Chapter 3

"Aaah ~......" teriak Benjiro sambil berdiri dari tempat duduknya setelah melihat tato ular bergerak di mata kiri Kei.

Tap ......

Tap ......

Tap ...... (langkah cepat)

Setelah melihat itu, Kei melangkah cepat mendekati Benjiro dan menatapnya tajam.

Slam ...... (suara Kabe-Don)

Kei melakukan Kabe-Don ke Benjiro yang mulanya dalam posisi berdiri jadi terduduk di atas sofa. Merapatkan kedua kakinya dan meletakkan tangannya dalam bentuk silang di dadanya. Sambil melihat wajah Kei ketakutan. Dan Kei membalas dengan tatapan tajamnya.

Plak ...... (suara pukulan kepala)

Karena tak tahan melihat ekspresi Benjiro, Kei memukul kepalanya hingga dia tersungkur di sofa dengan kacamata miring.

"Ah ........." serunya kaget

"Apa yang kau lakukan? Minggir!" perintah Kei dan duduk di sofa

"Ba ... baik tuan muda" ucap Benjiro segera berdiri dari tempat duduknya dan menundukkan kepalanya merasa malu.

"Ha ~...... apa lagi yang kau lakukan berdiri saja disitu? Cepat pergi ke Daichi dan tanyakan apa yang harus dikerjakan. Aku rasa kau lemot sekali." kata Kei memelototi Benjiro

"Ba ...... baik ......" segera berlari ke arah Daichi

"Hi ........." serunya takut melihat pedang yang dipegang Daichi

"Orang gila!" gumam Kei dan mulai memejamkan matanya untuk berfikir

(Kedua pedang setan itu akan aku berikan kepada anak buahku. Dan aku sendiri juga membutuhkan pedang setan untuk melakukan pembantaian. Hah ~...... dimana aku harus mendapatkannya?) batinnya berfikir keras

Dia mulai menyusuri memori yang ada pada tubuh ini. Mulai dari tempatnya belajar, teman-temannya, semua tentang kehidupannya selama 22 tahun berjalan. Sampai sebuah memori terhenti pada seorang gadis cantik seumuran dengannya dengan potongan rambut pendek di atas leher dan kacamata khasnya yang membuatnya seperti kutu buku. Rambut hitam legamnya merupakan hal yang paling berkesan di dalam memori Kei Ryukyu yang saat itu berusia 16 tahun.

Gadis itu bernama Gayatri Maharani berasal dari Solo dan bersekolah bersamanya di Jakarta kala itu. Gadis itu sangat pintar dalam bidang komputer. Kei menganggapnya sebagai teman dekat. Karena dia tahu bahwa Maharani adalah anak indigo. Setelah Kei mempelajari pengetahuan tentang perdukunan dari buku warisan keluarga, dia menjadi penasaran akan hal-hal ghaib. Dan gadis itu muncul begitu saja dalam prosesnya belajar, menjadikannya sangat akrab.

Kei tidak tahu kalau ternyata Maharani mempunyai cinta rahasia terhadapnya. Dan hal itu terbukti dari hari perpisahan sekolah. Dari memori yang ada, sebelum mereka berpisah, Maharani seperti tahu akan sesuatu. Akan tetapi dia tidak yakin untuk memberitahukannya kepada Kei. Dan persahabatannya berakhir begitu saja saat Kei pindah bersekolah ke luar negeri.

"Em ...... tuan muda, makanan sudah siap." ucap Gou yang tiba-tiba datang mengganggu kilas balik memori Kei.

"Hem ......" angguk Kei dan membuka matanya perlahan, mengikuti Gou ke meja makan.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Di sebuah kos tua dan murah di Jakarta Barat.

Tap ......

Tap ......

Tap ...... (suara langkah kaki)

Maharani berjalan melewati gang kecil menuju kos-kosan dimana tempat dia tinggal. Sore hari merupakan jam pulang kantor bagi seorang Desainer grafis seperti dirinya.

(Melelahkan sekali) batinnya sambil memukul-mukul ringan pundaknya yang pegal karena bekerja seharian.

Uwah ~...... (suara menguap)

Setelah sampai di depan pintu kamarnya, dia merasa ada yang aneh.

Cklek ...... (suara pintu terbuka)

Dan benar saja, pintu kamarnya yang tadinya terkunci menjadi tidak terkunci. Setelah dia membuka pintu terlihat punggung seorang laki-laki berpakaian kaos hitam lengan panjang yang digulung sesiku, celana panjang, sneaker hitam putih dan rambut hitam pendeknya yang sedikit berantakan.

"Siapa kau?" tanya Maharani sambil menodongkan pisau kecil yang diambil dari dalam tasnya. Merupakan pisau kramat dari neneknya.

"Ogenki desu ka?" sambil memperlihatkan wajah sampingnya ke Maharani, ingin menguji, apakah dia masih mengenalinya.

"K ... Kei?" tanyanya dengan mata terbelalak, seperti tidak percaya kalau Kei ada di hadapannya.

"Ehehe ......" sambil berbalik dan Maharani dapat melihat wajah Kei

"Kau ... kau bukan Kei! Siapa kau?" ucap Maharani yakin karena dalam ramalan mimpinya, Kei sudah mati. Dan orang yang ada di hadapannya mempunyai aura yang berbeda dari Kei. Walaupun wajahnya sama, dia bukanlah Kei.

