BAB 8

" Pa.. Papa... " Ciara mengigau ia membangun kan Mbak Yuli pengasuhnya yang biasa menemaninya tidur.

" Cia.. Sayang.. Kenapa ? " tanya Yuli terbangun dari tidur nya.

Yuli meraba tubuh mungil Ciara, terasa suhu yang tidak biasa.

" Ya Tuhan Cia demam " batin Yuli.

Ia bergegas bangun dari duduknya menuju kamar majikannya, ia akan memberitahu Bisma jika Ciara demam.

Tok Tok Tok

" Pak Bisma " panggil Yuli sambil masih terus mengetuk pintu.

Bisma yang mendengar ketukan pintu bergegas bangun dari tidur nya, ia melihat jam dinding baru pukul 2 dini hari.

Klek

Pintu kamar dibuka.

" Ada apa ? " tanya Bisma.

" Pak maaf, Non Cia demam " jawab Yuli.

" Apa ? " Bisma sedikit berlari menuju kamar Ciara.

Sesampainya dikamar ia melihat Ciara yang tertidur sambil mengigau.

" Papa.. Papa.. "

" Sayang Cia, Papa disini "

" Cia pusing Pa "

" Iya sayang, sebentar kamu minum obat demam dulu ya.. "

" Gak mau, Cia gak mau minum obat "

Bisma menoleh ke arah Yuli yang sedari tadi berada di belakang Bisma.

Tolong ambilkan kompres dan obat turun panas nya.

" Baik Pak "

Bisma memang sudah tahu dan mengerti jika Cia sedang demam pertolongan pertama di rumah sebelum ke rumah sakit adalah dengan kompres hangat dan meminum obat untuk demam.

Tidak lama Yuli kembali dengan kompres hangat dan obat demam yang diminta Bisma, disaat yang bersamaan Ibu masuk ke kamar Ciara

" Cia kenapa Bisma ? " tanya Ibu.

" Demam Bu " ucap Bisma.

" Ya Tuhan.. Sayang.. " Ibu langsung menghampiri Cia meraba kening nya dan benar saja suhu tubuh Cia tinggi.

" Bisma, ini tinggi sekali demamnya, ada dokter yang bisa di hubungi ? " tanya Ibu.

" Sebentar Bu Bisma coba hubungi "

Bisma berkali-kali menghubungi dokter yang biasa dipanggil untuk keluarga Bisma jika ada yang sakit namun tidak ada jawaban.

" Gimana Bis ? " tanya Ibu.

" Gak diangkat Bu "

" Coba yang lain " ucap Ibu.

" Siapa lagi ya dokter yang bisa dihubungi " gumam Bisma pelan namun bisa di dengar oleh Ibu.

" Kenapa tidak dokter klinik perusahaan saja Bis " ucap Ibu lagi.

" Benar, dokter Dhena " ucap Bisma.

Namun ia teringat, ia belum memiliki nomor ponsel Dhena, ia lalu menghubungi Kepala Divisi Personalia.

" Halo Pak Bisma, ada apa Pak ? " ucap Pak Hendro dengan suara sedikit parau.

" Pak maaf subuh-subuh menganggu, tolong kirimkan nomor ponsel dokter Dhena, anak saya sakit "

" Baik Pak "

" Terima kasih "

Bisma menutup sambungan telepon nya, tidak lama satu pesan masuk dari Pak Hendro yang mengirimkan nomor ponsel dokter Dhena.

Tanpa berpikir panjang Bisma langsung menghubungi ponsel Dhena.

Lama tidak diangkat, akhirnya terdengar suara diujung telepon sana dengan suara khas bangun tidur.

" Ya, siapa ini ? "

" Dokter Dhena, saya Bisma "

" Pak Bisma ada apa ? "

" Mmh... anak saya sakit bisakah ke rumah ? "

" Baik Pak, tolong kirimkan alamat rumahnya "

" Baik terima kasih "

Bisma menutup sambungan telepon nya. Lalu ia menghampiri Ciara yang ditemani oleh Ibu dan Yuli.

" Gimana Bis ? " tanya Ibu.

" Sudah Bu, dokternya menuju kesini "

Ibu hanya mengangguk lalu mengganti kompresan hangat di kening Ciara.

...----------------...

Dhena terbangun karena telepon dari Bisma tadi, ia melirik jam yang terpajang di dinding kamar.

" Jam 2.45 " gumam Dhena.

" Ya Tuhan Cia.. Kamu kenapa Nak " gumam Dhena lagi.

Sebetulnya ia masih sedikit kesal terhadap Bisma karena kejadian saat ia mengajak Cia membeli es krim, namun karena ini termasuk tugas juga dan yang sakit ternyata Ciara itu membuat Dhena tidak bisa menolaknya, lagipula entah mengapa ia merasa rindu kepada Ciara, karena ia belum bertemu lagi dengan Ciara semenjak acara ulang tahun Perusahaan lalu.

