#5

Pagi hari menyapa Bistrot Jurer dengan sinar matahari lembut yang masuk lewat jendela kamar Liaa. Cahaya hangat itu jatuh tepat di wajahnya, membuat matanya perlahan terbuka. Suasana jauh lebih tenang dari kemarin. Dari luar jendela terdengar suara burung berkicau dan aroma roti panggang dari dapur menguar pelan.
Liaa
Liaa
Sudah pagi? *mengusap matanya pelan ia menoleh ke jendela dan minum segelas air putih.
Pintu kamar terbuka perlahan, kali ini Touma yang masuk membawa nampan berisi susu dan roti panggang. Ia mengenakan celemek dan terlihat sedikit berantakan, seperti baru saja selesai memasak.
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Kamu bangun tepat waktu. Aku sudah membuatkan sarapan untukmu *Ucapanya sedikit lembut tapi tetap datar
Liaa
Liaa
Kak Touma...? Kamu masak ini sendiri? *tercengang kecil
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Kalau untukmu, tidak masalah *meletakkan nampan di meja samping
Tak lama kemudian, Umika muncul dari balik pintu dan menyapa pandangan hangatnya pada Liaa.
Umika Hayami
Umika Hayami
Pagi, Liaa. Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah bahu mu masih sakit? *ucapnya lembut
Liaa
Liaa
Sedikit. Tapi... lebih baik dari tadi malam *ucapnya lembut
Suasana menjadi hening sejenak. Liaa menatap sarapannya, tapi pikirannya jauh ke belakang. Ia mengingat ledakan, monster, dan mecha raksasa itu. Lalu ia mengangkat kepala, menatap Umika dan Touma bergantian.
Liaa
Liaa
Aku lihat banyak hal kemarin... suara ledakan, monster, bangunan hancur. Terus... kalian muncul. Kalian bilang cuma 'kebetulan lewat', tapi entah kenapa... aku nggak percaya. *diam sebentar, lalu bicara pelan
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Kalau kami bilang... kami selalu ada di tempat yang kacau, kamu percaya? *menatap keluar jendela, diam
Liaa
Liaa
Aku percaya...Tapi aku rasa kalian menyembunyikan sesuatu dariku *menatap mereka satu-satu, suaranya serius
Pintu kembali terbuka, dan Kairi masuk, membawa segelas jus jeruk. Ia menatap Liaa sebentar lalu duduk di kursi dekat ranjang.
Kairi Yano
Kairi Yano
Hmm... jadi kamu sudah mulai curiga, ya? *sambil menyenderkan tubuhnya di kursi
Liaa
Liaa
Kak Kairi selalu muncul di waktu yang... pas banget. Aneh *memicingkan mata curiga
Kairi Yano
Kairi Yano
Itu namanya insting. Kakakmu ini jago baca situasi
Liaa
Liaa
Aku nggak minta kalian untuk menjelaskan semuanya. Tapi... aku juga nggak mau jadi satu-satunya yang nggak ngerti apa-apa. *tersenyum tipis, lalu serius lagi
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Kamu benar. Dan suatu hari, kami akan cerita semua. Tapi hari itu... belum sekarang. *dingin namun ada sedikit kelembutan
Noel muncul di ambang pintu, bersandar santai di dinding dengan secangkir kopi di tangan.
Noel Takao
Noel Takao
Pagi bukan waktu yang baik buat pengakuan dramatis, tapi... bisa jadi awal yang bagus buat kepercayaan. *tersenyum miring
Liaa
Liaa
Baiklah... Aku akan menunggu hari itu. Tapi jangan terlalu lama, ya?. *tersenyum tipis menatap semua kakak-kakaknya
Umika Hayami
Umika Hayami
Kami janji. *Menggenggam tangan Liaa
Mereka semua terdiam sejenak, tapi senyum hangat mulai tersebar di wajah mereka. Pagi itu, di tengah aroma roti panggang dan teh hangat, sebuah kepercayaan baru mulai tumbuh.
Suasana siang hari di restoran bistrot jurer dipenuhi dengan cahaya matahari hangat yang masuk melalui jendela. Aroma kopi dan roti panggang mengisi udara. Musik lembut jazz klasik mengalun dari speaker. Suasana damai setelah hari-hari penuh kekacauan.
Kairi sedang mengelap gelas. Touma sibuk di dapur. Umika duduk di salah satu kursi kosong sambil mencatat sesuatu di notes resep.
