : Kesan Pertama Yang Buruk
41 Bab 41 : Mulai Dekat
42 Bab 42 : Dia Putri Kesayangan
43 Bab 43 : Berkumpul
44 Bab 44 : Beruntungnya
45 Bab 45 : Misi Memburu Miller
46 Bab 46 : Kehamilan
47 Bab 47 : Melamar Kiara
48 Bab 48 : Menikahi Akriti
49 Bab 49 : Pembunuhan Endro
50 Bab 50 : Kejujuran Kiara
51 Bab 51 : Diculik
52 Bab 52 : Keguguran
53 Bab 53 : Akhir Ethan dan Kiara
54 Bab 54 : Ingin Berpisah
55 Bab 55 : Hanya Mimpi
56 Bab 56 : Kekecewaan Mendalam
57 Bab 57 : Berdamai Dengan Keadaan
58 Bab 58 : Penyesalan Laura
59 Bab 59 : Perubahan Sonia
60 Bab 60 : Amukan Sonia
61 Bab 61 : Jambu Air
62 Bab 62 : Pergi Bersama
63 Bab 63 : Kecelakaan
64 Bab 64 : Kelahiran Si Kembar
65 Bab 65 : Angel Ivana
66 Bab 66 : Kehadiran Bajingan
67 Bab 67 : Ciuman Untuk Angel
68 Bab 68 : Perhatian
69 Bab 69 : Ingin Musyawarah
70 Bab 70 : Melampiaskan Kekecewaan
71 Bab 71 : Umpatan Kenzo
72 Bab 72 : Ternyata Sudah Menikah
73 Bab 73 : Kilas Balik
74 Bab 74 : Berc*nta Kembali
75 Bab 75 : Pernikahan Kenzo-Angel
76 Bab 76 : Berkumpul di Mansion Miller
77 Bab 77 : Menjadikan Dia Tawanan
78 Bab 78 : Mendapatkan Dia Kembali
79 Bab 79 : Cerita Masa Indah
80 Bab 80 : Kecantikan Sonia
81 Bab 81 : Bersikap Dingin
82 Bab 82 : Membujuk Sonia
83 Bab 83 : Terpana Akan Kecantikannya
84 Bab 84 : Izin Keluar
85 Bab 85 : Matteo Denaro
86 Bab 86 : Dalam Bahaya
87 Bab 87 : Pergi Untuk Selamanya
88 Bab 88 : Menjadi Gina Valencia
89 Bab 89 : Ketahuan
90 Bab 90 : Kepulangan Sang Istri
91 Bab 91 : Pernikahan Tak Terduga
92 Bab 92 : Resepsi Pernikahan
93 Bab 93 : Pertemuan
94 Bab 94 : Kejadian Kecil di Sekolah
95 Bab 95 : Ajakan Rujuk
96 Bab 96 : Pernikahan Kedua
97 Bab 97 : Kebahagiaan Atas Kelahiran
98 Bab 98 : Kehamilan Kedua
99 Bab 99 : Egois
100 Bab 100 : Akan Meminta Restu
101 Bab 101 : Mengunjungi Keluarga Besar
102 Bab 102 : Bermain Bersama
103 Bab 103 : Perasaan Cemburu
104 Bab 104 : Amarah
105 Bab 105 : Berbuat Kasar
106 Bab 106 : Menyesal
107 Bab 107 : Ya, Dia Istriku
108 Bab 108 : Ancaman Kecil
109 Bab 109 : Negosiasi
110 Bab 110 : Harus Menetapkan Pilihan
111 Bab 111 : Pertengkaran
112 Bab 112 : Kepergian Syena
113 Bab 113 : Kasih Sayang Luar Biasa
114 Bab 114 : Merindukan Umma
115 Bab 115 : Terikat Dendam dan Cinta
116 Bab 116 : Ngambekan
117 Bab 117 : Melabrak
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : Memikirkan Waktu Yang Tepat
2
Bab 2 : Dilamar Bos
3
Bab 3 : Meminta Kepastian
4
Bab 4 : Sakit
5
Bab 5 : Bunuh Diri
6
Bab 6 : Mencari Tahu
7
Bab 7 : Cemburu
8
Bab 8 : Lamaran
9
Bab 9 : Perubahan Setelah Menikah
10
Bab 10 : Pilihan
11
Bab 11 : Penyiksaan
12
Bab 12 : Tangis Sendu
13
Bab 13 : Histeris
14
Bab 14 : Keluar Rumah
15
Bab 15 : Khawatir
16
Bab 16 : Emosi Tak Terkendali
17
Bab 17 : Amarah Mematikan
18
Bab 18 : Pukis
19
Bab 19 : Kemesraan Malam
20
Bab 20 : Kehidupan Baru
21
Bab 21 : Pengakuan
22
Bab 22 : Menyerang
23
Bab 23 : Kecemburuan Pada Anna
24
Bab 24 : Menemuinya
25
Bab 25 : Kamu Ini Kenapa?
