Bab 3 : Meminta Kepastian

Sonia bersiap untuk rapat hari ini, berjalan di belakang Vanno memasuki ruang meeting. CEO perusahaan besar yang dimaksud Vanno adalah Sean Aznand.

Meeting berjalan dengan lancar, kerjasama antara perusahaan Sean dan Vanno terjalin dengan baik, bisnis ini saling menguntungkan kedua belah pihak. Vanno mengajak Sean berbincang dulu di ruangannya karena Vanno sangat tahu bahwa Sean bukanlah orang yang gampang diajak untuk bekerja sama.

"Saya berharap semoga ke depannya hubungan bisnis ini semakin baik dan saling menguntungkan bagi kita," kata Vanno.

"Iya, saya juga berharap demikian."

Sonia memasuki ruangan Vanno yang sebelumnya sudah diizinkan oleh Vanno untuk masuk.

"Permisi pak, ini semua berkas dan file yang bapak minta tadi," kata Sonia sambil memberikan dokumen kerja yang dia pegang pada Vanno.

"Oke kamu boleh kembali bekerja, semua sudah lengkap di sini. Terima kasih Sonia," ucap Vanno setelah memeriksa dokumen yang diberikan oleh Sonia.

"Iya pak, saya permisi."

Sonia meninggalkan ruangan bosnya itu, dia kembali berkutat dengan pekerjaan nya.

Tak terasa sekarang sudah pukul 5 sore, Sonia bersiap untuk pulang dan harus mengerjakan pesanan cake dari pelanggannya yang akan diambil nanti malam.

Sonia bergegas menuju tempat dimana motornya di parkir, dia menghembuskan nafas dengan kasar karena melihat ban motornya kempes.

"Kenapa harus sekarang sih kempesnya, kan bisa nanti aja pas di rumah. Ah, nyari kerjaan banget sih ini motor, mana pesanan banyak lagi buat nanti malam," gerutu Sonia melihat motornya, dia harus membawa motor itu ke bengkel dulu, pastinya akan membuang banyak waktu.

"Mari saya antar pulang, motormu bisa diantar oleh orang suruhan ku nanti." Sonia terdiam mendengar suara tegas di belakangnya, ia langsung menoleh dengan ragu.

Sonia seketika terpaku melihat Sean ada di depannya dengan jarak yang begitu dekat namun Sean hanya menunjukkan ekspresi datar dan dingin.

"Nggak usah pak, saya bisa kok pulang dengan ojek nanti," tolak Sonia dengan lembut.

"Saya tidak suka ditolak, mari ikut saya." Sonia dengan terpaksa mengikuti Sean karena Sonia tahu bahwa Sean orangnya suka memerintah dan tidak bisa ditolak.

Sean membukakan pintu mobil untuk Sonia, dengan perasaan segan, Sonia memasuki mobil Sean. Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada sepasang mata yang mengamati mereka dengan tatapan cemburu.

"Kenapa Sonia mau pergi dengan Sean? Sedangkan setiap kali aku mengajaknya pulang bersama, dia tidak pernah mau," gumam Vanno yang melihat Sonia dan Sean dari balkon ruangannya, yang kebetulan dia berdiri menatap keluar.

Semua karyawan di perusahaan itu menatap Sonia dengan tatapan yang beragam ketika memasuki mobil Sean.

"Beruntung banget Sonia, bisa semobil sama Pak Sean," kata salah seorang perempuan yang menjadi karyawan di Green House.

"Pasti di booking sama Pak Sean, dia kan selalu deketin bos-bos besar, contohnya CEO kita tuh," sahut yang lain dengan nada julid.

"Iri banget liat Sonia."

Selama di perjalanan, Sean dan Sonia tidak bicara satu katapun setelah Sonia menunjukkan alamat rumahnya. Sean fokus mengendarai mobil dan menghabiskan 35 menit perjalanan karena jalanan lumayan padat, mobil Sean berhenti tepat di depan rumah Sonia.

"Terima kasih banyak pak, kalau begitu saya pamit untuk masuk dulu," ucap Sonia dengan sopan.

"Sama-sama Son, saya pamit pulang dulu." Sonia mengangguk.

