Bab 3

  Zola pun duduk di halte bus, tempat dimana terakhir dia berpisah dengan Vita. Tatapan Zola yang kosong membuat dia mengingat semua kenangan terakhir dengan dirinya.

  Tanpa dia sadari ada seseorang yang sedang mengawasi dirinya dari kejauhan.

  "Bagaimana tuan, apa kita berangkat sekarang?" tanya pria itu pada tuannya.

  "Tidak, aku akan menunggu dia sampai wanita itu pergi." ucap Aron yang diam-diam mengamati Zola yang saat itu duduk sendiri.

  Zola terlihat pucat, seharian dia belum makan. Dia masih syok dengan apa yang terjadi pada temannya.

  Tiba-tiba saja pandangan Zola kabur hingga dia jatuh pingsan ditempat duduk.

  Sontak saja Aron kaget, dia segera keluar menghampiri wanita itu. Ternyata benar wanita itu pingsan, Aron pun segera membawa wanita itu ke dalam mobilnya.

    "Cepat kita bawa ke mansion." perintah Aron pada asistennya.

  "Baik tuan." jawab asistennya yang bergegas berangkat. Sedangkan Aron sedang memegang wanita itu.

  Aron memperhatikan wajah wanita itu tampak terlihat pucat dengan jaket yang basah.

  Mereka sampai di Mansion, dengan cepat dia segera menaiki ke lantai atas. Wanita itu dimasukkan didalam kamar tamu yang ada disebelah kamar Aron.

  "Niko."

  "Iya tuan." jawab Asistennya yang berdiri disamping tuannya.

  "Cepat panggilkan dokter Adrian." perintah Aron pada Niko.

  "Baik tuan." jawab Niko yang segera menghubungi dokter Adrian.

  Aron segera keluar dari kamar, dari lantai atas ada beberapa pelayan yang sedang ada dilantai atas.

  "Kalian berdua." kedua wanita itu langsung mendekati tuannya.

  "Iya tuan Aron."

  "Cepat kalian carikan baju wanita dan ganti baju wanita itu, dia ada dikamar tamu." perintah tuan Aron pada mereka.

  "Baik tuan." jawab mereka berdua.

  Posisi Niko sedang ada dibawah menunggu kedatangan dokter Adrian.

  "Niko."

  "Nyonya besar." sapa Niko pada nyonya besarnya.

  "Mana Aron?"

  Tiba-tiba datanglah dokter Adrian."Selamat dokter, tuan Aron sudah diatas menunggu kedatangan anda. "

 " Baiklah. " jawab Dokter Adrian, tiba-tiba saja tangan Niko ditarik nyonya besar.

 " Apa Aron sakit? " tanya nyonya besar pada Niko.

 " Bukan nyonya. " jawab Niko.

  Datanglah 3 pria menghampiri mereka.

 " Ada ma? " tanya tuan Nick pada istrinya.

  " Itu pa, Aron." jawab Mama Claudia yang terlihat cemas.

  "Coba mama tenang dulu." kata Damian yang mencoba menenangkan mamanya.

  "Sebenarnya ada apa?" tanya tuan Nick pada Niko, akhirnya Niko menceritakan semuanya pada tuan Nick.

  Kembali dimana Zola yang terbaring ditempat tidur.

  "Bagaimana?" tanya Aron pada dokter pribadinya.

  "Keadaannya cukup parah, sepertinya pasien mengalami syok berat dan ada masalah dengan lambung."Jawab Dokter Adrian.

 " Ini resep obatnya tuan. " jawab Dokter Adrian, Dokter Adrian langsung keluar dari kamar itu.

  Kini hanya tinggal Aron dengan wanita itu yang ada di kamar. Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, siapa lagi jika bukan mama Claudia dan tuan Nick yang masuk kedalam kamar itu.

 " Aron siapa wanita itu?" tanya tuan Nick pada putranya.

  Aron terdiam setelah ayahnya bertanya padanya.

  Mama Claudia mendekati wanita itu. "Apa dia kekasihmu?" tanya Mama Claudia pada putranya.

  "Dia bukan kekasihku ma." jawab Aron dengan santai.

  "Jangan bohong kamu, untuk apa kamu bawa wanita ini dirumah kita. Sekarang mama tanya sekali lagi." mama Claudia memaksa putranya untuk bicara jujur.

   Aron pun makin kesal dengan mamanya yang terus mendesak menjelaskan siapa wanita itu.

  "Aron sudah bilangkan dia bukan kekasih Aron." jawab Aron yang bicara yang sebenarnya.

  "Mama tidak percaya dengan kamu, mama akan langsung bertanya pada wanita itu setelah dia sudah sadar." Mama Claudia mengancam putranya untuk jujur.

  Aron pun hanya bisa terdiam, mamanya benar-benar susah diatur. Dia sudah jujur, tapi tetap saja mamanya tidak mempercayai dirinya.

   "Aron, nanti kita bicarakan diruang kerja ayah." perintah tuan Nick pada putranya.

  "Baik pa." jawab Aron pada papanya, terlihat mama Claudia masih kesal pada putranya yang masih tak mengakuinya.

  Pada akhirnya tuan Nick dan nyonya Claudia keluar dari kamar itu. Sedangkan didalam kamar itu hanya ada Aron dan Niko.

   Tiba-tiba saja suasana didalam kamar terasa dingin, Aron pun merasa ada yang aneh didalam kamar itu. Aron dan Niko melihat jelas apa yang terjadi didepan mereka.

  Seketika barang-barang yang ada dikamar melayang dengan sendirinya,Membuat mereka berdua kaget.

  Barang yang tadinya melayang turun secara Perlahan-lahan. Membuat mereka kaget dan seumur hidup mereka melihat barang itu melayang dengan sendirinya.

  "Sebenarnya ada apa yang terjadi, kenapa barang-barang didalam kamar melayang." ucap Aron yang bingung apa yang sebenarnya terjadi.

  "Saya juga tidak tahu tuan, apa ini kaitannya dengan wanita ini tuan?" tanya Niko pada tuannya.

  "Apa mungkin?"

   "Itu bisa saja tuan, hanya ada kita bertiga tidak ada orang lain." jawab Niko.

  "Pasti ada sesuatu yang disembunyikan pada wanita ini." kata Aron yang menyakini apa yang dia yakini.

  Didalam mimpi Zola, dia berjalan di taman. Nampak sepi hanya ada ada hamparan rumput hijau ditempat itu.

  Sekilas Zola melihat seorang wanita berdiri dengan senyuman manisnya.

  "Zola."

  "Vita." ucap Zola dengan suara lirih.

  "Aku sudah bahagia ditempatku, jangan tangisi aku. Ingat selalu pesanku untuk selalu menjaga kesehatanmu dan tentang kelebihanmu itu seharusnya kamu harus bisa menerima itu. Aku yakin semuanya akan berakhir bahagia untukmu." ucap Vita dengan senyuman manisnya.

  "Vita,maaf jika aku mempunyai salah padamu." jawab Zola yang menangis melihat sahabatnya yang begitu dia sayangi.

  Vita membalas dengam melambaikan tangan. "Selamat tinggal Zola."

  Zola makin menangis menjadi, seakan dia belum bisa melepaskan Vita.

  Tiba-tiba saja dia membuka mata.

  "Vita." Zola teriak histeris, hingga Aron mendekatinya.

  "Vita." Zola berteriak kencang dengan tangisannya yang pecah, Aron pun menenangkan wanita itu.

  "Kamu tenang." ucap Aron yang segera memeluk wanita itu, wanita histeris menangis dipelukkan Aron.

  "Vita." Zola menangis mengingat kepergian temannya. Sedangkan Aron mencoba menenangkan Wanita itu.

  "Kamu tenang, ada aku disini." Aron mencoba menenangkan wanita itu.

  Zola benar-benar syok, hingga dia baru bangun dari tidurnya.

  Nampak wajah Zola di penuhi keringat dengan air mata yang membasahi wajahnya.

  "Sekarang kamu tenang." ucap Aron yang mencoba menenangkan wanita itu, Zola pun melihat wajah pria itu.

  "Kamu siapa?" tanya Zola yang memori otaknya belum kerja sepenuhnya.

  "Apa kamu lupa denganku?" tanya balik Aron pada Zola.

  Zola pun mencoba mengingat wajah pria itu, Sontak saja dia mengingat.

  "Bukannya dia pria yang kemarin malam itu." batin Zola yang kaget, kenapa dia ada bersama pria itu.

  "Sudah ingat." kata Aron dengan senyuman sinisnya.

  "Aku ingat, tapi kenapa aku bisa bersamamu?" tanya balik Zola pada pria itu.

  "Kamu jatuh pingsan di halte bus, dengan cepat aku membawa dirimu dirumahku." jawab Aron yang diam-diam penasaran tentang kejadian hari yang lalu adalah perbuatan wanita itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!