Pertemuan dan amarah

Pagi yang begitu cerah membawa semangat yang membara untuk semua mahasiswa baru teknik geofisika tapi tidak dengan kesialan Hellena yang tidak pernah tercatat didalam kalender. Gadis itu sudah bangun pagi untuk mempersiapkan masa orientasinya hari ini tapi kendati pergi cepat untuk menghindari amarah para senior, Ia harus menahan kesal karena mobilnya yang tidak bisa hidup padahal belum lama ini sudah dibawa ke bengkel.

"Mau nebeng jonathan tapi dia udah berangkat dari tadi, aduh mana tinggal setengah jam lagi acaranya mulai. Gimana ya? Yosea udah sampai mana ya?" Monolognya pada diri sendiri sambil memandang halaman chatnya dengan sahabatnya itu.

Beberapa saat kemudian, Yosea datang menggunakan motor sesuai permintaan Hellena. Sebenarnya jadwal kuliah Yosea nanti sore tapi dia ke rumah Hellena dengan keadaan masih memakai piyama setelah mendapat teror puluhan panggilan dari Hellena. "Kenapa mobilmu bisa mogok disaat seperti ini, Helena?! Untung aku ga tidur kebo" Jengkel Yosea sambil memberikan helm kepada Hellena yang hanya cengengesan padanya.

"Sorry banget. Yos. Hari sial ga pernah ada di kalender. Kamu bisa ngebut kan ya? Takut banget entar dimarah senior karena terlambat."

"Aku usahain tapi gimanapun ya ini tinggal 20 menit, Hellena. Ga yakin ga terlambat tapi aku usahain deh ya. Pegangan, nanti bukannya sampai kampus malah ke rumah sakit." Setelah mengatakan itu Yosea menancap gas motor maticnya itu, melintasi jalanan yang tidak terlalu ramai, syukurlah setidaknya tidak mengalami kemacetan sebagai kesialan yang kedua.

Sesuai dugaan Yosea, tidak akan bisa sampai ke kampus tepat waktu karena ya jarak rumah Hellena ke kampus cukup memakan waktu. "Cepet baris di belakang, mengendap aja biar ga ketahuan. Aku pulang ya, masih ngantuk ini semalem aku bergadang karena nonton drama." Pamit Yosea lalu menghilang dari pandangan.

Hellena dengan wajah tanpa dosa berjalan pelan menuju barisan paling belakang, kebetulan semua senior ada di depan barisan jadi dia tidak akan terlihat saat memasuki barisan mahasiswa baru.

"Syukurlah, ga ketahuan." Monolognya sekali lagi sambil menarik napas setelah olahraga jantung bersama Yosea di jalanan. "Siapa yang suruh kamu masuk barisan?!" Suara dingin tapi tidak kejam berasal dari belakang dirinya, Hellena membalikkan badan pasrah menatap arah pemilik suara.

"Maaf, Bang."

"Kamu tau ini udah jam berapa?! Kan tatib udah disebar dari beberapa hari yang lalu untuk dilarang terlambat."

"Iya, Bang. Maaf saya terlambat karena tadi... "

Lelaki itu menarik Hellena untuk ikut dengannya sedikit menjauh dari barisan. Banyak pasang mata memperhatikan mereka, bagaimana tidak? Hellena adalah satu-satunya mahasiswa baru yang terlambat di hari pertama orientasi. Sungguh malang.

"Kenapa kamu bisa terlambat?"

"Mobil saya mogok, jadi saya kesini nebeng sama temen saya pakai motor dan jarak rumah saya kesini juga cukup jauh. Jadi, saya mohon maaf bang kalau saya terlambat hari ini"

"Dimana nametag kamu?"

"Ini, Bang" Jawab Hellena sambil menunjuk saku depan kemejanya dan disana tidak ada pengenal nama. Hellena kembali menggerutu didalam hati. Hari ini benar benar hari sialnya.

"Nama kamu siapa?"

"Hellena Alexa."

"Masuk barisan dan jangan buat kesalahan lagi."

Gadis itu sedikit mengucap syukur setidaknya dia tidak akan mendapat hukuman yang lebih dari diinterogasi seperti tadi. Sebelum beranjak pergi, Ia sempat mengeja nama senior yang dingin dihadapannya pada baju korsanya 'Elvander Daniel' Hellena harap dia tidak akan bertemu dengan lelaki ini lagi di kebetulan apapun itu.