"Iya pak, hati-hati di jalan."

"Iya." Sean tersenyum pada Sonia, yang membuat hatinya berdesir hebat, terpancar kerinduan hebat dari tatapan mereka berdua.

"Ya Allah, kenapa begini?" ujar Sonia pelan sambil memegang dadanya setelah keluar dari mobil Sean.

Sonia memasuki rumah dan membersihkan dirinya. Dia langsung menunaikan ibadah Sholat Maghrib, setelah itu dia langsung berkutat dengan pekerjaan sampingannya. Sonia disibukkan dengan membuat 10 cake pesanan pelanggan setianya. Selama 4 jam akhirnya semua cake sudah masak, sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Buat apa ya cake malam-malam begini, apa dia lagi ngadain pesta?" pikir Sonia sendiri, karena biasanya para pelanggan akan order cake untuk pagi atau siang hari, tapi berbeda dengan pelanggannya yang satu ini, selalu order cake untuk malam hari

Sonia menghubungi orang yang memesan, karena orang tersebut ingin menjemputnya sendiri. Sonia menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tamu, dia begitu kelelahan.

Tak lama ada yang mengetuk pintu rumah, segera dia membuka pintu dan terlihat seorang pria berbadan tegap, tampan tersenyum padanya.

"Saya mau ambil pesanan atas nama Rani," kata pria itu.

"Oh baik, tunggu sebentar." Sonia masuk ke dalam rumah dan mengambil pesanan kue yang sudah dia packing dengan rapi dan memberikannya pada pria itu.

Setelah memberikan uang, pria tersebut pergi meninggalkan rumah Sonia. Gadis itu akhirnya lega dan merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur, pekerjaannya hari ini sudah selesai.

"Berkahilah penghasilanku ini ya Allah," do'a Sonia sebelum memejamkan matanya dan tak lama dia pun terlelap.

"Buat apa kau cake sebanyak ini Sean?" tanya Kenzo yang baru saja memasuki mobil, mobil Sean di parkir agak jauh dari rumah Sonia, jadi gadis itu tidak tahu kalau yang memesan cake adalah Sean.

"Cake nya sangat enak, cobalah," jawab Sean, Kenzo mencoba cake buatan Sonia, memang sangat enak dan nikmat.

"Jadi selama ini kau order atas nama si Rani?"

"Iya, aku selalu menyuruh Rani yang ambil." Kenzo geleng-geleng kepala dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Menyusahkan si Rani saja kau ini."

"Memang apalagi tugas pembantu kalau bukan untuk aku susahkan." Mereka berdua tertawa sambil menyantap cake itu.

Rani adalah salah seorang pembantu yang bekerja di rumah Sean yang ada di Bandung, dia selalu menyuruh Rani untuk membeli cake Sonia dengan jumlah yang lumayan banyak.

Sean sampai di rumahnya, Kenzo tidak masuk ke dalam rumah karena dia memilih untuk pergi ke klub malam.

...***...

Angel membuka matanya dan menatap Derren yang sudah bersiap untuk pergi bekerja. Deren semalam tidur di kos Angel, mereka melakukan hubungan terlarang itu lagi sepulang dari club malam.

"Derren."

Angel mengenakan pakaiannya dan mendekati Derren yang sudah rapi.

"Ada apa sayang?"

"Aku pengen ngomong serius sama kamu."

"Ngomong aja."

"Tolong duduklah dulu, ini pembicaraan yang sangat penting."

"Aduh sayang, aku udah telat ini ke kantor. Lain kali aja ya kita bicara."

"Nggak, aku mau bicara sekarang." Angel menahan lengan Derren yang membuat Derren kesal.

"Mau ngomongin nikah lagi?"

"Iya, emang apalagi coba? Apa hubungan kita hanya begini-begini saja, aku nggak mungkin digantung terus sama kamu kayak gini."

"Dengar Ngel, masih banyak hal yang harus aku capai, aku nggak mau terhalang hanya karena pernikahan. Aku harap kamu mengerti."

