Di Hantui Tatapan Tajam

Andara keluar dari ruangan dengan kesal
Andara
Andara
Nih semua karena si cerewet itu
Andara
Andara
Lihat saja nanti
Tina
Tina
Apaan sih, bete gitu?
tiba-tiba menghampiri
Tina
Tina
Jangan jutek gitu entar berkerut loh
Andara
Andara
bukan urusanmu
Tina
Tina
ehhh
Tina
Tina
Jangan gitu.
Tina
Tina
Kan sayang banget skincare nya terbuang gitu aja
Andara
Andara
Apaan sih, udah urus aja tuh izin cutimu
Andara
Andara
Ibu hamil memang banyak ngoceh
Andara
Andara
*pergi*
Tina
Tina
Iss
Tina
Tina
selalu aja iri sama Hanifah
Tina
Tina
apa-apa tuh selalu saja salahin Hanifah
Tina
Tina
emang dianya aja yang kurang pinter
Tina
Tina
*masuk ke dalam ruangan*
Di Jalanan dekat Apartemen
Hanifah
Hanifah
*Berdiri di bawah lampu jalan *
Hanifah
Hanifah
Huhhh
Hanifah
Hanifah
sudah sejauh ini, apakah ada yang lebih jauh?
Hanifah
Hanifah
Dimana sih supermarket nya, kok ga ketemu-ketemu
Hanifah
Hanifah
*melihat kesana kesini*
Hanifah
Hanifah
Kok tatapan nya beda yah
Hanifah
Hanifah
*melihat orang yang berlalu lalang*
Hanifah
Hanifah
Mau sampai kapan aku dilihatin gitu?
Hanifah
Hanifah
emang aneh banget yah?
Hanifah
Hanifah
dah ah, lebih baik pergi.
Hanifah
Hanifah
cepat-cepat temukan supermarket terdekat supaya cepat balik
Hanifah
Hanifah
*pergi terburu-buru*
Beberapa menit kemudian
Di depan supermarket
Hanifah
Hanifah
Alhamdulillah ketemu juga
Hanifah
Hanifah
*Masuk*
Hanifah mencari beberapa keperluan masak seperti sayuran dan makanan yang bisa di makan.
Ia sangat kesulitan untuk beberapa hal karena banyak kandungan yang tidak bisa ia makan.
Terpaksa ia hanya membeli bahan dasar makanan saja dan juga beberapa roti
Hanifah
Hanifah
Sulit juga kalau berada di luar negeri
Hanifah
Hanifah
Apa-apa makanan yang menjadi hambatan
Hanifah
Hanifah
Ini aja dulu deh, yang lain kapan-kapan
Hanifah
Hanifah
*menuju kasir*
Hanifah
Hanifah
Untung saja masalah uang di negara ini udah di atur sama pak Andra, kalau tidak pasti berbelit nih
Kasir
Kasir
Terima kasih
Kasir
Kasir
*memberi belajaan sambil melihat Hanifah dengan teliti*
Hanifah
Hanifah
eh, sama-sama
Hanifah
Hanifah
*mengambil dan langsung pergi*
Hanifah
Hanifah
Huhh, benar-benar menegangkan
Hanifah
Hanifah
kenapa aku yang tegang padahal kan aku ga salah
Hanifah
Hanifah
emang nya aku boronan?
Hanifah
Hanifah
kenapa melihatku seperti seorang yang mencerugakan
Hanifah
Hanifah
Lebih baik aku kembali ke apartemen dehh
Hanifah kembali dengan cepat
Ia tidak lagi mau memperhatikan yang lainnya
menurutnya, perutnya lebih berarti dari pada yang lain pada saat itu
~🌷~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!