26
Bab 26 : Kedatangan Ayah Mertua
27
Bab 27 : Hampir Merenggut Nyawa
28
Bab 28 : Ungkapan Rasa Fian
29
Bab 29 : Cincin
30
Bab 30 : Kegiatan Panas Yang Terganggu
31
Bab 31 : Rencana Pembalasan
32
Bab 32 : Membalas Perbuatan
33
Bab 33 : Pernikahan Vanno
34
Bab 34 : Perasaan
35
Bab 35 : Dibawa Paksa
36
Bab 36 : Mengungkapkan Yang Sebenarnya
37
Bab 37 : Menunaikan Kewajiban Yang Tertunda
38
Bab 38 : Pertemuan Singkat
39
Bab 39 : Akan Dititipkan
40
Bab 40 : Kesan Pertama Yang Buruk
41
Bab 41 : Mulai Dekat
42
Bab 42 : Dia Putri Kesayangan
43
Bab 43 : Berkumpul
44
Bab 44 : Beruntungnya
45
Bab 45 : Misi Memburu Miller
46
Bab 46 : Kehamilan
47
Bab 47 : Melamar Kiara
48
Bab 48 : Menikahi Akriti
49
Bab 49 : Pembunuhan Endro
50
Bab 50 : Kejujuran Kiara
51
Bab 51 : Diculik
52
Bab 52 : Keguguran
53
Bab 53 : Akhir Ethan dan Kiara
54
Bab 54 : Ingin Berpisah
55
Bab 55 : Hanya Mimpi
56
Bab 56 : Kekecewaan Mendalam
57
Bab 57 : Berdamai Dengan Keadaan
58
Bab 58 : Penyesalan Laura
59
Bab 59 : Perubahan Sonia
60
Bab 60 : Amukan Sonia
61
Bab 61 : Jambu Air
62
Bab 62 : Pergi Bersama
63
Bab 63 : Kecelakaan
64
Bab 64 : Kelahiran Si Kembar
65
Bab 65 : Angel Ivana
66
Bab 66 : Kehadiran Bajingan
67
Bab 67 : Ciuman Untuk Angel
68
Bab 68 : Perhatian
69
Bab 69 : Ingin Musyawarah
70
Bab 70 : Melampiaskan Kekecewaan
71
Bab 71 : Umpatan Kenzo
72
Bab 72 : Ternyata Sudah Menikah
73
Bab 73 : Kilas Balik
74
Bab 74 : Berc*nta Kembali
75
Bab 75 : Pernikahan Kenzo-Angel
76
Bab 76 : Berkumpul di Mansion Miller
77
Bab 77 : Menjadikan Dia Tawanan
78
Bab 78 : Mendapatkan Dia Kembali
79
Bab 79 : Cerita Masa Indah
80
Bab 80 : Kecantikan Sonia
81
Bab 81 : Bersikap Dingin
82
Bab 82 : Membujuk Sonia
83
Bab 83 : Terpana Akan Kecantikannya
84
Bab 84 : Izin Keluar
85
Bab 85 : Matteo Denaro
86
Bab 86 : Dalam Bahaya
87
Bab 87 : Pergi Untuk Selamanya
88
Bab 88 : Menjadi Gina Valencia
89
Bab 89 : Ketahuan
90
Bab 90 : Kepulangan Sang Istri
91
Bab 91 : Pernikahan Tak Terduga
92
Bab 92 : Resepsi Pernikahan
93
Bab 93 : Pertemuan
94
Bab 94 : Kejadian Kecil di Sekolah
95
Bab 95 : Ajakan Rujuk
96
Bab 96 : Pernikahan Kedua
97
Bab 97 : Kebahagiaan Atas Kelahiran
98
Bab 98 : Kehamilan Kedua
99
Bab 99 : Egois
100
Bab 100 : Akan Meminta Restu
101
Bab 101 : Mengunjungi Keluarga Besar
102
Bab 102 : Bermain Bersama
103
Bab 103 : Perasaan Cemburu
104
Bab 104 : Amarah
105
Bab 105 : Berbuat Kasar
106
Bab 106 : Menyesal
107
Bab 107 : Ya, Dia Istriku
108
Bab 108 : Ancaman Kecil
109
Bab 109 : Negosiasi
110
Bab 110 : Harus Menetapkan Pilihan
111
Bab 111 : Pertengkaran
112
Bab 112 : Kepergian Syena
113
Bab 113 : Kasih Sayang Luar Biasa
114
Bab 114 : Merindukan Umma
115
Bab 115 : Terikat Dendam dan Cinta
116
Bab 116 : Ngambekan
117
Bab 117 : Melabrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!