"Maharani, kau pasti tahu sesuatu!! Dan ini semua salahmu!" ucap Kei menatapnya dengan wajah dingin

Clater ...... (suara pisau jatuh ke lantai)

Maharani tak percaya, dia mulai meneteskan air mata dari kedua matanya.

"Kau benar, Kei sudah mati." melangkah mendekati Maharani

Brugh ...... (suara Maharani jatuh ke lantai lemas)

"Dan coba tebak, siapa ini?" kata Kei dengan nada mengejek dan sampai tepat di hadapan Maharani

"Aku tidak menyangka bahwa ramalan yang aku lihat itu benar atau bukan. Aku bahkan berfikir bahwa itu adalah kembang tidur, hanya mimpiku. Aku ... aku sangat menyesal. Hiks ... hiks ... hiks ..." ucap Maharani sambil menangis

"Kau dapat bertemu dengannya kalau misiku sudah selesai. Hanya saja aku tidak tahu berapa lama lagi pertemuanmu akan terjadi?" kata Kei datar sambil melihat Maharani, merasa gadis ini adalah sampah.

"Mulai sekarang kau harus menjadi anak buahku untuk menebus kesalahanmu." menarik tangan kiri Maharani dan memasangkan gelang hitam yang tiba-tiba mengecil seukuran pergelangan tangannya. Tidak dapat dilepas. Gelang ini berfungsi sebagai kontrak master servant relationship.

Maharani merasa pasrah sambil melihat tangan kirinya.

"Segera kemasi barang-barangmu dan resign dari kantormu sekarang. Aku tunggu! Dan mulai sekarang kau hanya boleh bekerja kepadaku sampai kontraknya habis." berjalan keluar dari kamar dan meninggalkan Maharani yang masih terduduk lemas.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Di kantor 'LeBoYe'.

Tiba-tiba saja Maharani menyerahkan surat pengunduran dirinya pada wakil direktur yang masih berada di kantor dan membereskan meja kerjanya.

"Kau yakin itu Maharani?" tanya teman perempuannya bernama Rita karena sedang melembur sehingga menyaksikan proses resignnya.

"Tentu saja, aku baru saja mendapat tawaran pekerjaan baru." katanya sambil mempercepat gerak tangannya

"Aku tidak percaya" ucap Rita melihat mata merah Maharani, yang jelas-jelas bekas menangis. Dan segera menghubungi Andika dan Temon, teman sekantornya yang naksir Maharani.

Tap ......

Tap ......

Tap ...... (suara langkah cepat)

"Maharani" teriak Andika yang tiba-tiba masuk ke ruangan dan menghampiri Maharani

Maharani mulai menceritakan kepada mereka bahwa dia mendapatkan tawaran bekerja di luar negeri dan bosnya sedang menunggu di bawah. Dia harus cepat-cepat membersihkan barang-barangnya.

Setelah selesai, segera berpamitan pada teman-temannya.

Dan Kei sedang menunggunya di luar mobil. Bersandar pada pintu mobil sambil melihat ke langit dan menjilati permen lolipop. Sangat malas sekali. Tak lupa sesekali melihat jam tangannya.

Dari depan pintu gedung kantor, dilihatnya Maharani membawa satu kotak kardus berisikan file-filenya. Dan dibelakangnya ada 3 orang temannya yang membuntuti dari belakang dengan wajah tidak rela.

"Heh ......" seringai Kei kecil

"Kau lihat itu? Apakah benar Maharani baik-baik saja? Tidak diancam? Dia terlihat seperti orang tidak baik." kata Andika beruntun dan mengerutkan dahinya setelah melihat ekspresi Kei dari jauh.

"Kenapa kau tidak bersyukur saja kalau Maharani dapat bos tampan." balas Rita mEnekuk kedua tangannya di depan dada

"Cih ......" merasa kalah karena sudah 2 kali ditolak Maharani

Karena kesal terus diperhatikan, Kei merengut ke Maharani.

"Ada apa?" tanya Maharani setelah sampai di depan Kei

"Buka mulutmu" perintahnya

"Aaa ......" dan Kei memasukkan permen bekasnya tadi ke mulut Maharani

"Hah?" seru Maharani kaget, begitu pula ketiga temannya yang memperhatikannya.

"Bajingan" ucap Andika marah dan ingin menghajar Kei

"Sabar" kata Temon sambil menahannya

Cklek ...... (suara pintu mobil terbuka)

"Masuk ......" ucap Kei menyuruh Maharani masuk mobil. Dan Maharani langsung masuk mobil dengan wajah malu. Kei meletakkan tangannya di atas mobil untuk mencegah Maharani terbentur kepalanya. Dan ikut masuk ke mobil sambil menyeringai kepada teman-teman Maharani.

Brag ...... (suara pintu mobil menutup dengan keras)

"Apa yang kau tunggu? Jalan!" perintah Kei pada Gou yang sedari tadi bengong

"Baik tuan muda" jawabnya singkat dan langsung menyalakan mobilnya ke jalan raya

Sementara itu, ketiga temannya hanya bisa pasrah

"Kau yakin itu bukan pacar Maharani?" tanya Rita keheranan yang dibalas dengan pelototan dari Andika.

Bersambung ............

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 74
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 75
75 Chapter 73
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 74
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 75
75
Chapter 73
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!