Untuk beberapa alasan Shu menghela nafas merasa bahwa ia bahkan tidak di anggap oleh pelayan ini, tapi ia tetap mempertahankan senyuman di wajahnya.
"Bawakan. apa saja yang ada, aku akan menunggu 15 menit, jika pesananku tidak ada. bersiap untuk membayarnya." Shu berkata sambil memasang ekspresi datar serta kebosanan yang tidak bisa ia tahan lagi.
"Tentu saja, nona-nona cantik. akan aku pastikan bahwa kali ini akan ada makanan enak untuk kalian." pelayan itu berkedip ke arah Shu dan juga Lucy kemudian pergi.
"Siapa yang kau sebut nona cantik? aku ini laki-laki, bagaimana bisa dia memanggilku cantik." Shu menggerutu dengan wajah tidak nyaman.
"Terima saja, lagi pula kenapa rambutmu panjang? wajahmu juga lebih mirip perempuan." Lucy membuat lelucon untuk membuat suasana lebih terasa hidup.
"Apa kau pikir aku bisa memotongnya? aku sudah pergi ke semua tukang gunting rambut, namun tidak ada yang bisa." Shu menyentuh rambutnya yang bergelombang.
berlama-lama kemudian akhirnya makanan itu sampai dengan selamat. tidak diduga ternyata makanan itu lebih enak dari yang mereka duga, walau tampilannya masih tidak menarik.
"jika saja makanan ini tidak enak, aku menolak untuk membayarnya." Shu menghentakan kaki karena kesal.
Setelah selesai makan Shu berdiri dan pergi ke konter untuk membayar makanan tersebut, tapi Lucy menyentuh pundak Shu lalu menggelengkan kepalanya.
"Bukankah aku sudah berkata bahwa aku akan mentraktirmu makan? jadi aku akan membayarnya. ok." Lucy mengeluarkan uang dari dalam saku.
"Terserah kau saja." Shu berbalik dan berjalan ke depan pintu.
Beberapa waktu berlalu Shu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, tanpa menghiraukan Lucy. saat di tengah perjalanan tanpa akhir Shu berhenti di depan sebuah rumah yang terlihat biasa saja. Terdengar dari rumah itu suara tv, disana mereka sedang menonton anime "Beyond Starlight" dan dengan hati berdebar kencang Shu membuka pintu rumah itu.
"Itu anime "Beyond Starlight" kan? Kalian juga menontonnya? Apa aku bisa gabung? Karena aku belum menonton lanjutannya." Kata Shu dengan mata berbinar-binar
"Kamu itu bikin rusuh saja, kenapa masuk rumah orang tanpa izin?" Lucy ikut masuk sambil menarik lengan Shu.
Meski merasa tidak masuk akal, tapi Smseketika Lucy teringat bahwa ia juga telah masuk kamar Shu tanpa izin.
"Tentu saja kau bisa ikut menonton, asal kau tidak boleh berisik, apa kau mengerti?." Salah satu orang di rumah itu mengizinkan Shu ikut menonton dengan mereka
Dengan tenang Shu lalu duduk dengan santai dan menonton anime itu dengan antusias, sementara Lucy masih keheranan melihat tanggapan orang-orang di rumah tersebut, tidak terasa akhirnya episode anime minggu itu berakhir. Lucy lalu berdiri dan memutuskan untuk memperkenalkan dirinya.
"Namaku adalah Lucy dan ini temanku," Lucy lalu menepuk bahu Shu menandakan untuk Shu memperkenalkan diri.
"Perkenalkan namaku adalah Shuugetsu atau kalian bisa memanggil ku Shu." Shu lalu membungkuk dan berkata dengan sopan.
Dan tak lama kemudian 3 orang di rumah itu juga memperkenalkan nama mereka ramah.
"Namaku Alexander Isection Astarea, atau singkat nya Alexis. Ini adikku Haru Willy Astarea dan Lily Jeanne Astarea." ucap Alexis dengan sopan.
Setelah perkenalan Shu dengan nada penuh pengharapan ia meminta izin apakah ia tinggal disana, ia menjelaskan alasan kenapa ia pergi dari rumah dan tak mungkin bisa kembali, karena kalau ia kembali ke rumahnya hanya akan membawa kekacauan. Alexis, Haru dan Lily memandang satu sama lain dengan pertimbangan panjang antara mengizinkan Shu tinggal atau tidak, walaupun menurut mereka ia terlihat seperti orang baik
"Baiklah kau bisa tinggal disini selama yang kamu inginkan, lagi pula Lily sepertinya membutuhkan seorang teman curhat," ucap Alexis.
