Bab Enam Belas

Pesta telah berakhir. Semua tamu undangan telah meninggalkan gedung itu. Begitu juga kedua pengantin. Adam dan Annisa masuk ke kamar yang telah disediakan pihak hotel sebagai bonus untuk malam pertama mereka.

Annisa yang telah mengganti pakaiannya dengan baju tidur, membaringkan tubuhnya. Dia merasa sangat lelah karena seharian bersanding. Gadis itu melihat ke arah suaminya yang sedang mondar mandir di kamar, sambil menelepon.

"Kamu menelepon siapa malam-malam begini?" tanya Annisa.

Adam membalikkan badannya dan menghadap ke istrinya. Pria itu lalu mendekati ranjang dan duduk di tepinya.

"Aku menghubungi Abi dan bunda. Tapi tak ada yang mengangkat," jawab Adam.

"Mungkin mereka sudah tidur. Besok saja hubungi lagi," balas Annisa.

"Biasanya Abi, walau semalam apa pun jika anak-anaknya yang menghubungi dia pasti terbangun dan mengangkatnya. Abi membedakan nada dering kami dengan yang lain. Jadi pasti tau kami yang meneleponnya," ucap Adam.

"Kamu mau apa malam-malam begini hubungi Abi? Biarkan mereka istirahat. Pasti capek!" ujar Annisa.

Adam tak menjawab pertanyaan Annisa. Dia masih terus mencoba menghubungi kedua orang tuanya. Hal itu membuat sang istri menjadi penasaran.

"Adam, apa tak bisa di tunda menghubungi Abi. Baru beberapa jam pisah, kamu udah kayak gini. Gimana mau mandiri dan tinggal terpisah!" ucap Annisa sedikit kesal.

Baru saja mereka menikah, dan baru beberapa jam terpisah, suaminya sudah kelabakan. Bagaimana jika harus tinggal terpisah nantinya.

"Aku mau tanya kabar Hawaa, Nisa!" ucap Adam. Ucapan Adam membuat Nisa makin emosi.

"Jadi kamu menghubungi Abi hanya ingin bertanya tentang Kak Hawaa?" tanya Annisa dengan suara tinggi.

Adam cukup terkejut mendengar suara Annisa yang cukup keras. Bunda Syifa sebagai orang tuanya tidak pernah meninggikan suaranya walau sedang marah.

"Nisa, apa kamu tak bisa bicara sedikit lembut? Kamu itu wanita, tak enak di dengar jika bicara dengan nada tinggi begitu," ucap Adam.

Annisa menarik napas dalam. Dia mengaku salah karena langsung terbawa emosi. Entah mengapa, ucapan Rida selalu terngiang di pikirannya. Jika orang ketiga itu bisa datang dari orang terdekat.

"Kamu sudah janji tidak membawa nama Kak Hawaa, buktinya baru beberapa jam saja kita menikah, kamu sudah ingkar janji," ucap Annisa terbata karena menahan tangis.

"Aku bertanya tentang kak Hawaa karena ingin tau, kenapa dia menghubungi aku berulang kali. Aku hanya takut terjadi sesuatu dengannya," balas Adam.

"Bisa saja dia tadi menghubungi kamu hanya untuk meminta maaf karena tak hadir di pesta. Kamu saja yang terlalu kuatir. Apakah jika aku yang melakukan itu kamu juga sekuatir begini?" tanya Annisa.

"Sudahlah Annisa. Aku tak mau berdebat," jawab Adam. Dia lalu berdiri, berjalan menuju kamar mandi.

An-nisa melihat Adam hingga masuk ke kamar mandi. Dia menghapus air matanya.

"Ya Allah, aku tidak akan biarkan masalah dan kekecewaan menghentikan ku untuk mencapai tujuanku. Aku berkomitmen untuk tetap berjuang dan berusaha, sampai aku meraih apa yang ku patutkan. Aku percaya bahwa setiap perubahan dalam hidupku akan membawaku pada kehidupan yang lebih baik. Apa aku salah mempertahankan sesuatu yang telah menjadi milikku?" tanya Annisa dalam hatinya.

Adam yang baru selesai mandi, naik ke ranjang. Mencoba memejamkan matanya. Annisa yang berada di sebelah pria itu hanya berpura-pura menutup mata, ingin tahu apa yang dia lakukan.

Setengah jam kemudian, saat keduanya masih mencoba memejamkan mata, terdengar suara ketukan di pintu kamar Adam. Pria itu berdiri dan berjalan menuju pintu.

"Selamat malam, Pak. Maaf, saya mengganggu. Apa Bapak mengenal tamu yang berada di kamar 405?" tanya pegawai hotel.

"Siapa ya? Kenapa kamu bertanya dengan saya?" tanya Adam sedikit kesal mendengar pertanyaan random pegawai hotel.

"Tadi salah seorang pegawai yang bertugas di acara pesta Bapak mengatakan jika gadis di kamar itu berada cukup lama di acara, kemungkinan keluarga Bapak. Saat ini gadis itu pingsan. Kami akan membawa ke rumah sakit, siapa tahu memang keluarga Bapak!" ucap pegawai hotel.

Mendengar kata gadis yang berada lama di pesta, Adam langsung teringat Hawaa. Dia memang tak tahu jika gadis itu menginap di hotel ini juga. Tadi sang kakak hanya mengatakan pada Abi dan bunda.

"Tunggu sebentar, saya lihat dulu siapa dia?" ucap Adam.

Adam mengira Annisa telah tertidur. Tanpa mengatakan sesuatu,, pria itu mengambil tasnya lalu langsung keluar kamar. Dengan masih memakai piyama dia menuju kamar yang dikatakan pegawai hotel.

Adam langsung masuk dan melihat ke atas ranjang. Betapa terkejutnya saat melihat Hawaa yang pingsan.

"Ini memang saudara saya, tolong siapkan mobil. Cepat ...!" ucap Adam.

Adam langsung menggendong tubuh Hawaa. Dia sedikit berlari menuju halaman hotel. Tubuh Hawaa yang kurus, memudahkan dia berlari walau sambil menggendongnya.

Sementara itu Annisa yang hanya pura-pura tidur mengira suaminya pergi karena tak ingin menghabiskan malam pertama dengannya. Tangisnya pecah karena merasa diacuhkan.

"Kadang seorang perempuan itu bertahan atau sengaja membiarkan dirinya dilukai berkali-kali oleh orang yang dia sayangi supaya apa? Bila sudah waktunya untuk pergi tidak ada lagi penyesalan dalam dirinya, karena sebelumnya dia sudah berusaha bertahan tapi disia-siakan oleh orang yang tak tau caranya menghargai. Apakah aku harus berhenti menjadi orang yang selalu ada untuk orang yang hanya menjadikan aku sementara saja? Sebab aku akan di cari dan diperlukan baik saat dia butuh dan diabaikan kembali saat tidak diperlukan."

...----------------...

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Jangan mau di sentuh sampai hati adam utk kamu nis, jangan mau jadi pelariannya aja

2024-04-21

1

Eka elisa

Eka elisa

hrus y kmrin kmu mundur aj nisa.. lok kek gini kmu mundur pun prcuma smpe kpn pun yg ada di hati ma otak nya adam cumn hawa... krna kmu cumn topeng biar gk di anggep aneh lok mreka brdua py hubungan dn prasaan lbih....

2024-03-30

3

Holipah

Holipah

salah sendiri jdi wanita ko mau aja nikah udah tau nama mu g ada 😅 bodoh

2024-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!