"(System Aktif, open Daily Quest, open Skill, open Status)," pikir Arya sambil mengaktifkan sistemnya.
[DAILY QUEST]
Membunuh Goblin: 0/10
[SKILL]
System (Rank ??)
Mata penilaian (Rank C)
[STATUS]
Nama: Arya
Class: None
Level: 8
HP: 430 (-110)
MP: 160 (+20)
Str: 27 (+5)
Agility: 27 (+9)
Vitality: 21 (-11)
Intelligence: 21 (+4)
Poin Status: 3
Arya menatap temannya yang tidak sadar dengan system di depan Arya. "(Sepertinya benar, hanya aku yang bisa melihat sistem ini)," pikir Arya dengan lega.
Arya melihat quest nya. "(Lebih baik aku menyelesaikan daily quest terlebih dahulu)," pikir Arya sambil merencanakan langkah selanjutnya.
"Hei, semuanya," ucap Arya memanggil teman-temannya.
"Ya?" Hanif dan Bacia menjawab.
Arya menunjuk ke arah hutan. "Aku ingin pergi ke sana sendiri ya," ucap Arya dengan penuh semangat.
"Untuk apa? ini hampir sampai loh," ucap Bacia dengan sedikit kebingungan.
Arya berbohong. "Aku hanya ingin melihat sekitar saja," ucap Arya sambil tersenyum.
Bacia mengangguk lalu menunjukan jalan jika Arya ingin ke dungeon nya. "Baiklah, nanti kau lurus saja dari sini, nanti pasti ketemu dengan dungeon nya," ucap Bacia akhirnya setuju.
"Oke," ucap Arya dengan semangat.
Arya berjalan menjauh dari party nya setelah merasa sudah cukup jauh. Arya berlari mencari goblin dan setelah berlari cukup jauh, Arya menemukan 15 goblin yang berkumpul. Tanpa ragu, Arya langsung mengalahkan mereka dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Level Up, Level Up, Level Up.
[Daily Quest]
Membunuh goblin: 15/10
Poin status +3
[Skill]
Memperoleh Skill
Flashstep [meningkatkan kecepatan 35%][Mp Cost: 13]
Streak [serangan beruntun][Mp Cost: 21]
[Title]
Goblin Slayer
Arya menutup quest hariannya. "(Sepertinya ini sudah cukup untuk hari ini)" pikir Arya puas dengan pencapaiannya.
Arya menggunakan skill [flashstep] untuk pergi ke tempat Hanif dan yang lainnya berada. Dalam beberapa menit, Arya tiba di dekat pintu dungeon dan melihat Hanif serta yang lainnya sedang bersiap-siap.
Arya muncul dan menyapa yang lain. "Yo, semuanya," sapa Arya dengan ceria.
"Yo, Arya! Bagaimana petualanganmu? Apakah ada yang menarik?" tanya Hanif.
"Tidak ada yang menarik. Aku hanya menemukan beberapa monster saja." jawab Arya.
"Lalu, apakah kamu berhasil mengalahkan mereka?" tanya Sultan.
"Tidak, aku hanya melihatnya saja, hehe. " jawab Arya dengan tersenyum.
Setelah itu, mereka melanjutkan persiapan dan begitu siap, mereka mulai memasuki dungeon Rank D.
"Apa kalian siap?" tanya Bacia penuh semangat.
mereka bertiga mengangkat tangannya. "Ya!" jawab mereka dengan semangat.
"Mari kita masuk!" seru Bacia.
Selama perjalanan di dalam dungeon, mereka melawan goblin, serigala es, dan babi hutan. Level mereka terus meningkat seiring pertarungan, dan setelah 4 jam perjalanan mereka istirahat sejenak.
Evan sambil makan bertanya. "Hei Bacia, sudah berapa persen progres kita?" tanya Evan.
Bacia mikir sejenak. "Kira-kira baru 76 persen," jawab Bacia yang telah mengiranya.
"Hah, perasaanya sudah 4 jam di sini, dan baru 76 persen!" seru Sultan frustrasi.
Sedangkan Arya masih mencoba-coba kekuatannya. "(Aku ingin mencoba sesuatu, tapi apakah akan berhasil?)" Pikir Arya sambil memutuskan untuk mencobanya."
"(System aktif, Status)"
[Status]
Nama: Arya
Kelas: None
Level: 18
HP: 730 (-330)
MP: 260 (+40)
Str: 37 (+5)
Agility: 37 (+9)
Vitality: 31 (-11)
Intelligence: 31 (+4)
Poin Status: 45
"(Hanya 4 jam di sini levelku sudah naik sampai segini? Tapi Sepertinya lebih baik aku menyimpan minimal 20 Poin Status untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba ada Class muncul. Baiklah, kalau begitu tambahkan 10 Poin ke Str dan 15 Poin ke Agi)," pikir Arya mengatur poin statusnya.
