Karena keheningan yang tidak bisa dijelaskan, Yukihiro mulai bertanya beberapa hal yang mengganjal pikirannya.
"Shu, kau sudah tidak berangkat sekolah. apa kau tidak merindukan teman-temanmu?" tanya Yukihiro yang khawatir melihat keadaan anaknya.
Shu hanya menunduk sambil memikirkan apa yang akan dia katakan, dan bagaimana respon yang di berikan.
"Sebenarnya aku mengikuti kelas lewat online, jadi walaupun aku tidak pergi sekolah. aku masih terdaftar dalam sekolah tersebut." Shu khawatir bahwa papanya mungkin tidak akan mempercayai dirinya.
Karena merasa tidak punya bukti, Shu berdiri dan berjalan kembali menuju ke kamarnya. disana ia mencari dokumen yang pernah dikirim oleh pihak sekolah. dalam surat tersebut dinyatakan bahwa ia telah resmi lulus, dengan nilai yang lumayan bagus. yaitu tidak terlalu bagus namun tidak terlalu buruk juga alias rata-rata.
Setelah lama mencari akhirnya Shu menemukan surat itu, dan tidak lupa ia mengambil surat yang berisi bahwa ia telah resmi bekerja dengan penuh semangat Shu menuruni tangga ke ruang santai, disana orang tuanya sedang menunggu.
Sambil tersenyum percaya diri Shu meletakkan kedua surat tersebut ke atas meja, lalu duduk dengan santai. kadang-kadang ia melirik ke arah orang tuanya ingin melihat reaksi yang mereka berikan.
"Tidak mungkin... bagaimana bisa kau melakukannya?" Yukihiro tidak mempercayai surat yang diberikan, namun dilihat dari capnya itu benar-benar asli.
"Sudah aku bilang, aku tidak hanya menghabiskan menonton anime. mungkin lebih banyak menonton anime, tapi aku bekerja dan sekolah juga." Shu berbicara sambil menatap jari-jarinya.
"Sepertinya papa sudah melakukan kesalahan, dengan tidak mempercayaimu." Yukihiro tertunduk dan merasa bersalah telah menuduh anaknya tanpa bukti yang jelas.
Tapi Shu dengan lapang dada mengampuni Yukihiro, karena itu semua juga berkat orang tuanya yang selalu mendukung dirinya. Tiba-tiba ekspresi Yukihiro berubah ketika ia mengeluarkan sebuah foto dari sakunya,
"Shu, aku minta maaf harus mengatakan hal ini sekarang. sebenarnya kau telah dijodohkan dengan anak dari kenalan papa di tempat kerja." Yukihiro meletakkan foto itu diatas meja.
"Kenapa kau tidak memberitahu terlebih dahulu? diskusi atau semacamnya, kau tidak bisa memaksakan pilihan mu begitu saja." Charlotte terlihat sangat marah,
Namun Yukihiro hanya terdiam sejenak, ia mengerti bahwa apa yang ia lakukan itu salah tapi ia juga tidak tahu bagaimana bisa mengatakan hal tersebut, karena itu juga sulit baginya.
"Namanya adalah Azrael dan ia akan datang berkunjung sebentar lagi, jadi aku harap kau mengerti Shu." Yukihiro menatap dengan ekspresi penuh harap agar Shu mau mengerti keadaannya.
"Aku akan menunggu di kamarku, panggil jika dia sudah datang." Shu berdiri dan melangkah menuju ke kamarnya.
"Apa itu berarti kau akan menerimanya?" ucap Yukihiro yang sepertinya tidak didengar oleh Shu.
Ketika berada di kamar, Shu menatap sekeliling kamarnya. ia lalu mengambil tas punggung serta satu koper. di dalam tas ia letakkan semua action figur anime yang telah dia beli ketika mengunjungi festival anime yang dilakukan setiap tahun di kotanya.
sementara didalam koper ia letakkan semua novel dan komik yang pernah ia beli, ketika menuju jendela untuk pergi dari rumah Shu teringat dengan komputer yang sering ia pakai untuk bekerja.
"untung lah ini adalah laptop yang bisa dibawa kemana saja, jika tidak akan berakhir dengan sangat buruk." Shu mengambil laptop itu dan meletakkan nya ke dalam tas punggung.