Ia sudah biasa bangun tengah malam demi pasiennya saat ia bertugas di rumah sakit bahkan ia bisa begadang sampai pagi karena ada pasien yang gawat, namun kali ini ia harus keluar rumah di waktu yang hampir subuh seperti ini.

Ia menyiapkan beberapa perlengkapannya dan juga obat-obatan, mengganti pakaian bersiap berangkat ke rumah Bisma.

Rumah masih sepi karena Mama dan Papa nya masih tertidur, ia akan mengabari nya kemudian agar kedua orangtuanya tidak khawatir, namun saat Dhena akan keluar rumah, Papa nya keluar kamar.

" Dhen ? "

" Iya Pa "

" Mau kemana kamu ? "

" Ke rumah pasien Pa "

" Sendiri ? "

" Iya Pa "

" Oke hati-hati "

Papa Dhena sudah terbiasa dengan hal ini, karena ia pun seorang dokter, saat ada panggilan telepon dari rumah sakit jam berapa pun ia harus siap.

Dhena sudah mengeluarkan mobilnya dari garasi, udara masih cukup dingin di daerah tempat tinggal Dhena.

" Bismillahirrahmanirrahim.. " Dhena melajukan mobilnya, mengaktifkan map pada ponselnya untuk mengarahkan menuju rumah Atasan nya di klinik.

Jalanan masih sangat sepi, hanya beberapa kendaraan yang bisa dihitung jari melintas. Sekitar 20 menit perjalanan Dhena sudah sampai di komplek perumahan elit, ia memelankan laju kendaraan nya, mobilnya berhenti pada satu rumah mewah yang di depannya berada pos satpam.

Dhena membelokkan mobilnya, saat mobil Dhena sudah di depan gerbang rumah, seorang satpam menghampiri Dhena.

" Maaf mau kesiapa ya Mbak subuh-subuh begini ? " tanya satpam itu.

" Benar ini kediaman Pak Bisma ? "

" Pak Waluyo ? "

" Oh iya Pak Waluyo " .

" Benar, Mbak nya mau ke Pak Bisma ? "

" Iya "

" Oh sebentar "

Satpam itu berjalan ke pos, ia lalu terlihat menghubungi seseorang. Tidak lama ia kembali menghampiri Dhena.

" Silakan Bu Dokter " satpam itu membukakan gerbang rumahnya.

Tadi ia menghubungi Bisma jika ada seorang wanita yang mencarinya, Bisma pastikan itu adalah Dhena yang akan memeriksa Ciara.

Dhena turun daei mobil, pintu rumah sudah di buka oleh Yuli.

" Silakan dok " ucap Yuli.

" Iya terima kasih "

Dhena masuk kedalam rumah megah itu, ia di arahkan menuju kamar Ciara. Di dalam kamar Bisma dan Ibu nya sedang menunggui Ciara yang masih sesekali mengigau karena demam tinggi nya.

" Assalamu'alaikum " ucap Dhena.

" Wa'alaikumusalam " balas Ibu dan Bisma berbarengan.

" Dokter.. Silakan " Ibu mempersilakan.

" Cia sayang.. Kamu dengar tante Nak ? " tanya Dhena langsung menghampiri lalu duduk disamping Ciara.

Cia hanya mengangguk.

Dhena langsung memeriksa Ciara, beberapa pemeriksaan sudah di lakukan.

" Pak Bisma, saya akan resep kan obat terlebih dahulu, jika memang Cia dalam waktu 3 kali 24 jam panas nya belum turun atau naik turun, saya sarankan untuk cek lab dan kemungkinan harus di rawat " ucap Dhena.

" Iya Baik " Bisma mengangguk.

" Sayang.. Bisa minum obat ya, manis kok obatnya " ucap Dhena.

Cia mengangguk.

" Hebat.. Anak pintar.. Cia lekas sembuh ya.. Nanti kita main lagi, tante pamit dulu " susul Dhena setelah memberikan obat kepada Cia.

" Pak Bisma, Bu.. Saya pamit, tolong pantau saja keadaannya nanti jika ada apa-apa bisa hubungi saya " ucap Dhena kepada Bisma dan Ibu.

" Terima kasih dok " Ucap Ibu.

Bisma hanya mengangguk mendengar penjelasan Dhena.

" Permisi.. Assalamu'alaikum "

Saat Dhena melangkahkan kakinya untuk keluar kamar, tiba-tiba Cia memanggilnya.

" Tante dokter ..... " cicit Ciara.

🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

Cia uda milih siapa yang bisa jadi ibunya😉

2024-05-09

6

Fadhil

Fadhil

kak tau aja mendahului tooor

2024-05-03

1

Yani

Yani

Tante dr jangan pulang

2024-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!