Ke Club

"Boleh juga, Dev. Buat kamu pantas, tuh," cetus Sean setelah mereka cukup jauh meninggalkan Om Nathan dan relasinya.

"Terlalu kalem," tolak Deva. Dia bakalan bingung harus ngomong apa aja kalo hanya berdua saja. Tadi pun cuma senyum, mengangguk dan mengiyakan saja.

Beda dengan Vina yang kerap memprotesnya dan ngga tanggung tanggung saat mengomelinya.

Gadis itu sudah kembali ke Inggris lagi menyelesaikan kuliahnya. Skripsinya belum di acc.

Dia dan Dewa hanya tunggu jadwal sidang saja.

"Rumah tanggamu bakal aman dan damai," komen Ziyan menanggapi.

"Malah terlalu tenang. Aku malah bosan," bantah Deva lagi.

"Oooh.... Jadi kamu lebih suka kalo rumah tanggamu ribut terus tiap detik?" selidik Ziyan.

"Jangan jangan kamu suka sama Vina," tebak Dewa setelah mengamati kembarannya.

"Enak aja. Dengan dia malah darah tinggiku bakalan naek terus," omel Deva menyangkal.

Mungkin dia cukup terbiasa saja dengan kebawelan Vina.

"Cepat stroke, dong," gelak Dewa diikuti yang lainnya.

"Ya, ya. Theo juga sempat bete karena Vina protes terus dan mengomelinya tiap bertemu," kekeh Sean.

Mereka pun tergelak. Teringat masalah Theo dan Ruby dulu. Vina jadi alat Theo agar Ruby cemburu dengannya.

"Theo ternyata lebih kekanakan dibandingkan Quin," cela Sean.

"Mereka berdua sama aja. Hanya saja Theo kelewat pintar menyembunyikan sifat aslinya," gelak Deva.

Tawa pun meledak lagi.

"Aku ngga ikut kalian, ya," pamit Dewa ketika mereka sudah tiba di lobi hotel.

"Mau kemana? Atau mau balik lagi ketemu si Nagita?" ejek Deva.

"Ngawur. Aku mau memeriksa file kerja sama daddy yang baru," jelasnya sambil memberi kode pada valet parkingnya agar segera membawakan mobilnya.

"Kenapa kamu harus kerja sekeras ini, sih. Hari ini kita libur. Lebih baik kita clubbing," tukas Deva mencegah niat kembarannya.

Dewa hanya tertawa.

"Harusnya kamu bersyukur karena Dewa menangani pekerjaanmu," nasehat Ziyan.

"Kamu juga mau pulang?" dengus Deva, karena Ziyan dan Dewa setali tiga uang, sama saja, ngga ada bedanya.

Ziyan tertawa lepas.

"Aku mau tidur. Capek seharian berdiri terus."

"Iya juga, sih. Eh, tapi bukannya besok libur, jadi kita bisa tidur lama," sahut Sean meralat ucapan awalnya.

"Ya, ya. Tapi besok pagi aku mau nemeni daddy mancing."

"Oh iya, ya. Ngomong ngomong kita udah lama ngga mancing lagi," tukas Deva.

"Minggu depan boleh juga, setelah yang bulan madu pulang,' usul Dewa.

"Ya, setuju," sahut Ziyan.

"Oke, kalo gitu," putus Sean.

"Sayangnya kita akan disuguhi keromantisan suami istri," keluh Deva. Dia semakin yakin, kalo Quin akan memanas manasi mereka yang masih jomblo.

"Kalo ada Vina mendingan," sahut Sean. Gadis itu selalu bisa meramekan suasana.

"Skripsinya ditolak terus," tukas Dewa memberitau.

"Ya sudah, Wa. Dikasih tau biar bener. Kamu juga, Va, malah dibiarkan aja," omel Ziyan.

"Bukannya aku atau Dewa ngga mau ngasih tau. Vina tuh ngga mau dibantuin. Quin sama Theo aja yang satu kampus suka ditolak kalo mau bantu," keluh Deva.

"Betul. Katanya dia lebih bangga dengan hasil kerja sendiri," senyum Dewa.

"Cewe mandiri memang. Ngga butuh laki dia," tawa Sean.

Setelah Dewa dan Ziyan pulang, Deva dan Sean saling bertatapan.

"Jadi clubbing?" tanya Sean memastikan. Jangan sampai dia pergi sendirian. Mending tidur seperti Ziyan kalo Deva menolak.

"Jadi, dong."

Wajah Sean langsung sunringah.

"Wokeh...."

*

*

*

Malam ini Emily memilih pergi clubbing bersama kedua temannya dari pada berdiam diri di dalam kamarnya.

Dia beralasan akan mengerjakan tugas kelompok.

