Non-Bleeding Pain

Taman. adalah tempat zia sekarang setelah kelasnya bubar zia menyempatkan ke taman sebentar. Zia termenung lama di taman tanpa menyadari jika langit sudah berubah menjadi gelap. "seperti biasa melelahkan,," cewek itu menghela nafas kasar.

Alinzia Alsya Putri. Sering di panggil zia / zii oleh orang terdekatnya. Perempuan yang tinggal sendirian hidup sebatang kara tanpa sosok keluarga. Bekerja di salah satu kafe yang lumayan dekat dengan kampusnya. Terkadang cewek itu sering berpikir kemana keluarganya?, apakah mereka sudah tidak ada atau mereka emang sengaja membuangnya. Zia tidak tau, air matanya turun begitu saja ketika mengingat tentang keluarganya.

"tuhan zia cape,, zia lebih baik mati aja,," zia terisak pelan sambil menggenggam kalung yang ia pakai. Kalung itu adalah kalung yang zia pakai dari kecil, sebenarnya ia tak ingat kalung itu dari siapa.

"gimana, Lo terimakan?"

Zia menoleh ke asal suara ia buru buru menghapus air matanya. Cewek itu mengernyit aneh ketika tau asal suara itu dari siapa. Hati zia memanas melihat kedekatan mereka, pikirannya kemana mana. Yang dilihatnya itu benar benar membuat hatinya sakit.

2 manusia berjenis kelamin berbeda itu berjalan ke tempat yang lebih sepi pengunjung. Tiba² jantung zia berdetak tak karuan ketika melihat pemandangan yang seharusnya ia tak lihat, ia melihat dengan sangat jelas mereka ber dua melakukan ciuman bukan hanya ciuman biasa tapi lumayan!.

Hati zia seakan teriris oleh pisau tajam!.

Apalagi posisi mereka sangat intim sekali, sang cewek duduk diatas pangkuan sang cowok!. Ke dua nya sangat agresif apalagi cewek nya. Cowok itu seakan pasrah apa yang dilakukan cewek itu dan juga menikmati sentuhan sentuhan yang ia berikan padanya.

Cewek itu melepaskan ciuman mereka tapi tangannya tetap berada di leher cowok itu. "gimana,, Lo mau kan sayang" ujarnya sensual. Ia membelai setiap inci wajah cowok itu. Sang cewek menatap cowok itu dengan intens dan sorot mata yang sulit diartikan.

Cowok itu menelan ludahnya kasar "hmm gue terima tawaran Lo,, asalkan-" belum sempat ia melanjutkan ucapannya bibirnya sudah di bungkam lagi oleh cewek itu dengan agresif.

Keduanya saling melumat, saling menukar Saliva satu sama lain. Ciuman yang panjang, keras dan dalam membuat keduanya tenggelam oleh nafsu gairah.

Sakit,,

Hati zia benar benar sakit melihat kejadian itu didepan mata nya sendiri. Hanya bisa diam tanpa mengatakan sepatah kata. Mata zia sudah memanas sedari tadi menahan sesak di dadanya. Zia terus menahan air matanya supaya tidak jatuh dengan mendongak ke atas tapi hasil nya nihil ia tak kuat lagi menahan rasa sakit itu, air matanya turun membasahi pipi putihnya. Zia menangis ke dua kalinya di taman dengan keadaan yang berbeda.

Waktu terus berputar dan zia masih betah di taman dengan keadaan yang menyedihkan mata sembab akibat terlalu banyak nangis. Tanpa zia sadari sosok yang zia tangisi sudah pergi sedari tadi ketika zia masih nangis.

"gue nyerah"

"tuhan kayaknya sekarang aja deh cabut nyawa gue, gue cape cape banget,,,"

Zia menatap taman sekitar dengan tatapan kosong "gue mau mati,,"

Air matanya kembali turun membasahi pipinya, entah keberapa kalinya ia menangis zia tak memperdulikannya. Entah kenapa hari ini benar benar kacau.

"Bunn aku tau kalau bunda ada,,,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!