"Emang kamu pikir aku nggak ada target pencapaian juga hah? Selama ini kamu pikir aku cuma main-main aja gitu? Banyak hal juga yang ingin aku capai Der, kamu jangan egois dong. Pikirin juga gimana nasib aku. Aku nggak bisa terus-terusan begini, kalau memang kamu tidak ada niatan untuk menikahi aku, kita akhiri saja hubungan ini." Angel sudah tidak sanggup menahan emosinya, ia merasa sangat dipermainkan oleh Derren selama ini.

"Haha akhiri? Kamu yakin? Denger ya Ngel, kamu itu perempuan bekas yang nggak akan bisa ngapa-ngapain tanpa aku, kamu pikir segampang itu melepaskan hubungan kita."

"Ya kalo gitu nikahin aku Der. Aku pengen hubungan kita jelas."

"Aku nggak mau untuk menikah sekarang, jalani dan nikmati saja semua ini, kita pikirkan pernikahan nanti setelah aku siap."

"Siap? Kapan kamu siapnya Der? Aku bener-bener udah nggak bisa begini terus sama kamu."

"Udahlah, aku udah telat kerja, mending kamu jangan banyak drama. Aku pergi dulu."

"Derren, kamu kenapa sih, tolong kasih aku kepastian. DERREENN." Angel berteriak memanggil pacarnya itu namun tidak diindahkan oleh Derren.

Dada Angel begitu sesak melihat kepergian Derren yang seakan menggantung dirinya tanpa ikatan yang jelas. Angel menangis tersedu untuk sekian menit.

Klek!!

Pintu kos Angel dibuka oleh Sonia, sekarang hari Minggu jadi Sonia ingin menghabiskan waktunya bersama Angel.

"Angel, kamu kenapa?" Angel langsung memeluk Sonia dengan erat, dia menumpahkan tangisnya pada Sonia.

"Nangis aja sampai perasaanmu lega." Sonia membiarkan Angel menangis, setelah tangisnya reda, Sonia memberikan segelas air pada Angel.

"Minum dulu." Angel meminum air itu hingga tandas.

"Son, aku ingin mengakhiri semuanya. Aku ingin semuanya berakhir Son, aku udah nggak kuat," tangis Angel pada Sonia.

"Yaudah Angel, kamu putusin aja Derren, pasti karna dia kan, kamu begini."

"Iya, dia nggak mau nikahin aku, nggak mungkin kan, aku jadi pemuas nafsu dia aja."

"Semuanya berpulang padamu, lagian yang menjalani hubungan kan kamu, jadi kamu pasti bisa memutuskan yang terbaik untuk dirimu Angel. Melihat hubungan kalian selama ini, memang sangat tidak sehat," saran Sonia.

"Iya, aku udah mengambil keputusan untuk mengakhiri semuanya Son. Semoga dia bisa hidup bahagia tanpa aku."

Sonia memeluk sahabatnya itu, dia tahu apa yang Angel rasakan karena selama dengan Derren, Angel hanya dijadikan pemuas nafsu saja, tak jarang Derren sering melakukan kekerasan pada Angel.

Seharian Sonia berada di kos Angel, mereka bercerita dan juga tertawa lepas seakan beban hidup mereka tidak ada.

Sonia melihat jam dinding dan sudah menunjukkan pukul 4 sore, Sonia harus segera pulang. Dia lumayan takut jika harus pulang malam, jarak dari kos Angel ke rumahnya cukup jauh juga.

"Ngel, aku pulang dulu ya, udah sore nih."

"Yah, cepet banget, baru juga bentaran di sini."

"Bentar apanya, dari jam 8 pagi aku di sini. Kamu jaga diri baik-baik ya, jangan sedih-sedih lagi."

"Iya cantik, sini peluk dulu." Sonia tersenyum dan memeluk erat Angel, tiba-tiba Angel terisak dalam pelukan Sonia.

"Udah dong, jangan nangis, besok kan kita bisa ketemu lagi. Aku janji deh, sepulang kerja aku akan nginap di sini," bujuk Sonia yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Angel.

"Hati-hati di jalan ya Son."