Arya menatap ke teman-temannya. "(Aku tidak tahu ini akan berhasil atau tidak. Mata penilaian, Aktif)" pikir Arya.
[Evan]
Nama: Evan
Kelas: Dual-Pedang (Rank A)
Level: 15
Hp: 550 (+60)
Mp: 200
Str: 25 (+18)
Agi: 25 (+5)
Vit: 25 (+2)
Int: 25
[Sultan]
Nama: Sultan
Kelas: Assassin (Rank S)
Level: 16
Hp: 580 (-360)
Mp: 210
Str: 26 (+8)
Agi: 26 (+15)
Vit: 26 (-12)
Int: 26
[Hanif]
Nama: Hanif
Class: Hanif (Rank A)
Level: 15
Hp: 550
Mp: 200 (+120)
Str: 24 (-3)
Agi: 24 (-4)
Vit: 24
Int: 24 (+12)
Arya mengurungkan niatnya untuk melihat status Bacia. "(Lebih baik aku tidak melihat statusnya Bacia. Tapi aku penasaran kenapa di status mereka tidak ada Status point sedangkan aku ada)," pikir Arya yang penasaran.
"Eh, kalian sekarang pasti level 10 ya kan?" ucap Bacia.
"Ya mungkin, memangnya kenapa?" tanya Evan yang penasaran kenapa tiba-tiba Bacia bilang seperti itu.
“Jadi aku bisa tahu Rank Class kalian apa," Jawab Bacia sambil tersenyum.
"Iyakah?" ucap Sultan.
Sultan mengambil kartu guild dan tidak melihat ada Rank di Class nya. "Tidak ada, nih," ucap Sultan yang merasa dibohongi.
"Tentu saja tidak ada, kan kalian belum diperiksa ulang," ucap Bacia.
"Ohhhhh," ucap Sultan.
Bacia berdiri lagi. "Baiklah, mari kita lanjutkan perjalanan dengan cepat." ucap Bacia.
Sultan ikut berdiri. "Gooo," ucap Sultan.
Mereka mulai berjalan kembali, dan setelah 30 menit perjalanan, mereka sampai di depan gerbang area bos.
"Apa kalian siap!" ucap Bacia memastikan yang lain.
"Kami siap," ucap mereka.
Mereka membuka gerbang, dan api sepanjang jalan menyala. Dengan hati-hati, mereka memasuki area hutan yang gelap. Tiba-tiba, sebuah knight bangkit di tengah hutan, dan Arya dengan cepat mengaktifkan Skill [Mata Penelitian] miliknya.
"(Mata Penelitian Aktif)"
[Status]
Nama: Voidrender
Class: Sword
Rank: C+
HP: 2410
MP: 800
"(Aku tidak bisa melihat statusnya secara keseluruhan)," pikir Arya dengan kebingungan.
Saat Arya masih kebingungan, Bacia langsung memulai pertarungannya. "Attack!" teriak Bacia, memulai pertarungan.
Voidrender berlari menuju Evan dengan kecepatan yang luar biasa. Namun berhasil ditahan oleh Evan.
Bacia menyusun strategi. "Evan, tahan dia! Hanif, gunakan sihirmu sekarang! Sultan, serang dari belakang! Arya, bantu Evan!" Perintah Bacia dengan tegas.
"Baik," jawab Arya, siap untuk membantu Evan.
Sultan menghilangkan keberadaannya, dan muncul kembali di belakang Voidrender, dan mulai menyerang. Namun Voidrender bukanlah musuh yang mudah dikalahkan, dengan cepat dia menghindari serang itu dan langsung menyerang Sultan yang membuat Sultan ke lempar. Evan yang tidak ingin menyiakan perjuangan Sultan mulai menyerang namun berhasil ditahan dan Evan mulai ditebas dengan dua serangannya, dia berhasil mengalahkan Evan.
Kemudian Voidrender berjalan perlahan ke Sultan yang sedang berusaha berdiri kembali, saat Voidrender sudah di depan Sultan dan menyerang, Sultan dengan cepat menghindar. Saat ingin menebasnya kembali Voidrender terkena serangan dari Hanif, Voidrender yang merasa bahwa Hanif sangat berbahaya dia mulai mengarahkan pedangnya ke Hanif dan mulai melancarkan Skill Tebasan, tapi sebelum serangan itu berhasil terkena Hanif, serangan itu dihancurkan oleh panah sihir Bacia.
"Sultan, tarik perhatiannya! Jangan biarkan dia mendekati Hanif!! