" Huh, akhirnya selesai juga " ucap Asta setelah memberikan berkas terakhir yang sudah ia kerjakan pada Nita.
Asta meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat pegal karena seharian duduk di kursi kerjanya. Asta dan Nita memang terus bekerja seharian agar semua pekerjaan itu selesai dan akhirnya selesai juga. Asta juga benar-benar terbantu dengan adanya Nita yang sangat cekatan dan sangat berkompeten dalam pekerjaannya.
" Terima kasih, Nita. Saya benar-benar terbantu oleh kamu dan akhirnya tidak perlu lembur lagi hari ini " ucap Asta pada Nita yang masih merapikan berkas-berkas di atas meja kerjanya.
" Sama-sama, Tuan. Itu sudah menjadi tugas saya sebagai sekretaris Anda " jawab Nita tersenyum.
Kemudian, Asta membuka ponselnya yang dari tadi ia letakkan di atas meja. Ada sebuah pesan dari Mama Lili yang memintanya pulang lebih cepat karena adik serta keluarga kecilnya akan berkunjung dan makan malam bersama di rumah mereka.
" Tuan, apa saya sudah boleh pulang? " tanya Nita setelah selesai merapikan meja kerja Asta.
Asta melihat jam di pergelangan tangannya sebelum menjawab dan ternyata memang sudah waktunya jam pulang kerja.
" Iya, boleh " jawab Asta.
" Jangan lupa susun jadwal saya untuk besok dan siapkan juga perjanjian kerja sama untuk pertemuan dengan Tuan Darian. Kamu bisa menempati meja kerjamu di depan mulai besok dan jangan lupa tetap berada di tempatmu sebelum saya datang " ucap Asta pada Nita.
" Baik, Tuan " jawab Nita.
Setelah itu, Nita pun langsung mengambil tas miliknya dan pamit untuk pulang terlebih dahulu pada Asta. Asta juga segera bangkit dari posisi duduknya dan memakai jas yang pria itu gantungkan di kursi kerjanya.
" Aku harus cepat pulang sebelum Mama menghubungiku lagi dan marah-marah " gumam Asta segera keluar dari ruang kerjanya.
Beberapa hari terakhir ini, Mama Lili memang sempat protes karena Asta yang selalu lembur dan tidak bisa makan malam bersama dengan mereka. Dan bisa dipastikan Mama Lili akan sangat marah jika dirinya kembali pulang terlambat karena ada makan malam bersama dengan adik serta keluarganya.
***
Sesampainya di rumah, Asta langsung disambut oleh kedua keponakannya yang ternyata sudah berada di sana. Asta langsung memeluk mereka dan membawa keduanya ke dalam gendongannya.
" Kenapa Om Asta lama sekali pulangnya? " protes Melody~keponakan pertama Asta.
Melody yang sangat dekat dengan Asta jelas sangat menunggu kepulangan pamannya itu.
" Maaf Sayang, Om Asta masih banyak pekerjaan tadi " jawab Asta sembari membawa kedua keponakannya itu ke dalam rumah.
" Om Aca, nanti main cama aku ya. Aku punya mobil balu dibelikan Papa " ucap Aria atau yang bernama lengkap Nadindra Aria Alexander~keponakan kedua Asta.
" Oke, tapi Om Asta mandi dulu " jawab Asta menurunkan Melody dan Aria saat sudah berada di ruang tamu.
Asta mendudukkan tubuhnya yang terasa sangat lelah di samping sang adik yang sedang bersantai di sana.
" Kenapa? Kelihatan lelah sekali " ucap Aska~adik Asta saat melihat sang kakak yang terlihat sangat lelah.
" Memang, beberapa hari ini Kakak banyak sekali pekerjaan dan harus lembur. Apalagi sekretaris Kakak sebelumnya mengundurkan diri " jawab Asta menyandarkan punggungnya di sofa.
" Butuh sekretaris baru? Aku punya rekomendasi beberapa orang yang bisa menjadi sekretaris Kakak " tawar Aska pada kakaknya itu.