Sonia dengan berat hati meninggalkan Angel sendirian di kos. Namun dia tidak memiliki pilihan karena besok pagi dia ada orderan dan harus ke kantor untuk bekerja. Sonia memacu motornya untuk segera pulang, hari juga sedikit mendung, dia tidak mau jika kena hujan di jalan.

Sedangkan Angel kembali termenung sambil menatap foto dirinya bersama Derren. Hatinya begitu hancur.

"Kenapa ya aku jadi cewek bodoh banget, harusnya aku nggak terjebak dengan pria ini. Kenapa aku sangat mencintainya? Dan kenapa dia selalu bisa memanipulasi otakku agar tidak lepas darinya? Dasar bodoh kamu Angel." Angel merutuki dirinya sendiri karena sudah memberikan segalanya pada Derren, lelaki bajingan yang tidak pernah memberikan kata pasti untuk Angel.

...•••Bersambung•••...

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

😣😣😣😣

2024-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Memikirkan Waktu Yang Tepat
2 Bab 2 : Dilamar Bos
3 Bab 3 : Meminta Kepastian
4 Bab 4 : Sakit
5 Bab 5 : Bunuh Diri
6 Bab 6 : Mencari Tahu
7 Bab 7 : Cemburu
8 Bab 8 : Lamaran
9 Bab 9 : Perubahan Setelah Menikah
10 Bab 10 : Pilihan
11 Bab 11 : Penyiksaan
12 Bab 12 : Tangis Sendu
13 Bab 13 : Histeris
14 Bab 14 : Keluar Rumah
15 Bab 15 : Khawatir
16 Bab 16 : Emosi Tak Terkendali
17 Bab 17 : Amarah Mematikan
18 Bab 18 : Pukis
19 Bab 19 : Kemesraan Malam
20 Bab 20 : Kehidupan Baru
21 Bab 21 : Pengakuan
22 Bab 22 : Menyerang
23 Bab 23 : Kecemburuan Pada Anna
24 Bab 24 : Menemuinya
25 Bab 25 : Kamu Ini Kenapa?
26 Bab 26 : Kedatangan Ayah Mertua
27 Bab 27 : Hampir Merenggut Nyawa
28 Bab 28 : Ungkapan Rasa Fian
29 Bab 29 : Cincin
30 Bab 30 : Kegiatan Panas Yang Terganggu
31 Bab 31 : Rencana Pembalasan
32 Bab 32 : Membalas Perbuatan
33 Bab 33 : Pernikahan Vanno
34 Bab 34 : Perasaan
35 Bab 35 : Dibawa Paksa
36 Bab 36 : Mengungkapkan Yang Sebenarnya
37 Bab 37 : Menunaikan Kewajiban Yang Tertunda
38 Bab 38 : Pertemuan Singkat
39 Bab 39 : Akan Dititipkan
40 Bab 40 : Kesan Pertama Yang Buruk
41 Bab 41 : Mulai Dekat
42 Bab 42 : Dia Putri Kesayangan
43 Bab 43 : Berkumpul
44 Bab 44 : Beruntungnya
45 Bab 45 : Misi Memburu Miller
46 Bab 46 : Kehamilan
47 Bab 47 : Melamar Kiara
48 Bab 48 : Menikahi Akriti
49 Bab 49 : Pembunuhan Endro
50 Bab 50 : Kejujuran Kiara
51 Bab 51 : Diculik
52 Bab 52 : Keguguran
53 Bab 53 : Akhir Ethan dan Kiara
54 Bab 54 : Ingin Berpisah
55 Bab 55 : Hanya Mimpi
56 Bab 56 : Kekecewaan Mendalam
57 Bab 57 : Berdamai Dengan Keadaan
58 Bab 58 : Penyesalan Laura
59 Bab 59 : Perubahan Sonia
60 Bab 60 : Amukan Sonia
61 Bab 61 : Jambu Air
