Bab 5

Jarak keduanya yang semakin dekat, Galih yang terus memajukan wajahnya saat Rosa memanggil namanya.

Tersenyum akhirnya Galih, istri yang bari di kenal beberapa jam namun penurut.

Kring!

Disaat Galih sudah memutus jarak mereka eh malah suara telp berdering.

"Itu bukan milikku." ucap Galih saat tanpa sadar Rosa mengerutkan keningnya.

Namun, Rosa menepuk jidatnya.

"Punyaku, Bang. Tapi dimana?" lupa Rosa menyimpannya.

"Ini," Galih yang memberikan hp istrinya jauh dari kata mewah alias jadul. Hp Rosa ada di atas nakas samping tasnya saat siang tadi memang disimpan disana setelah selesai di rias.

Galih yang duduk di samping istrinya, bukan bermaksud menguping tapi memang suka ternyata memandang wajahnya itu. Galih tidak menyadari hal itu.

Rosa tidak masalah jika di dengar atau tidak suaminya saat dia menerima telp.

Karena mengingat pesan almarhumah ibunya dulu.

Nak, kelak kamu menikah. Pesan ibu cukupi kebutuhan suamimu dari mulai perutnya, keperluannya, hingga servisnya. Jangan ada yang kamu sembunyikan darinya, jujurlah walau itu menyakitkan. Jadilah pakaian yang bisa menghangatkannya dan juga jadi rumah untuk kembalinya.

Kata kata itu selalu Rosa ingat hingga saat ini.

"Assalamualaikum," sapa Rosa saat mengangkat hpnya.

"Kamu dimana? Sudah malam bukan pulang malah keluyuran entah dimana? Cepet pulang!" titah Bibinya.

Galih saja bisa mendengar dengan jelas ocehan di seberang telp yang memarahi istrinya.

Hampir saja telpnya akan di rebut oleh Galih, tidak terima jika istrinya di omeli tanpa jelas alasannya.

Namun Rosa menahannya dengan tangannya, memberikan anggukan kepala sebagai tanda bisa mengatasinya saat ini.

"Bi, aku menginap ada keperluan. Besok aku akan pulang, karena memang aku kerja. Ada apa Bi?" sopan Rosa.

"Aku butuh uang, kirimkan sekarang! Besok tidak ada uang saku buat sepupumu!" perintahnya.

Padahal dia yang meminta namun seolah dia yang memilikinya. Sungguh jaman sudah berubah, dimana adab tidak di perlukan.

"Iya, Bi. Tunggu sepuluh menit ya," jawab Rosa.

"Ya sudah, aku tunggu," ucapnya yang kemudian menutup telpnya. Bukan berterima kasih namun bertindak tidak sopan.

"Bang, sebentar ya. Aku pasti jelaskan, sabar aku akan kirim uang padanya dulu." pinta Rosa yang membuka apk M-banking nya lalu dikirimnya uang yang di perlukan orang rumahnya.

Galih hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, melihat istrinya itu tidak marah dan sabarnya bukan main. Di marahi dan juga di paksa malah masih menuruti kemauan keluarganya.

Hatimu terbuat dari apa Rosa? Aku kagum padamu, walau kamu belum menjelaskan semuanya. Aku rasa aku harus menyelidikimu langsung dari Sely. Ya Sely, batin Galih.

"Bang, itu Bibiku yang meminta uang yang biasa aku berikan. Jangan marah padanya ya, aku tinggal dengan mereka dan otomatis harus membantu meringankannya. Aku harap Abang tidak keberatan jika aku masih terus berlaku sama dengan mereka seperti sebelumnya. Aku akan mengenalkanmu padanya dan itu pasti," jelas Rosa.

"Sebaiknya kita tidur, besok kita lanjutkan ini." pinta Galih.

Sudah hafal jika jiwa istrinya itu sangat dermawan dan baik hati. Jika dilarang pun akan memilih jalan lain demi keluarganya dan belum tahu seperti apa keluarganya pada istrinya itu.

"Tidur dimana?" polos Rosa.

"Di tempat tidur, kita sudah menjadi pasangan yang harus berbagi semuanya," entah ada sindiran atau tidak dalam kata Galih kali ini.

"Hem," paham Rosa yang akhirnya mengikuti ucapan suaminya.

"Aku belum siap jika Abang meminta haknya," takut sebenarnya Rosa membayangkan harus menyerahkan saat ini juga.

"Aku paham, kita hanya tidur saja," ucap Galih.