Noel Takao
Noel Takao
Sudah lama kita tidak punya suasana siang setenang ini ya. Hampir terasa... normal. *duduk di salah satu kursi sambil menyeruput kopi
Kairi Yano
Kairi Yano
Normal itu relatif. Bisa jadi tenang sebelum badai. *tersenyum miring
Pintu restoran terbuka, lonceng kecil berdenting. Beberapa pelanggan baru masuk tiga orang berpakaian rapi, tapi aura mereka langsung mencuri perhatian. Jas abu-abu khas kepolisian global.
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Permisi, kami datang berkunjung lagi *tenang, penuh wibawa
Sakuya Hikawa
Sakuya Hikawa
Kalau hari ini menu spesialnya pancake dan kopi, tolong tiga, ya!” *ceria seperti biasanya
Keiichiro Asaka
Keiichiro Asaka
Sudah lama ingin mampir... sejak kejadian di taman itu. *dingin tapi sopan
Seluruh Lupinrangers dan Noel langsung saling lirik cepat. Seketika semua tubuh mereka tegang, tapi tetap pasang senyum profesional.
Kairi Yano
Kairi Yano
Selamat datang! Silahkan duduk kami akan menyiapkan menu spesial nya *gaya ramah
Umika Hayami
Umika Hayami
Wah, kalian datang lagi. Duduklah dulu kami akan menyiapkan pesanannya *bangkit dari duduknya berjalan ke arah dapur
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Silahkan dinikmati *keluar dari dapur sambil membawakan pesanan mereka
Noel Takao
Noel Takao
Oh, Tsukasa-chan, Keiichiro, Sakuya kalian kelihatan lebih tegang dari biasanya. *mendekat ke arah mereka bertiga
Keiichiro Asaka
Keiichiro Asaka
Noel... kau juga di sini rupanya *tegas dan datar
Noel Takao
Noel Takao
Aku datang lebih cepat daripada kalian bertiga
Keiichiro Asaka
Keiichiro Asaka
Kebiasaan selalu menghilang dari pandangan kami *dingin
Hening sejenak
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Bagaimana dengan keadaan Liaa? Umika. *Sambil mengaduk kopinya, nadanya lembut
Sakuya Hikawa
Sakuya Hikawa
Dia terluka, kan? *wajahnya terlihat khawatir
Umika Hayami
Umika Hayami
Luka di bahunya sudah diobati, Tapi...ada hal yang lebih dalam dari sekadar luka. *suaranya tenang namun khawatir
Keiichiro Asaka
Keiichiro Asaka
Apa itu? *penasaran tapi tetap dingin
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Mental seorang anak muda yang baru melihat monster, mecha, dan kehancuran di depan matanya… itu bukan hal yang kecil. *dingin
Noel Takao
Noel Takao
Dia belum banyak bicara. Tapi kadang diamnya seseorang justru berkata paling lantang. *matanya menatap kearah anak tangga yang mengarah ke lantai atas
Kairi Yano
Kairi Yano
Dia mencoba memahami semuanya. Dan mungkin juga... mencoba memahami dirinya sendiri. *menyela dengan suara lirih, tak biasanya
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Kalau begitu… kami hanya ingin bilang... kalau dia butuh teman bicara, atau hanya seseorang untuk mendengarkan, beri tahu dia... kami bersedia datang lagi. Bukan sebagai polisi. Tapi sebagai orang yang peduli. *mengangguk mengerti
Tiba-tiba langkah kaki terdengar dari tangga. Liaa perlahan turun ke lantai bawah, mengenakan hoodie tipis dan celana panjang santai. Rambutnya masih sedikit berantakan, tapi wajahnya tampak lebih segar. Ia berhenti sejenak saat melihat tamu-tamu di ruang utama.
Liaa
Liaa
Eh? Kak Tsukasa? Kak Keiichiro? Kak Sakuya? Kalian disini *nada bingung
Tsukasa berdiri lebih dulu, tersenyum hangat. Sakuya dan Keiichiro menyusul. Noel dan lainnya hanya memperhatikan dari sudut, diam tapi mengawasi.
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Hai, Liaa. Maaf datang tiba-tiba. Kami dengar kamu sudah sadar, jadi… kami kesini hanya untuk memastikan sendiri. *lembut
Liaa
Liaa
Ah… terima kasih. Aku sudah… agak baikan. *menunduk sedikit, gugup
Sakuya Hikawa
Sakuya Hikawa
Kamu keren sekali Liaa! Lari keluar seperti itu, tanpa mikir bahaya. Anak kecil itu selamat berkat kamu. *ceria seperti biasanya
Liaa
Liaa
Aku cuma… refleks aja. Nggak kepikiran panjang waktu itu. *tersenyum kaku
Keiichiro Asaka
Keiichiro Asaka
Banyak orang dewasa yang bahkan tidak bergerak di saat genting seperti itu. Kamu bukan cuma cepat... kamu juga berani. *serius tapi tidak tegas
Liaa menatap mereka satu per satu, lalu melirik ke arah Kairi dan Umika yang sedang duduk dikursi. Mereka memberinya anggukan lembut.