Namun kelihatannya laptop itu tidak muat, karena tas itu sudah terlalu penuh dengan action figur, jadi ia mengambil sebuah tas yang dipakai untuk meletakkan laptop.
Sekarang saat yang merepotkan yaitu mengeluarkan koper serta tas tanpa diketahui oleh orang tuanya, tiba-tiba ia merasakan sepertinya calon tunangannya akan segera datang.
Dengan panik Shu melihat ke arah jendela, lalu membukanya dengan sangat pelan sehingga suaranya tidak akan di dengar sampai lantai bawah.
Akhirnya Shu terpikir ide untuk menggunakan kain dan menurunkan barang-barangnya, dengan penuh hati-hati ia mengikat kopernya dan mengeluarkan lewat jendela.
Berharap bahwa orang tuanya tidak menyadari bahwa ia sedang berusaha pergi dari sana, setelah kopernya berhasil sampai ke bawah. Kini tiba waktunya Shu yang melewati jendela, walau hampir ketahuan. tapi ia berhasil turun dengan selamat, beberapa saat kemudian bunyi klakson menandakan bahwa calonnya sudah sampai.
Yukihiro langsung menuju ke kamar namun ternyata telah dikunci dari dalam kamar, sementara Shu berlari menuju ke sebuah taman.
"Sepertinya ada yang aku lewati, apa itu?" Shu mencoba mengingat barang yang tidak sempat ia bawa.
Seketika ia teringat itu adalah ponselnya, namun sudah tidak mungkin untuk kembali lagi. karena ia meletakkannya di meja santai yang berarti itu sangat beresiko tinggi jika harus kembali.
Shu menatap langit yang sangat indah, sinar rembulan menyinari wajahnya seakan-akan memberi semangat kepada dirinya, ia pun terlena dalam keajaiban alam yang sangat indah.
Ketika sedang sunyi, suara tetesan air mancur menjadi sebuah musik yang indah terdengar begitu menenangkan. namun ketika Shu memejamkan matanya, tiba-tiba Lucy datang entah darimana.
"Boo..." teriak Lucy di depan wajah Shu.
Sontak hal itu membuat Shu menjadi kaget dan terkejut namun ia juga merasa kesal dengan perilaku Lucy yang tidak ia sukai.
"Kenapa kau mengagetkan aku? apa maksudmu? apa jangan jangan kau sengaja melakukannya?" Shu terlihat tidak tertarik dengan lelucon Lucy karena dianggap mengganggu saja.
"Shu, kau itu mau pindahan kah? kenapa kau membawa banyak barang?" tanya Lucy penasaran.
"Aku kabur dari rumah, puas kah kau?" Shu melanjutkan ketenangan yang ia rasakan.
"Kenapa kau mau pindah? apa kau tidak suka suasana dalam rumah?" Lucy duduk di samping Shu untuk mendengar lebih banyak hal.
"Papa menjodohkan aku dengan seseorang yang tidak aku kenal, itulah sebabnya aku memilih untuk pergi dari rumah." Shu menghela nafas tidak mempercayai fakta mengenai Yukihiro yang hanya ingin menekankan pendapat terhadap dirinya.
Lucy menepuk pundak Shu, yang sepertinya ia paham dengan apa yang dialami oleh Shu. dengan sombong ia berdiri dan menawarkan bantuannya lagi.
"Nika kau membawa seorang atau mungkin dua orang calon istri, aku yakin bahwa papamu tidak akan menyuruh kau untuk menikah." Lucy mengeluarkan foto dari Yuki dan Hana dari kisah 'Beyond Starlight'
"sudah aku beritahu beberapa kali kalau aku tidak mau dijodohkan seperti ini, jangan bilang bahwa kau sama saja dengan orang tuaku yang semena-mena." Shu berdiri dan membawa semua barang-barangnya dan meninggalkan Lucy berdiri di sana sendirian.
"Beraninya kau mengabaikanku seorang penyihir Agung, untuk kedua kalinya." Lucy berdiri di belakang Shu menunggu respon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Rey
bisa bisanya si Shu kabur😁
2024-02-26
1