Tidak hanya Hellena tapi Daniel juga memandang kepergiannya dengan begitu lekat. Sebenernya gadis itu tidak begitu terlambat hanya 5 menit saja tapi Daniel cukup tertarik dengan Hellena saat melihatnya mengendap seperti pencuri memasuki barisan mahasiswa.

Orientasi mahasiswa dilakukan selama tiga hari dan di hari pertama adalah kegiatan mahasiswa bersama para senior sebelum benar-benar mendapatkan materi pengenalan dari dosen sebagai narasumber. Orientasi yang dilakukan juga tidaklah begitu menyeramkan, selama tidak. melanggar tata tertib dan berperilaku yang baik tidak akan ada masalah apapun.

Daniel memperharikan setiap barisan, Ia juga telah selesai. memberikan kata sambutan beberapa menit yang lalu, tugasnya sekarang hanya mengawasi setiap barisan mahasiswa baru.

"Akhirnya kegiatan ini selesai" Hellena menghela napas panjang setelah menjalani hari yang panjang. Kegiatan yang tanpa henti walau hanya duduk sambil mendengar dan menyerap setiap kata yang keluar dari mulut senior dan narasumber itu cukup menguras energinya. Ia harus berubah menjadi tangguh tapi setidaknya sedikit membuatnya sibuk dan lupa dengan hal-hal yang membuat hatinya sakit.

"Kakak udah lama nunggunya?"

"Belum, barusan juga selesai. Untung kamu jemputnya cepat." Sahut Hellena lalu naik ke motor milik Jonathan, sebelumnya dia juga sudah menyuruh adiknya itu untuk memanggil montir ke rumah untuk memperbaiki mobil, Ia tidak mau besok akan menjadi hari sial berikutnya.

Daniel bersama beberapa temannya sedang nongkrong di kamarnya, mereka sedang memainkan play station dengan segala huru-hara yang mereka buat. "Vel, kemaren gue udah nelpon lu belasan kali tapi kenapa ga lu angkat?" Tanya Daniel seketika mengingat panggilan kemaren sore yang tidak Ravelo jawab hingga belasan kali.

"Ga ada, ga ada panggilan masuk juga. Gue kira kemaren kita ga jadi makanya ga dateng, janjinya juga kan lu nelpon."

"Udah ya! Udah gue telpon, noh liat!" Sahutnya sambil memberikan ponselnya pada teman laknatnya itu. Ravelo memicingkan mata mengeja setiap angka. Dari awal hingga angka ke sepuluh itu benar setelah itu salah.

"Ini bukan nomer gue, Alvander Daniel. Lu salah nelpon orang."

"Gue hapal nomer lu, ujungnya 19 kan?"

"29, ege. Lagian nyuruh lu instal ulang hp lu siapa sih?!" Kesal Ravelo karena dia disalahkan atas hal yang tidak dirinya buat. Nomor telepon Daniel dan Ravelo hanya berbeda dua angka akhir saja jadi memang mudah dihapal tapi siapa mengira Daniel salah mengetik angka karena terburu-buru, lagian pemilih nomor itupun tidak mengangkat panggilannya jadi tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan.

"Oh yaudah, sorry lagian kemaren emang ga jadi" sahut Daniel cuek sambil terus fokus memainkan game didepannya.

"Besok aja gimana? Harus jadi sih" Usul Niko menunggu jawaban dari keempat temannya.

"Gas aja sih, lagian udah lama juga kan kita ga pada futsal" Sambung Diego menyetujui usul Niko dan diberi anggukan juga oleh Julian.

Kemarin mereka seharusnya latihan futsal di lapangan biasa yang mereka sewa tapi karena Ravelo tidak bisa dihubungi karena memang kesalahan dari Daniel membuat mereka membatalkan rencana mereka. Padahal kemarin Daniel sengaja membeli sepatu baru agar dia pakai.

"Oke, besok kita ajak mereka Rafael buat lawan kita. Gue udah ga sabar nendang kakinya."

"Lu masih ga suka sama Rafael? Gegara dia rebut posisi lu jadi kapten tim turnamen Dekan Cup?" Tanya Julian penasaran meminta kejujuran Daniel.

Mereka semua tahu bahwa hubungan Daniel dan Rafael tidak cukup baik, bisa dikatakan mereka perang dingin karena ambisi masing-masing, lebih tepatnya Rafael yang selalu ingin mendapatkan apa yang Daniel inginkan.