62 Bab 62 : Pergi Bersama
63 Bab 63 : Kecelakaan
64 Bab 64 : Kelahiran Si Kembar
65 Bab 65 : Angel Ivana
66 Bab 66 : Kehadiran Bajingan
67 Bab 67 : Ciuman Untuk Angel
68 Bab 68 : Perhatian
69 Bab 69 : Ingin Musyawarah
70 Bab 70 : Melampiaskan Kekecewaan
71 Bab 71 : Umpatan Kenzo
72 Bab 72 : Ternyata Sudah Menikah
73 Bab 73 : Kilas Balik
74 Bab 74 : Berc*nta Kembali
75 Bab 75 : Pernikahan Kenzo-Angel
76 Bab 76 : Berkumpul di Mansion Miller
77 Bab 77 : Menjadikan Dia Tawanan
78 Bab 78 : Mendapatkan Dia Kembali
79 Bab 79 : Cerita Masa Indah
80 Bab 80 : Kecantikan Sonia
81 Bab 81 : Bersikap Dingin
82 Bab 82 : Membujuk Sonia
83 Bab 83 : Terpana Akan Kecantikannya
84 Bab 84 : Izin Keluar
85 Bab 85 : Matteo Denaro
86 Bab 86 : Dalam Bahaya
87 Bab 87 : Pergi Untuk Selamanya
88 Bab 88 : Menjadi Gina Valencia
89 Bab 89 : Ketahuan
90 Bab 90 : Kepulangan Sang Istri
91 Bab 91 : Pernikahan Tak Terduga
92 Bab 92 : Resepsi Pernikahan
93 Bab 93 : Pertemuan
94 Bab 94 : Kejadian Kecil di Sekolah
95 Bab 95 : Ajakan Rujuk
96 Bab 96 : Pernikahan Kedua
97 Bab 97 : Kebahagiaan Atas Kelahiran
98 Bab 98 : Kehamilan Kedua
99 Bab 99 : Egois
100 Bab 100 : Akan Meminta Restu
101 Bab 101 : Mengunjungi Keluarga Besar
102 Bab 102 : Bermain Bersama
103 Bab 103 : Perasaan Cemburu
104 Bab 104 : Amarah
105 Bab 105 : Berbuat Kasar
106 Bab 106 : Menyesal
107 Bab 107 : Ya, Dia Istriku
108 Bab 108 : Ancaman Kecil
109 Bab 109 : Negosiasi
110 Bab 110 : Harus Menetapkan Pilihan
111 Bab 111 : Pertengkaran
112 Bab 112 : Kepergian Syena
113 Bab 113 : Kasih Sayang Luar Biasa
114 Bab 114 : Merindukan Umma
115 Bab 115 : Terikat Dendam dan Cinta
116 Bab 116 : Ngambekan
117 Bab 117 : Melabrak
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 : Memikirkan Waktu Yang Tepat
2
Bab 2 : Dilamar Bos
3
Bab 3 : Meminta Kepastian
4
Bab 4 : Sakit
5
Bab 5 : Bunuh Diri
6
Bab 6 : Mencari Tahu
7
Bab 7 : Cemburu
8
Bab 8 : Lamaran
9
Bab 9 : Perubahan Setelah Menikah
10
Bab 10 : Pilihan
11
Bab 11 : Penyiksaan
12
Bab 12 : Tangis Sendu
13
Bab 13 : Histeris
14
Bab 14 : Keluar Rumah
15
Bab 15 : Khawatir
16
Bab 16 : Emosi Tak Terkendali
17
Bab 17 : Amarah Mematikan
18
Bab 18 : Pukis
19
Bab 19 : Kemesraan Malam
20
Bab 20 : Kehidupan Baru
21
Bab 21 : Pengakuan
22
Bab 22 : Menyerang
23
Bab 23 : Kecemburuan Pada Anna
24
Bab 24 : Menemuinya
25
Bab 25 : Kamu Ini Kenapa?
26
Bab 26 : Kedatangan Ayah Mertua
27
Bab 27 : Hampir Merenggut Nyawa
28
Bab 28 : Ungkapan Rasa Fian
29
Bab 29 : Cincin
30
Bab 30 : Kegiatan Panas Yang Terganggu
31
Bab 31 : Rencana Pembalasan
32
Bab 32 : Membalas Perbuatan