Liaa
Liaa
Waktu itu… semuanya terasa sangat cepat. Tapi yang aku tahu, kalau aku hanya diam… aku pasti akan menyesal. *ucapnya pelan
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Kamu punya hati yang kuat, Liaa. Dan kamu juga sangat berani. *tersenyum, mengelus kepala Liaa lembut
Noel Takao
Noel Takao
Dan kamu punya orang-orang di sini... yang tidak akan membiarkan kamu sendirian. *akhirnya ikut bicara
Liaa menatap Noel, lalu tersenyum tipis. Tangannya mengepal sedikit di sisi tubuhnya yang tegang, tapi juga mulai tenang.
Liaa
Liaa
Terimakasih...semuanya
Keiichiro mengangguk mantap, lalu mereka kembali duduk. Suasana menjadi lebih ringan. Umika diam-diam menyuguhkan minuman lagi ke meja mereka. Bistrot kembali terasa seperti rumah. Liaa duduk disamping para polisi global kakinya diayun pelan suasana hangat dan akrab.
Liaa
Liaa
Kalau kalian tidak keberatan boleh tidak aku ikut patroli bareng kalian? Aku tidak akan menganggu, janji. *menatap para kepolisian global dengan antusias
Sakuya Hikawa
Sakuya Hikawa
Eh? kamu mau jadi polisi juga, Liaa-chan? *terkekeh
Liaa
Liaa
Nggak harus jadi polisi, aku cuma… pengin lihat langsung. Gimana rasanya jaga kota *tersenyum tipis
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Setelah insiden kemarin, kau masih berani bicara seperti itu. Kau punya keberanian… tapi ini bukan hal yang mudah. *menatap Liaa lembut
Keiichiro Asaka
Keiichiro Asaka
Kalau kamu benar-benar ingin tahu, kami tidak bisa melarang. Tapi kami harus pastikan kamu aman dulu. *menaruh cangkir kopi
Noel Takao
Noel Takao
Asalkan aku ikut menjaga juga, mungkin tidak apa-apa. Aku yakin Liaa tahu kapan harus melangkah… dan kapan harus mundur. *menyender santai di kursinya, menyungging senyum
Liaa
Liaa
Aku cuma tidak mau diam aja. Kalau suatu hari ada yang butuh bantuan lagi… aku ingin bisa berbuat sesuatu. *menunduk sebentar, lalu angkat kepala
Tsukasa Myojin
Tsukasa Myojin
Kau terlalu cepat dewasa, ya. *terkekeh
Sakuya Hikawa
Sakuya Hikawa
Kamu pasti cocok jadi partner patroli-ku. Tapi jangan keburu ngelamar ya.
Liaa
Liaa
Belum kepikiran sejauh itu kok. *tertawa pelan
Noel Takao
Noel Takao
Hmm, kau boleh ikut tapi-
Kairi Yano
Kairi Yano
Tidak, dia tidak akan ikut bersama dengan kalian. *memotong ucapan Noel sambil menyandarkan punggungnya di kursi
Umika Hayami
Umika Hayami
Kau baru pulih, Liaa. Tubuhmu masih belum kuat. *menatap Liaa lembut tapi tegas
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Dan ini bukan soal keberanian. Ini soal resiko. Kami tidak ingin kau terluka lagi. *dingin
Liaa
Liaa
Tapi kak... aku cuma ingin melakukan sesuatu. Aku tidak mau menjadi beban *menundukkan kepalanya, suaranya mengecil
Umika Hayami
Umika Hayami
Kau bukan beban Liaa,Tapi keselamatanmu lebih penting sekarang. *ucapnya lembut
Kairi Yano
Kairi Yano
Nanti kalau kamu sudah benar-benar sehat… kami akan mengizinkan mu untuk ikut bersama dengan mereka .
Touma Yoimachi
Touma Yoimachi
Jangan terburu-buru ingin jadi kuat. Kadang, waktu paling berani adalah saat kita tahu kapan harus beristirahat. *tegas dan dingin
Liaa
Liaa
Baiklah *diam sebentar, lalu mengangguk kecil
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!