"Ga sih, cuman pengen ngelakuin apa yang dia lakuin aja ke gue waktu itu. Gue cedera waktu itu kan gegara tuh bocah sampai harus pakai gips, untung nih kaki cederanya ga parah-parah banget." Semuanya hanya mengangguk mengiyakan apa yang Daniel katakan.

Posisi kapten di tim futsal memang cukup populer di fakultas mereka, terlebih Daniel dan tim sudah menjuarai piala kebanggaan itu selama tiga tahun beruntun dan Rafael masih menjadi rivalnya hingga sekarang. Jadi, tidak heran jika Rafael berambisi mengambil posisi tersebut dan tidak mau ada dibawah Daniel terus-menerus.

Episodes
1 Hellena dan dunia baru
2 Pertemuan dan amarah
3 Kebetulan yang disengaja
4 Mengubah masalalu?
5 Tidak semudah mengupas kulit bawang
6 Rencana mendekati Hellena
7 Kenangan yang menyakitkan
8 Kebetulan atau takdir Tuhan?
9 Daniel dan bayangan masalalu
10 Dua pasang sejoli
11 Seharian bersama
12 Orang ketiga
13 Kue kering
14 Kencan?
15 Sup ayam disaat hujan
16 Insiden
17 Api cemburu
18 Dilema
19 Seminar proposal
20 Resmi?
21 Di Antara Jam Kuliah dan Rindu
22 Pertandingan futsal
23 Panggilan video
24 Cita rasa kue baru dan janji
25 Rahasia?
26 Menjadi posesif?
27 Peringatan
28 Merayakan kemenangan
29 Keberuntungan
30 Undangan pesta
31 Pertemuan terakhir
32 Kencan di malam minggu
33 Pesta ulang tahun
34 Kembali lagi?
35 Keraguan di kesunyian malam
36 Romantisasi hubungan
37 Hutang janji
38 Lunas
39 Waktu berkualitas (1)
40 Waktu berkualitas (2)
41 Sedikit mengusik
42 Mulai curiga?
43 Bersama keluarga Daniel (1)
44 Bersama keluarga Daniel (2)
45 Malam dan hujan
46 Persiapan pulang kampung
47 Hubungan jarak jauh
48 Berkunjung ke rumah Arash
49 Bertemu keluarga Arash
50 Sampai ketiduran
51 Kejutan
52 Masak besar
53 Kulineran bareng
54 Seharian di rumah
55 Berkunjung ke masa lalu
56 Deep talk
57 Pulang
58 Kecurigaan
59 Terbongkar
60 Menyusun kepingan yang hancur
61 Penjelasan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Hellena dan dunia baru
2
Pertemuan dan amarah
3
Kebetulan yang disengaja
4
Mengubah masalalu?
5
Tidak semudah mengupas kulit bawang
6
Rencana mendekati Hellena
7
Kenangan yang menyakitkan
8
Kebetulan atau takdir Tuhan?
9
Daniel dan bayangan masalalu
10
Dua pasang sejoli
11
Seharian bersama
12
Orang ketiga
13
Kue kering
14
Kencan?
15
Sup ayam disaat hujan
16
Insiden
17
Api cemburu
18
Dilema
19
Seminar proposal
20
Resmi?
21
Di Antara Jam Kuliah dan Rindu
22
Pertandingan futsal
23
Panggilan video
24
Cita rasa kue baru dan janji
25
Rahasia?
26
Menjadi posesif?
27
Peringatan
28
Merayakan kemenangan
29
Keberuntungan
30
Undangan pesta
31
Pertemuan terakhir
32
Kencan di malam minggu
33
Pesta ulang tahun
34
Kembali lagi?
35
Keraguan di kesunyian malam
36
Romantisasi hubungan
37
Hutang janji
38
Lunas
39
Waktu berkualitas (1)
40
Waktu berkualitas (2)
41
Sedikit mengusik
42
Mulai curiga?
43
Bersama keluarga Daniel (1)
44
Bersama keluarga Daniel (2)
45
Malam dan hujan
46
Persiapan pulang kampung
47
Hubungan jarak jauh
48
Berkunjung ke rumah Arash
49
Bertemu keluarga Arash
50
Sampai ketiduran
51
Kejutan
52
Masak besar
53
Kulineran bareng
54
Seharian di rumah
55
Berkunjung ke masa lalu
56
Deep talk
57
Pulang
58
Kecurigaan
59
Terbongkar
60
Menyusun kepingan yang hancur
61
Penjelasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!