33
Bab 33 : Pernikahan Vanno
34
Bab 34 : Perasaan
35
Bab 35 : Dibawa Paksa
36
Bab 36 : Mengungkapkan Yang Sebenarnya
37
Bab 37 : Menunaikan Kewajiban Yang Tertunda
38
Bab 38 : Pertemuan Singkat
39
Bab 39 : Akan Dititipkan
40
Bab 40 : Kesan Pertama Yang Buruk
41
Bab 41 : Mulai Dekat
42
Bab 42 : Dia Putri Kesayangan
43
Bab 43 : Berkumpul
44
Bab 44 : Beruntungnya
45
Bab 45 : Misi Memburu Miller
46
Bab 46 : Kehamilan
47
Bab 47 : Melamar Kiara
48
Bab 48 : Menikahi Akriti
49
Bab 49 : Pembunuhan Endro
50
Bab 50 : Kejujuran Kiara
51
Bab 51 : Diculik
52
Bab 52 : Keguguran
53
Bab 53 : Akhir Ethan dan Kiara
54
Bab 54 : Ingin Berpisah
55
Bab 55 : Hanya Mimpi
56
Bab 56 : Kekecewaan Mendalam
57
Bab 57 : Berdamai Dengan Keadaan
58
Bab 58 : Penyesalan Laura
59
Bab 59 : Perubahan Sonia
60
Bab 60 : Amukan Sonia
61
Bab 61 : Jambu Air
62
Bab 62 : Pergi Bersama
63
Bab 63 : Kecelakaan
64
Bab 64 : Kelahiran Si Kembar
65
Bab 65 : Angel Ivana
66
Bab 66 : Kehadiran Bajingan
67
Bab 67 : Ciuman Untuk Angel
68
Bab 68 : Perhatian
69
Bab 69 : Ingin Musyawarah
70
Bab 70 : Melampiaskan Kekecewaan
71
Bab 71 : Umpatan Kenzo
72
Bab 72 : Ternyata Sudah Menikah
73
Bab 73 : Kilas Balik
74
Bab 74 : Berc*nta Kembali
75
Bab 75 : Pernikahan Kenzo-Angel
76
Bab 76 : Berkumpul di Mansion Miller
77
Bab 77 : Menjadikan Dia Tawanan
78
Bab 78 : Mendapatkan Dia Kembali
79
Bab 79 : Cerita Masa Indah
80
Bab 80 : Kecantikan Sonia
81
Bab 81 : Bersikap Dingin
82
Bab 82 : Membujuk Sonia
83
Bab 83 : Terpana Akan Kecantikannya
84
Bab 84 : Izin Keluar
85
Bab 85 : Matteo Denaro
86
Bab 86 : Dalam Bahaya
87
Bab 87 : Pergi Untuk Selamanya
88
Bab 88 : Menjadi Gina Valencia
89
Bab 89 : Ketahuan
90
Bab 90 : Kepulangan Sang Istri
91
Bab 91 : Pernikahan Tak Terduga
92
Bab 92 : Resepsi Pernikahan
93
Bab 93 : Pertemuan
94
Bab 94 : Kejadian Kecil di Sekolah
95
Bab 95 : Ajakan Rujuk
96
Bab 96 : Pernikahan Kedua
97
Bab 97 : Kebahagiaan Atas Kelahiran
98
Bab 98 : Kehamilan Kedua
99
Bab 99 : Egois
100
Bab 100 : Akan Meminta Restu
101
Bab 101 : Mengunjungi Keluarga Besar
102
Bab 102 : Bermain Bersama
103
Bab 103 : Perasaan Cemburu
104
Bab 104 : Amarah
105
Bab 105 : Berbuat Kasar
106
Bab 106 : Menyesal
107
Bab 107 : Ya, Dia Istriku
108
Bab 108 : Ancaman Kecil
109
Bab 109 : Negosiasi
110
Bab 110 : Harus Menetapkan Pilihan
111
Bab 111 : Pertengkaran
112
Bab 112 : Kepergian Syena
113
Bab 113 : Kasih Sayang Luar Biasa
114
Bab 114 : Merindukan Umma
115
Bab 115 : Terikat Dendam dan Cinta
116
Bab 116 : Ngambekan
117
Bab 117 : Melabrak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!