Emily mulai berani pergi ke tempat tempat yang dilarang papanya setelah mengenal Carmen dan Nani. Dua orang temannya yang dia kenal sejak dia masuk kuliah.

Hanya mereka yang mau berteman dengannya setelah identitasnya diketahui publik.

Awalnya hanya sekadar untuk menghibur dirinya saja. Dia hanya ingin membuang segala penolakan yang selalu diterimanya tentang keberadaannya selama ini.

Tapi dia keterusan karena ternyata Carnen dan Nani juga paling sering clubbing. Mungkin hampir tiap malam. Hanya saja Emily ngga separah mereka. Dia nggak mau ketahuan papanya dan makin dimarahi kakek neneknya karema sudah mencoreng arang lagi di wajah papanya yang merupakan anggota dewan yang terhormat

"Belum mau pulang nona muda yang terbuang?" kekeh Nani sambil menggoyang goyangkan gelas alkoholnya yang tinggal seperempatnya. Tapi hebatnya dia belum terlalu mabok. Mereka sudah dua jam di sini.

Emily hanya tersenyum. Dia juga sudah meneguk sedikit alkoholnya. Lumayan bisa sedikit meringankan beban berat di kepalanya.

"Ayo, kita ngedance lagi. Paling papa kamu pulangnya masih lama," ujar Carmen sambil menyeret tangan Emily agar melantai bersamanya.

Emily pun melakukannya. Dia meliuk liukkan tubuhnya dengan lincah. Seakan musik yang menghentak bisa membangkitkan semangat hidupnya lagi buat besok hari. Carmen pun mengimbanginya dengan gaya yang lebih sensual. Nani pun ngga kalah heboh ngedancenya.

Deva dan Sean yang baru saja memasuki club langganan mereka, cukup terkesima melihat kehebohan tiga gadis itu yang sedang menari.

Untungnya ini bukan club murahan, sehingga mereka masih belum dimangsa predator.

"Boleh juga," ucap Deva sambil menggerakkan dagunya memberikan petunjuk.

"Ya," senyum Sean agak melebar.

"Lihat cewe itu. Aku akan cium dia. Menurutmu aku bakalan ditampar, nggak?"

"Palingan balas dicium," kekeh Sean.

Deva pun mendekat.

Carmen dan Nani yang duluan sadar langsung melemparkan senyum manisnya

Ganteng banget, puji Carmen dalam hati.

Wow, dewa yunani turun ke.bumi, sorak Nani dalam hati.

Carmen dan Nani tanpa malu malu mengalungkan tangan mereka ke leher Deva.

Deva hanya tersenyum sambil melirik Emily yang tetap cuek dan masih asyik saja bergoyang seakan dia hanya sendirian saja.

Sementara itu Carmen dan Nani makin berani. Mungkin mereka juga sudah setengah mabuk.

Tapi Deva membiarkannnya saja sampai akhirnya dia mendapatkan perhatian targetnya.

"Carmen, Nani! Kalian ngapain?" Emily baru tersadar saat melihat teman temannya bermesraan dengan seorang laki laki yang tampak membiarkan saja dirinya dile-cehkan oleh kedua temannya.

Yang menjijiklan kedua tangan laki laki itu dengan entengnya memegang bagian bagian sensitif temannya. Dan keduanya malah kesenangan sepertinya.

Dia langsung menyeret kedua temannya agar menjauh. Dia yakin temannya ngga sadar karena sedang mabuk.

Tapi karena dia juga mulai sedikit mabuk, tubuhnya jadi agak limbung saat menarik kedua temannya dengan sekuat tenaga.

"Kamu ngga apa apa?" lembut suara Deva menyapa saat menahan tubuh Emily yang hampir jatuh. Sementara kedua temannya malah jatuh karena tarikan kerasnya.

CUP

Deva mencium pipi Emily sekilas membuat gadis itu terpaku.

"Hati hati pulangnya," ucap Deva sambil mengerling pada Sean yang tergelak.

Deva pun melangkah meninggalkan Emily yang linglung sesaat. Selain kaget, kepalanya juga terasa pengar.

"Eh, kalian ngga apa apa?" Dia baru tersadar setelah melihat kedua temannya menatap marah padanya, masih dengan posiisi keduanya yang jatuh terduduk di lantai.

"Pikir lo!" kesal Carmen.

"Sorry, aku ngga sengaja. Aku mau nyelamatin kalian." Emily bermaksud menolong tapi langsung ditepis tangannya oleh Carmen dan Nani.

"Emily....! Kamu nyebelin," seru Nani marah. Dengan agak kesusahan dia bangkit dari jatuhnya

"Sakit, ya?" Emily langsung merasa bersalah. Niat baiknya disalahartikan. Tapi juga memang salahnya juga.

"Sakit tau, Emily," sungut Carmen sambil menepuk nepuk bagian roknya yang berdebu.

