Setelah pertemuanku dengan Nenek Seruni, malam itu aku bersandar di bawah pohon besar dengan dibawahnya terdapat jamur yang lunak yang sepertinya cocok untuk kujadikan bantal. Kegelapan malam mulai menyelimuti Hutan Ajaib, tetapi bintang-bintang yang berkilauan di langit berwarna-warni membuatku merasa tenang. Aku berbaring di rerumputan lembut, memandangi langit, memikirkan semua yang akan terjadi kedepannya.
Rumput disini sangat nyaman sekali, kupikir aku tidak perlu tilam untuk tidur disini. Dan udaranya juga begitu bersahabat, dimana aku tidak merasakan dingin dan panas yang membuatku nyaman berbaring dalam posisi apapun.
Sebenarnya Nenek itu menawariku rumah, tapi aku memilih untuk tertidur disini.
Kalau diingat - ingat aku memang suka berbaring di tempat dimana bintang-bintang terlihat dengan jelas. Bahkan aku sering tidak pulang demi melakukan itu, dan itulah yang membuat aku sering dimarahi Ayah.
Namun sesungguhnya Aku merindukan desaku, rumah sederhana tempat aku tinggal bersama Ayah dan Ibu, serta kehidupan yang selalu kujalani. Aku ingin menceritakan semuanya kepada mereka tentang Hutan Ajaib, Nenek Seruni, dan tugas yang kini kutanggung. Dengan tekad bulat, aku memutuskan bahwa esok pagi aku akan mencari jalan keluar dari hutan ini dan kembali ke desa.
Ketika fajar menyingsing, aku bangun dengan semangat baru. Udara pagi yang segar dan aroma bunga-bunga yang harum mengiringi langkahku. Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang kutemukan kemarin, berharap menemukan pintu kecil yang membawaku ke sini. Namun, seiring waktu berlalu, aku mulai merasa ada yang aneh. Meski aku sudah berjalan cukup lama, pintu itu tidak kunjung kutemukan.
Aku mencoba mengingat setiap detail perjalanan kemarin. Langkah demi langkah kuikuti kembali, tetapi sepertinya hutan ini berubah. Jalan setapak yang kuingat kini tampak berbeda. Pohon-pohon berdaun emas yang kulihat kemarin tampak lebih tinggi dan rapat, seolah-olah mereka sedang bermain petak umpet denganku. Aku merasa semakin tersesat, tapi tekadku belum padam.
"Aku harus menemukan jalan keluar," gumamku pada diri sendiri, mencoba menguatkan hati.
Aku terus berjalan, menelusuri setiap sudut hutan, tetapi hasilnya tetap sama. Hutan ini seakan-akan menghidupkan dirinya, menyesuaikan diri dengan langkah-langkahku, menutup setiap jalan keluar yang kutemukan. Rasa frustasi mulai menyelimuti hatiku. Keringat mengalir di dahiku, dan kakiku mulai terasa lelah. Aku duduk di bawah pohon besar, mencoba menenangkan diri dan memikirkan langkah selanjutnya.
Di saat aku sedang tenggelam dalam pikiran, Nenek Seruni tiba-tiba muncul di hadapanku, seolah-olah dia tahu aku sedang membutuhkan bantuannya. "Kansha, ada apa? Mengapa kamu tampak begitu putus asa?" tanyanya dengan suara lembut yang selalu menenangkan.
Aku melihatnya dengan tatapan penuh harap. "Nenek, aku ingin pulang. Aku ingin menceritakan semuanya kepada Ayah dan Ibu. Tapi aku tidak bisa menemukan jalan keluar dari hutan ini," kataku dengan suara bergetar.
Nenek Seruni tersenyum penuh pengertian. Dia duduk di sampingku dan meraih tanganku. "Kansha, Hutan Ajaib ini bukan tempat yang bisa ditinggalkan dengan mudah. Ada banyak hal yang harus kamu pelajari dan pahami sebelum kamu bisa keluar seperti yang Nenek katakan kemarin. Hutan ini memiliki cara sendiri untuk memastikan bahwa kamu siap sebelum kembali ke dunia luar."