" Tidak, Kakak sudah mendapatkan sekretaris baru hari ini " tolak Asta karena memang tidak butuh lagi.
Aska pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
" Melody, Aria, jangan ganggu Om Asta dulu. Om Asta pasti sangat lelah karena baru pulang bekerja, jadi kalian main berdua dulu ya " ucap Yana~adik ipar Asta.
" Iya Ma " jawab Melody dan Aria bersamaan.
Wanita yang sedang hamil besar itu menghampiri Asta dan Aska dengan membawa secangkir teh untuk Asta yang baru pulang bekerja.
" Tehnya, Kak " ucap Yana meletakkan secangkir teh itu di meja.
" Iya Na, terima kasih ya " jawab Asta.
Yana pun menganggukkan kepalanya lalu mendudukkan tubuhnya di samping sang suami.
" Kak Asta, kalau Kakak tidak butuh rekomendasi sekretaris baru, aku kasih rekomendasi jodoh saja, gimana? Nih, aku punya beberapa teman yang masih sendiri dan juga sedang mencari calon suami. Siapa tahu ada yang cocok sama Kakak " ucap Yana memperlihatkan foto-foto dari teman-temannya di ponsel miliknya.
" Tidak, Na. Itu juga aku tidak butuh " jawab Asta malas lalu menyingkirkan ponsel adik iparnya itu.
Selain Mama Lili yang selalu menjodohkannya dengan anak-anak temannya, adik dan adik iparnya itu juga selalu berusaha untuk mengenalkannya dengan teman-teman mereka.
" Yakin tidak butuh? Coba saja dulu, Kak, mungkin diantara mereka ada jodoh Kakak " ucap Aska pada Asta.
" Yakin. Kalau memang jodoh nanti juga datang sendiri " jawab Asta.
" Dengar ya, Kak, tidak semua jodoh datang sendiri. Terkadang memang ada yang harus dicari dan dikejar. Jadi Kakak juga harus berusaha cari jodoh atau terima rekomendasi jodoh dari kita berdua. Melody dan Aria juga terus bertanya siapa Tante-nya. Apa Kakak tidak mau memberikan seorang tante pada mereka? " ucap Yana yang ingin kakak iparnya itu segera menemukan jodohnya.
" Akh, terserah kalian lah. Kakak pusing setiap hari diajak bicara tentang jodoh " ucap Asta bangkit dari duduknya.
Lebih baik Asta pergi ke kamar dan membersihkan tubuhnya daripada mendengarkan pasangan suami istri itu yang selalu menasehatinya tentang jodoh.
" Sudahlah Sayang, percuma bicara dengan orang yang gagal move on. Mantannya saja sudah bahagia dengan keluarga kecilnya, tapi dia malah masih terperangkap dengan masa lalu " ucap Aska yang tentu saja menyindir sang kakak.
Asta tidak peduli lagi dengan ucapan adiknya itu yang memang selalu mengejek dan menyindirnya tentang itu. Perlu diingat jika Asta tidak gagal move on karena sudah tidak ada lagi rasa cinta untuk mantan kekasihnya itu tapi memang belum siap menjalin hubungan dengan wanita saja.
" Aska, jangan minum teh milik Kakak " jawab Asta sebelum menaiki anak tangga terakhir.
Adiknya itu memang sering sekali menghabiskan teh miliknya walaupun hanya ditinggalkan sebentar dan ia harus mengingatkannya. Dan benar saja, Aska sudah memegang cangkir teh milik Asta dan pasti akan meminumnya jika kakaknya itu tidak mengingatkannya.
" Yah, gagal " ucap Aska meletakan kembali secangkir teh itu di atas meja.
" Kamu juga sih, Sayang, sudah dibuatkan teh sendiri masih juga minum punya Kak Asta " ucap Yana pada Aska.
" Ya gimana, Sayang, aku tidak rela ada yang minum teh buatan kamu " jawab Aska.
Yana hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan tidak habis pikir dengan sifat cemburu sang suami yang semakin menjadi-jadi.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments