Tetua Yin

Lin Hua sedikit kaget saat ditarik paksa oleh Raja Naga. Dia mencoba melepaskan diri. Akan tetapi, Raja Naga malah membuatnya terkurung di dalam lingkaran pelindung yang terbuat dari sihir.

Lin Hua mencoba beberapa kali untuk menghilangkan pelindungnya. Namun, sia-sia saja, lingkaran sihir itu tidak mudah dihancurkan kecuali Raja Naga sendiri yang membukanya.

Qiu Han yang melihat itu tentu saja kesal. Dia bukan tidak tahu siapa yang berdiri di depannya, hanya saja jika menyangkut Lin Hua apa pun akan dilakukan oleh pemuda itu, meski nyawa taruhannya.

Raja Naga masih diam, menulikan telinga dari teriakan Lin Hua yang memintanya untuk dibebaskan. Dia melipat tangan di dada dengan pongah mengangkat dagu ke arah Qiu Han seolah-olah menantang pria itu. Qiu Han berdecak sebal.

"Lepaskan dia!" titah Qiu Han.

"Siapa kau! Berani memerintah ku!"

"Aku, Qiu Han dari Klan Phoenix."

"Hanya mahluk magis, tetapi berani sekali melawanku! Berterima kasihlah, karena aku tidak membunuhmu saat ini!" seru Raja Naga dengan mata yang menyorot tajam.

Qiu Han yang kadung jengkel, lantas menyerang dengan satu pukulan angin, Raja Naga dengan cepat menghindar. Daun-daun kering berterbangan di saat keduanya mulai saling beradu. Qiu Han terus menyerang Raja Naga dengan brutal, dia seakan tak memberikan celah untuk Raja Naga membalasnya.

Tidak ada raut ketakutan di wajah Raja Naga. Dia menghadapinya dengan tenang sesekali tersenyum dingin. Qiu Han adalah orang pertama yang berani menyerangnya duluan. Raja Naga akui, tentang keberanian Qiu Han. Sebab, sejauh ini belum ada yang berani berduel dengannya.

Lin Hua yang melihat itu sangat ketakutan. Dia takut Qiu Han terluka karena dirinya. Dalam hati gadis itu terus merutuk perbuatan Raja Naga.

Tak ingin diam saja melihat perkelahian dua lelaki di hadapannya. Lin Hua mencoba untuk menghancurkan segel pelindung yang mengurungnya. Dia terus berusaha mengeluarkan kemampuannya, namun seberapa kuat dia berusaha, segel itu tetap tidak menunjukkan keretakan sedikitpun.

Raja Naga masih tenang, dia belum terpancing untuk menyerang Qiu Han. Yang dilakukan Raja Naga hanya terus menghindar. Tak ada satu pun pukulan Qiu Han yang mengenai tubuhnya, bahkan jubahnya tidak tergores sedikit pun.

Melihat serangannya tidak sekalipun mengenai sasaran, pria muda itu menghentikan aksi brutalnya. Mengatur napas yang kian memburu, gelombang amarah dalam dirinya terus berkobar, jiwa pelindung ksatria dari Klan Phoenix sangat mendominasi dalam dirinya.

Raja Naga memperhatikan Qiu Han dengan wajah datar. "Hanya dengan kemampuan rendahan berani menyerangku!" sinis Raja Naga.

"Lepaskan Nona Lin, dia hanya tidak sengaja mengganggu waktumu! Kenapa Anda justru  menahannya!?" tanya Qiu Han.

"Lancang!" teriak Raja Naga. "Siapa kau berani memerintah ku!"

"Jika menyangkut Nona Lin Hua, aku tidak peduli siapa pun dirimu!" Qiu Han seakan menantang Raja Naga untuk mengulitinya.

"Baiklah, aku sudah berbaik hati untuk tidak membunuhmu, tetapi sepertinya kamu sendiri yang menginginkan kematianmu," ucap Raja Naga. "Ucapkan selamat tinggal pada kekasihmu. Setelah itu, aku akan mengabulkan keinginanmu—mengakhiri hidupmu!"