"Benarkah? aku janji tidak akan menjadi beban ketika berada di sini." Shu tersenyum bahagia tidak percaya dengan apa yang ia dengar
"Ngomong-ngomong apa pekerjaanmu saat ini?" Alexis terlihat begitu penasaran dengan Shu.
"Kadang-kadang aku bekerja online, aku bahkan membawa laptop yang aku gunakan untuk kerja." Shu tiba-tiba teringat dengan semua barang bawaannya.
"Sepertinya kau sedang kesulitan, izinkan aku membawa barang-barang itu ke kamar Lily. kita berbagi, lagi pula aku juga jarang berada di rumah." Alexis menunggu apakah Shu setuju dengan ide yang ia berikan.
"Tapi aku ini laki-laki, loh." ucap Shu.
Mendengar hal itu Alexis menjadi terdiam ia hanya tersenyum lalu tanpa mengatakan apa-apa ia hanya mengangguk, dan ia pergi membawa koper serta ransel yang di bawa Shu. tak lama kemudian Alexis kembali dan sepertinya ingin berbincang-bincang dengan Shu, namun Lily berdiri di samping Shu.
"Sepertinya rambutmu itu sulit di atur, jika mau aku bisa membantu." Lily memegang peralatan dandan yang biasa ia gunakan.
"Tapi, aku bukan.. mungkin ada sedikit kesalahan." Shu berusaha untuk tidak membuat Lily menjadi sedih.
"Lily berhenti mengganggu orang, lagi pula Shu ini laki-laki. pergi kembali ke kamarmu." Alexis menghela nafas.
"Soal kerja yang kau lakukan apa itu? karena aku juga sedang melakukan proyek AI." tanya Alexis.
"Aku bekerja di bawah pengawasan sebuah laboratorium, mungkin gajinya tidak terlalu besar. tapi aku menyukainya." Shu mengeluarkan laptopnya dan menunjukkan kerja yang ia lakukan kepada Alexis.
"Tsuki itulah nama yang kau pakai untuk avatarmu? Iya bukan? Kenapa aku tak menyadari hal itu?" Alexis terkejut melihat rekan kerja onlinenya ada di hadapannya.
"Tapi orang yang memiliki nama Tsuki itu banyak bukan hanya aku saja." Shu menepuk bahu Alexis dan mengklarifikasi.
"Padahal Aku telah berjanji bahwa aku akan memberikanmu kebahagiaan, namun ternyata kau telah menemukan kebahagiaan sendiri." batin Lucy sambil menatap ke arah Shu yang telah menemukan sebuah tempat tinggal.
Sementara itu Lily mengajak Shu untuk ikut makan malam dengan mereka, apa lagi saat itu sudah sangat larut. dan entah kenapa ternyata Lily membuat makanan yang sangat banyak.
"Bagaimana ini, aku baru saja makan tadi. apa aku harus menolaknya? jika aku makan terlalu banyak, mungkin akan muntah." Shu bergumam sambil merasa bingung.
Tanpa me dengar apa-apa, Lily menarik lengan Shu pergi ke dapur dimana ia telah menyiapkan semua makanan yang enak.
"Lily, aku tidak percaya kau menyiapkan makanan ini dengan cepat." Alexis merasa kagum dengan adiknya.
"Aku kan sudah memasak sebelumnya, menyiapkan bukan masalah yang besar." Lily senang dan bahagia karena di puji.
Namun Shu masih memikirkan bagaimana cara agar ia terlepas dari situasi saat itu, karena Lily telah membagikan piring ke atas meja. sambil sedikit gemetaran Shu duduk di kursi, dan dengan senyuman lebar Lily membantu Shu untuk duduk. saat sebelum makan Lily berdiri dan bersiap untuk berdoa, tiba-tiba pintu berbunyi. Shu merasa ini adalah kesempatan baginya supaya tidak usah makan.
"Biar aku saja yang membuka pintunya." Shu berdiri dan berjalan ke arah pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Rey
Bersyukur Shu di kelilingi orang orang baik.
semakin seru ceritanya, aku subscribe, kasih bunga mawar 🌹 & aku kasih rating bintang 5 😍
2024-02-26
1