"Bang," ucap Rosa yang masih belum tenang.

"Apa lagi? Ini sudah dini hari. Besok saja di lanjut kita bicarakan. Lagian kita disini lama sampai tiga hari baru pulang," ucap Galih yanh sudah menutup matanya.

"APA! 3 HARI!!" teriak Rosa tanpa sadar.

"Kenapa berteriak, Ros? Kan itu sudah hal yang wajar bagi pasangan suami istri baru pada umumnya," jelas Galih.

"Tapi tidak dengan kita yang tidak pada umumnya," lanjut Galih.

"Benar, Bang. Tapi besok aku kerja, bagaimana ini?" bingung Rosa.

"Ambil cutimu kalau bisa," saran Galih yang akhirnya membuka matanya kembali.

"Maaf, Bang. Tapi aku ga berani," jawab Rosa.

"Apa salahnya di coba. Tidak rugikan. Jika dapat ya kita tetap disini untuk bisa mengenal satu sama lainnya." santai Galih.

Jika aku bisa sembunyikan dirimu, sudah pasti aku lalukan. Harusnya aku berterima kasih x ya dengan Kalina yang sudah meninggalkan pesta ini. Akhirnya bisa menemukan berlian dan membuang batu kali. Batin Galih.

"Iya, Bang. Ini lagi aku kirim ke email atasanku," ucap Rosa yang memang sudah menyiapkan di arsip emailnya seandainya hal seperti ini terjadi karena dadakan.

"Ya sudah ayo tidur," ajak Galih yang memejamkan matanya.

*

Esok paginya ternyata Galih sudah lebih dulu terbangun untuk menunaikan ibadah sholat subuh yang sebentar lagi akan berkumandang. Sempat memandangi wajah istrinya yang masih terlelap di dunia mimpinya itu dan tersenyum.

Tapi saat keluar dari kamar mandi Rosa pun sudah duduk di atas tempat tidur.

"Bang kenapa ga bangunin aku juga," tanya Rosa yang sebenarnya terkejut saat bangun di kamar yang berbeda dan terasa asing. Namun terdiam beberapa menit yang akhirnya ingat jika saat ini statusnya berubah.

"Masih belum shubuh, ga tega banguninnya," ucap Galih.

"Sholat wajib, Bang. Harus tega bangunin jangan sampai lalai,"omel Rosa.

Tumben dia ngomel, memang benar juga sih. Batin Galih.

"Tuh baru terdengar suara adzannya," ucap Galih.

"Abang tunggu ya, aku ke kamar mandi dulu," pinta Rosa.

Di angguki oleh Galih, lalu Rosa masuk ke dalam kamar mandi. Setelah itu keduanya sholat berjamaah untuk pertama kalinya saat statusnya berubah menjadi pasangan.

Ya Allah jika memang ini jodohku, kuatkan hubungan kami dengan ridhomu. Berilah kemudahan setiap langkah dalam menuju ridhomu dalam mengarungi bahtera ini. Aku telah ridho menjadi istrinya saat ini ya Rob. Batin Rosa saat berdoa selepas sholat.

Sedangkan Galih berdoa penuh harapan yang tidak jauh dari istrinya itu. Kemudian Rosa mencium telapak tangan suaminya dengan ta'jim dan Galih mencium kening istrinya sebagai balasannya.

Setelah merapihkan itu, Galih mengajaknya duduk kembali di sofa.

"Apakah bisa cuti?" Tanya Galih.

"Tunggu jam sembilan, Bang. Baru ada hasilnya," jawab Rosa.

"Baiklah. Ayo kita kenalkan masing masing keluarga agar bisa saling mengenal satu sama lainnya," pinta Galih yang itung itung pacaran setelah menikah.

"Aku Rosa Dewi Putri, anak tunggal dan yatim piatu dari almarhum Abdul Rozak di usiaku 12 dan Almarhumah Aminah di usiaku 17, aku tinggal bersama bibiku Amanah sejak ibuku tiada hingga saat ini," jelas Rosa.

"Pacar? Apakah kamu punya?" tanya Galih.

Deg!

Mas Dirga, batin Rosa.

...****************...

Terima kasih semuanya yang selalu menanti up daru mommy.

Like dan komentarnya ya di tunggu.

Terpopuler

Comments

ziear

ziear

siap kak

2024-07-26

0

Moh Rifti

Moh Rifti

up

2024-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101 tamat
102 promo karya baru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya baru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101 tamat
102
promo karya baru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya baru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!