Lin Hua yang mendengar itu menjadi panik. Dia berteriak berang. "Kakak Qiu Han pergilah! Jangan khawatirkan aku!"

"Tidak Hua'er! Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!" bantah Qiu Han.

Raja Naga memutar bola matanya, sangat memuakan melihat drama di depannya.

"Kakak Qiu Han, kumohon pergilah! Selamatkan nyawa Nona Wen Fei terlebih dulu. Jangan pikirkan aku!"

"Apa! Apa yang terjadi dengan Nona Wen Fei?" tanya Qiu Han.

"Nona Wen Fei terkena racun iblis yang mematikan. Yang bisa mengobatinya adalah mereka yang memiliki elemen cahaya," jawab Lin Hua.

"Berhentilah berdiskusi! Siapa yang menyuruhnya untuk pergi? Siapa pun yang berani menyerangku, maka dia akan berakhir dengan tragis di tanganku!" ujar Raja Naga.

Raja Naga tetaplah Raja Naga, dia tidak akan mudah memaafkan orang lain begitu saja. Apa lagi orang itu sudah berani mengeraskan suara di hadapannya, maka bersiaplah terima kematian.

"Yang Mulia Long Wang, kumohon ampuni Kakak Qiu Han. Aku berjanji akan mengikuti perintahmu apa pun itu." Lin Hua memohon dengan sungguh-sungguh.

"Hua'er apa yang kau katakan!" protes Qiu Han.

Raja Naga menyembunyikan senyum bahagia di wajahnya. Sedari tadi dia menunggu ucapan itu keluar dari mulut Lin Hua.

Sedangkan Klan Phoenix, mereka adalah mahkluk yang arogan, mereka tidak akan menunduk di hadapan siapa pun terkecuali Kaisar Langit dan juga para Klan Naga, mengingat kemampuan mereka di bawah Klan Naga, mereka tentu takut, apa lagi saat ini mereka dihadapkan langsung oleh penguasa para naga dan juga penguasa seluruh mahkluk di air.

Alasan Raja Naga tidak melukai Qiu Han, karena dia tidak ingin Lin Hua membencinya. Dari tadi dia hanya menggertak saja untuk membuat Qiu Han takut, tetapi pemuda itu justru menunjukkan taringnya, membuat Raja Naga kesal.

"Kakak Qiu Han, meminta ampun lah pada Yang Mulia Long Wang. Setidaknya demi menyelamatkan Nona Wen Fei," ujar Lin Hua. "Jika Nona Wen Fei tidak dapat diselamatkan, maka aku tidak akan memaafkan diriku sendiri."

Lin Hua adalah pelayan kepercayaan Wen Fei, dia merasa sangat bersalah, karena tidak bisa melindungi sang nona dengan baik. Meskipun sepenuhnya bukan kesalahannya. Namun, sebagai bawahan sudah seharusnya melindungi sang tuan, meski nyawa mereka taruhannya.

Wen Fei adalah putri dari seorang Raja yang memimpin Klan Phoenix. Dia adalah putri satu-satunya yang sangat dimanjakan, mempunyai dua pelayan pribadi. Yaitu, Lin Hua dan juga Ling-Ling.

Lin Hua tidak memiliki orang tua, dia hidup sebatang kara. Nona Wen Fei dengan senang hati membawanya ke istana dan menjadikan Lin Hua sebagai pelayan pribadi.

Meski menjadi pelayan pribadi, tetapi Wen Fei sama sekali tidak mengekang. Lin Hua maupun Ling-Ling boleh pergi bermain ketika Wen Fei sedang beristirahat. Itulah sebabnya, Lin Hua dengan mudah berkeluyuran di hutan perbatasan.

Karena phoenix merupakan makhluk surgawi, maka mereka dianugerahkan kemampuan merubah wujud seperti manusia. Akan tetapi, tidak semua mereka memiliki elemen cahaya, hanya phoenix terpilih yang mendapatkan elemen cahaya, ya, salah satunya Qiu Han. Pria itu diam-diam memiliki elemen cahaya.

Qiu Han masih bingung harus berbuat apa, di satu sisi dia harus menyelamatkan Putri Raja, tetapi di sisi lainnya dia berat meninggalkan Lin Hua bersama Raja Naga. Apa lagi, Raja Naga terkenal temperamental.

"Karena hari ini suasana hatiku sedang baik, maka kali ini aku akan mebebaskanmu, tetapi ingat! Lain kali jangan coba-coba mengusikku. Atau kau akan tahu akibatnya," ancam Raja Naga.

"Baik, tapi berjanjilah, bahwa Anda tidak akan menyakiti Nona Lin."

***

Di atas tepian jurang Raja Naga berdiri memandang perkampungan di bumi manusia. Nampak gersang dan tak terurus. Rahangnya mengeras seketika dengan mata yang berubah tajam.

Perhatiannya teralihkan pada sesosok pria tua berdiri membungkuk, di depannya ada sebuah meja kayu, di atas meja terdapat tiga dupa dengan wewangian yang mengundang para makhluk gaib. Di samping dupa ada dua kendi berisi air kembang.

Saat kakek itu hendak melakukan ritual pemujaan, tiba-tiba seseorang menegurnya dari belakang.

"Tetua Yin, apa yang Anda lakukan?" tanya orang itu.

"Meminta hujan. Firasatku mengatakan hari ini Dewa Pelindung kita akan datang berkunjung. Dia akan segera mendengar pemujaan ku."

"Tetua Yin, sudah setahun kita melakukan pemujaan terhadapnya, tetapi hujan yang kita harapkan tak kunjung turun. Lihatlah, banyak warga yang mati kelaparan karenanya."

Kepalan tangan Raja Naga semakin mengeras, giginya bergemeletuk menahan amarah. Dia tidak pernah menyangka jika Dewa Hujan mengabaikan tugas untuk menurunkan hujan.

"Percayalah padaku, hari ini hujan akan turun." Tetua Yin sangat yakin dengan firasatnya.

Hal itu membuat orang-orang mencibirnya, bahkan secara terang mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap Dewa Pelindung—Sang Raja Naga.

"Baiklah, tapi jika hujan tidak turun, maka kami akan memenggal kepalamu!" seru pria berbadan tegak kemudian diangguki oleh yang lainnya.

Tetua Yin mengembuskan napas kasar. Dia sendiri tidak tahu kenapa dia sangat seyakin itu, tetapi selama hidupnya firasatnya tidak pernah salah. Kali ini pun dia yakin jika firasatnya tentang hujan adalah kebenaran.

"Baiklah, akan kuserahkan kepalaku jika firasatku tidak terbukti," balas Tetua Yin. "Tetapi jika hujan benaran turun, maka aku akan meminta imbalan dari kerajaan."

Mendengar perkataan Tetua Yin, mereka semua mengangguk setuju. Seseorang ditugaskan untuk memberitahu kabar ini pada Raja di istana.

Tetua Yin mengundurkan waktu untuk melakukan pemujaan. Dia akan menunggu balasan dari Raja terlebih dahulu.

Di atas jurang, Raja Naga masih dengan sabar menunggu. Dia terus memperhatikan interaksi para manusia dan sesekali tersenyum kecil.

Tiba-tiba di sampingnya muncul siluman kera—Sun Go Kong. Raja Naga yang kaget langsung mendelik tajam.

"Tidak bisakah kamu tidak membuatku kaget!" protes Raja Naga

Sun Go Kong tersenyum nakal. "Kenapa tidak mengajakku mengunjungi manusia. Tahu begitu aku akan menyiapkan beberapa hadiah untuk para gadis."

"Bedebah!"

*****

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

🎧✏📖

🎧✏📖

semangat pagi😁

2024-11-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!