Aku terdiam, mencerna kata-katanya. "Jadi, aku tidak bisa keluar sampai aku menyelesaikan semua yang harus kupelajari di sini?" tanyaku pelan.
Nenek Seruni mengangguk. "Betul, anakku. Tapi jangan khawatir. Setiap langkah yang kamu ambil di sini akan membantumu tumbuh dan mengerti lebih banyak tentang alam dan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya. Ini bukan hukuman, tetapi kesempatan."
Dengan sedikit kecewa namun penuh tekad, aku mencoba menerima situasi ini. Jika ini adalah bagian dari perjalananku, maka aku harus melaluinya dengan hati yang terbuka. "Baiklah, Nenek. Apa yang harus aku pelajari?" tanyaku, berusaha menunjukkan keberanian.
Nenek Seruni tersenyum lembut. "Mulai besok, kita akan belajar tentang banyak hal. Tentang tanaman, hewan, dan bagaimana semuanya saling terhubung dalam siklus kehidupan. Kamu akan memahami bagaimana keajaiban bekerja di sini, dan bagaimana membawa keajaiban itu kembali ke dunia luar."
Keesokan harinya, pembelajaranku dimulai. Pagi-pagi sekali, Nenek Seruni membawaku ke sebuah taman yang penuh dengan berbagai jenis tanaman dan bunga yang belum pernah kulihat sebelumnya. Setiap tanaman memiliki cerita sendiri, dan Nenek Seruni menjelaskan dengan sabar tentang manfaat dan rahasia masing-masing tanaman. Aku belajar tentang tanaman yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, tanaman yang bisa menyaring udara, dan bahkan tanaman yang bisa memberi cahaya di malam hari.
Hari-hari berikutnya diisi dengan pelajaran tentang hewan-hewan di hutan. Aku belajar berinteraksi dengan mereka, memahami bahasa mereka, dan merasakan kehadiran mereka sebagai bagian dari kehidupan hutan. Burung-burung dengan bulu berwarna-warni, kelinci-kelinci yang lincah, dan bahkan serangga-serangga kecil yang biasanya kuabaikan, semuanya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan hutan.
Semakin lama aku tinggal di Hutan Ajaib, semakin aku menyadari betapa banyak hal yang belum kuketahui. Setiap hari adalah petualangan baru, penuh dengan penemuan-penemuan yang menakjubkan. Hutan ini tidak lagi terasa seperti perangkap, tetapi lebih seperti rumah kedua yang penuh dengan keajaiban dan pelajaran berharga.
Dan suatu hari nanti, aku akan keluar dari sini, membawa semua yang telah kupelajari untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Namun, meskipun aku menikmati setiap momen di sini, kerinduan untuk pulang tetap ada di hatiku. Setiap malam sebelum tidur, aku memikirkan Ayah dan Ibu, bertanya-tanya apakah mereka merindukanku seperti aku merindukan mereka. Tapi setiap kali kerinduan itu menjadi terlalu kuat, aku ingat kata-kata Nenek Seruni: bahwa setiap langkah yang kuambil di sini akan membantuku membawa keajaiban kembali ke dunia luar.
"Aku siap, Nenek," bisikku pelan, meskipun Nenek Seruni tidak ada di dekatku. "Aku siap belajar lebih banyak dan membawa keajaiban ini kembali ke desaku. Aku akan sabar menunggu sampai saat itu tiba."
Sementara itu, aku akan terus berjalan di jalan yang telah ditunjukkan oleh Nenek Seruni, menikmati setiap keajaiban yang kutemui di sepanjang perjalanan. Karena aku tahu, dengan cinta dan harapan, keajaiban bisa terjadi di mana saja, bahkan di tempat yang paling tak terduga sekalipun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
☆White Cygnus☆
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
2024-06-24
1
piyo lika pelicia
huum aku terbawa alur cerita ini
2024-06-11
1
piyo lika pelicia
heem jangan begitu nak mereka pasti khawatir
2024-06-11
1