Emily melayangkan netranya mencari laki laki kurang ajar yang tadi sempat mencium pipinya.

Yang memyebalkan tadi kenapa dia harus freeze saat dikecup pipinya tadi.

Gara gara alkohol si-alan. Awas aja kalo nanti ketemu lagi! ancamnya dalam hati yang dipenuhi kemarahan.

Terpopuler

Comments

Deandra Putri

Deandra Putri

eh,,, besoknya ketemu sama dewa, lah jadi dewa yg digampar.. lagian ngapa mainnya clubbing sih..

2024-11-05

4

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

jadi Emily salah Dewa sasaran ceritanya nih, terus berawal dari sini mulai deh kisah cinta antara Emily dan Dewa.

2024-11-06

1

Yuli a

Yuli a

yang nyium Deva tapi entar nikahnya sama dewa ya....,🤭🤣🤣🤣

2024-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 21 Tahun Yang Lalu
2 Nasib empat jomblo
3 Ke Club
4 Aib yang ditanggung Emiliy
5 Salah Sasarn
6 Di kantor papa
7 Menyebalkan
8 Tebakan Nathan
9 Harus ikut
10 cerita Nagita dan si bule kismin
11 cerita nagita dan bule kismin part 2
12 Diantar pulang
13 Dijodohkan
14 Masih menebak
15 Masih dibahas
16 Sudah terbalaskan
17 Setelah ditampar
18 Calon menantu yang disukai
19 Keinginan mami Dewa Dewa
20 Salah paham?
21 Korban salah paham
22 Korban salah paham part 2
23 Sate lontong
24 Aksi korban salah paham
25 Mulai curiga
26 Satu hari sebelum bertemu
27 Ketahuan?
28 Berdua Dewa
29 Signal bahaya
30 Siap dijodohkan
31 Marah
32 Marah part dua
33 Wajib datang bareng?
34 Kehujanan
35 Otw ke rumah Emily
36 Deg degan
37 Deg degan part 2
38 Lamaran
39 Jodoh Nagita
40 Jadi bahan gibah
41 Niat jahat Nirma
42 Manis
43 Masih kisah yang manis
44 Alur jodoh Emily dan Nagita
45 Selalu diganggu
46 Intimate wedding
47 Menjaga calon istri
48 Eksekusi
49 Setelah eksekusi
50 Alasan terlambat
51 Pembalasan
52 Otewe jodoh Nagita
53 Pamit
54 Ketahuan?
55 Canggung
56 pertemuqn yang ngga menyenangkan
57 Bertemu calon besan
58 Kenyataan yang terbuka satu persatu
59 Penyebab sakit mama Nagita
60 Karma buruk Mama Nagita
61 Dibalas dengan indah
62 Semakin mesra
63 Hampir selesai
64 Yang lagi romantis
65 Agni dan Cleora membalas lagi
66 Ex Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
21 Tahun Yang Lalu
2
Nasib empat jomblo
3
Ke Club
4
Aib yang ditanggung Emiliy
5
Salah Sasarn
6
Di kantor papa
7
Menyebalkan
8
Tebakan Nathan
9
Harus ikut
10
cerita Nagita dan si bule kismin
11
cerita nagita dan bule kismin part 2
12
Diantar pulang
13
Dijodohkan
14
Masih menebak
15
Masih dibahas
16
Sudah terbalaskan
17
Setelah ditampar
18
Calon menantu yang disukai
19
Keinginan mami Dewa Dewa
20
Salah paham?
21
Korban salah paham
22
Korban salah paham part 2
23
Sate lontong
24
Aksi korban salah paham
25
Mulai curiga
26
Satu hari sebelum bertemu
27
Ketahuan?
28
Berdua Dewa
29
Signal bahaya
30
Siap dijodohkan
31
Marah
32
Marah part dua
33
Wajib datang bareng?
34
Kehujanan
35
Otw ke rumah Emily
36
Deg degan
37
Deg degan part 2
38
Lamaran
39
Jodoh Nagita
40
Jadi bahan gibah
41
Niat jahat Nirma
42
Manis
43
Masih kisah yang manis
44
Alur jodoh Emily dan Nagita
45
Selalu diganggu
46
Intimate wedding
47
Menjaga calon istri
48
Eksekusi
49
Setelah eksekusi
50
Alasan terlambat
51
Pembalasan
52
Otewe jodoh Nagita
53
Pamit
54
Ketahuan?
55
Canggung
56
pertemuqn yang ngga menyenangkan
57
Bertemu calon besan
58
Kenyataan yang terbuka satu persatu
59
Penyebab sakit mama Nagita
60
Karma buruk Mama Nagita
61
Dibalas dengan indah
62
Semakin mesra
63
Hampir selesai
64
Yang lagi romantis
65
Agni dan Cleora membalas lagi
66
Ex Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!