Perlahan kelopak mata indah itu bergerak sampai terbuka yang memperlihatkan mata hazel yang sangat cantik. Keduanya saling menatap sampai beberapa detik sampai akhirnya mata Ayleen melotot dan langsung menjauh dari Alam dengan melepaskan tangan Alam.
"Astaga!" pekik Ayleen dengan menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Kamu!" Ayleen tampak kaget melihat Alam. Namun, eksperesi wajah Alam malah bingung dengan wanita yang seperti mengenal dirinya.
"Kamu masih hidup?" tanya Ayleen membuat dahi Alam mengkerut.
Ayleen mendekati Alam dengan memegang pipi Alam yang terlihat memastikan pria itu memang manusia apa hantu.
"Astaga sungguh kamu masih hidup!" ucap Ayleen.
Alam menepis pelan tangan Ayleen.
"Maaf Nona apa kita pernah bertemu?" tanya Alam heran.
"Ya ampun, kamu pria yang tadi malam yang hampir tewas di pinggir jalan. Aku membawamu kerumah sakit dan langsung pergi. Karena melihat kondisi kamu tadi malam tidak memiliki kesempatan hidup. Maka dari itu aku langsung pulang. Karena takut pihak rumah sakit akan menyuruhku bertanggung jawab, biaya dan penguburan kamu! Iss mana ada uang aku untuk semua itu!" kelas Ayleen dengan mulut yang terus mengoceh seperti rel kereta api.
Alam mengingat-ingat kembali perkataan wanita yang belum berhenti mengoceh di depannya.
"Jadi dia wanita yang membawaku kerumah sakit!" batin Alam yang akhirnya mengingat Ayleen tanpa di cari dia bertemu sendiri dengan Ayleen.
"Huhhh untung saja kamu masih hidup. Jadi aku juga tidak akan merasa bersalah!" ucap Ayleen merasa lega.
"Kalau begitu terima kasih sudah membawa saya kerumah sakit! Saya permisi!" ucap Alam singkat yang langsung pergi.
"Hey tunggu!" Ayllen mengejar Alam dan berdiri di depan Alam.
"Ada apa lagi?" tanya Alam.
"Hmmm, tahun 2024 tahun yang sangat modern dan ada istilah semua tidak bisa gratis dan hanya mengucapkan kata terima kasih saja," ucap Ayleen dengan menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal sama sekali.
"Maksud kamu?" tanya Alam.
"Hmmm, apa salahnya menggantikan ucapan terima kasih dengan berupa tips gitu!" ucap Ayleen dengan basa-basi.
Hahhhhh.
Alam menghela nafas dan langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet dengan merek mahal.
"Apa ini cukup?" tanya Alam memberikan uang pecahan 100 ribu dan cukup tebal.
"Ini lebih dari cukup!" sahut Ayleen yang langsung menarik uang itu dengan cepat tanpa jaim sama sekali.
"Terima kasih tuan sudah menjadi orang tahu diri," sahut Ayleen dengan tersenyum lebar. Wajah alam hanya datar saja menanggapi melakukan Ayleen sejak tadi.
"Hmmm, kenalkan aku Ayleen!" gadis yang sejak tadi to the point itu mengulurkan tangan dan tidak disambut sama sekali oleh Alam.
"Isss apa salahnya menyambut ku!" Ayleen langsung mengambil tangan Alam dan membuat mereka bersalaman.
"Nama kamu siapa?" tanya Ayleen sok akrab. Alam tetap diam dan mungkin merasa tidak terbiasa dengan menghadapi wanita seperti Ayleen.
"Kamu tidak punya nama?"
"Atau nama kamu jelek!"
"Saya Alam!" sahut Alam yang menghentikan kalimat Ayleen yang akan semakin panjang jika dia tidak menjawab juga pertanyaan dari wanita yang kepo itu.
"Oh Alam! Oke makasih tuan Alam!" sahut Ayleen yang langsung pergi begitu saja setelah mendapatkan uang yang cukup banyak.
Alam geleng-geleng kepala dengan melihat kepergian Ayleen.
"Tidak basa-basi dan tidak jaim!" gumam Alam geleng-geleng kepala yang kembali melanjutkan langkahnya.
*********
"Huhhh mimpi apa aku dapat rezeki nomplok pagi ini!" Ayleen yang mengipas-ngipas uang yang baru saja di dapatkan dengan cuma-cuma langsung duduk di meja kerjanya.
Beberapa rekannya melihat tingkah Ayleen tampak biasa saja dan sepertinya keanehan Ayleen memang sudah menjadi tontonan dan bukan hal yang lumrah.
"Banyak banget, perasaan gajian masih lama!" celetuk wanita yang duduk di samping Ayleen yang juga pada meja kerjanya.
"Ini bukan uang gaji. Tetapi rezeki nomplok!" sahut Ayleen dengan sombong.
"Kok bisa?"
"Ruka kamu tahu tidak. Barusan aku bertemu dengan pria tampan dan terlihat cuek seperti opa-opa korea dan dia juga kelihatan sangat tajir. Lihat aku mendapatkan uang ini dari dia!" jelas Ayleen singkat.
"Kok bisa?" tanya Ruka.
"Ceritanya panjang!"
"Jangan-jangan kamu menjebak dia ya!" ucap Ruka dengan penuh rasa curiga.
"Isss sembarangan!" sangkal Ayleen.
"Argh sudahlah kamu tidak perlu tahu kronologi aslinya yang penting sekarang aku punya uang!" sahut Ayleen masa bodo dengan tanggapan Rukan dan Ayleen yang langsung menyimpan uang itu dan kembali bekerja yang langsung menghidupkan komputer.
*************
Bruk
Pintu terbuka keras dengan Alam yang masuk kedalam ruangan itu. Ada seorang pria tua yang duduk di sofa sembari membaca dokumen tetap santai walau pintu ruangan itu terbuka cukup sangat menggangu. Alam melangkah masuk yang langsung melemparkan dokumen di atas meja membuat pria itu mengangkat kepala
"Apa kau sudah tidak punya sopan santun!" sahut pria itu terlihat tidak suka dengan cara alam.
"Apa maksud kakek menyuruh wanita itu untuk mengawasi proyek ku?" tanya Alam.
"Wanita yang mana maksud mu?" tanya kekek tua.
"Istri muda kakek! Wanita yang sudah mencuci otak kakek selama bertahun-tahun!" jawab Alam dengan menekan suara.
"Jaga bicara kamu. Bagaimana pun dia adalah nenekmu!" sahut kakek Wijaya.
"Nenekku sudah tiada dan semua berkaitan dengan wanita itu!" tegas Alam.
"Kau terus saja menyalahkan istriku dalam setiap hal yang terjadi," sahut Wijaya.
"Aku tidak ingin basa-basi dan jawablah pertanyaanku. Apa maksud kakek menyuruh wanita itu untuk mengawasi proyek yang aku tangani sekarang?" Alam kembali mempertanyakan hal yang belum dijawab.
"Itu bukan hal yang besar dan kau tidak perlu bertanya alasannya. Kakek atau istri kakek yang mengawasi itu sama saja dan tidak ada hal yang harus dipermasalahkan!" jawab Wijaya.
"Jelas itu menjadi masalah. Karena aku tidak ingin ada mata-mata yang harus mengawasi pekerjaan ku," tegas Alam.
"Mata-mata katamu. Dia istriku dan apa yang dilakukannya juga adalah atas perintahku!" tegas Wijaya.
"Tapi aku tetap tidak suka dan jika aku melihat dia masih ikut campur dengan proyek yang aku tangani maka---"
"Maka apa!" sahut Wijaya memotong pembicaraan Alam.
"Alam jaga sikap kamu dan jangan semakin kurang ajar kepada Kakek. Apalagi mengancam Kakek dengan kata-kata kamu. Kamu mungkin CEO Di Perusahaan ini. Tetapi Perusahaan ini tidak sepenuhnya milik kamu dan saham Kakek masih berkembang di sini dan belum tentu semua untuk kamu. Meski kamu cucu tertua!" tegas Wijaya.
"Tapi meski Kakek juga memiliki kuasa di Perusahaan ini. Tapi aku juga tidak akan membiarkan orang luar yang ikut-ikutan dalam Perusahaan ini!" tegas Alam yang langsung pergi begitu saja.
"Dasar cucu kurang ajar, beraninya dia berbicara seperti itu kepadaku!" batin Wijaya menghela nafas.
"Mengurus Perusahaan besar saja bisa. Tetapi mengurus ibunya tidak bisa!" umpat Wijaya dengan kekesalan terhadap cucunya yang banyak memang tidak pernah takut sama sekali.
******
Karyawan yang fokus kerja masing-masing duduk di kursi mereka di depan komputer yang termasuk Ayleen dengan jari yang mengetik begitu lincah.
"Perhatian sebentar!" tiba-tiba atasan mereka memberikan arahan yang menghilangkan fokus masing-masing.
"CEO Perusahaan ingin memberikan arahan sebentar kepada kalian Jadi mohon untuk berdiri dari tempat duduknya dan berikan salam pada atasan kita!" titah pria tersebut yang bernama Indra.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Awal yg sangat menarik 👍👍❤️❤️💪💪
2024-06-02
0
ainuncepenis
Makasih kak
2024-06-01
0
Nafsiah
Semangat terus kk/Good/
2024-06-01
0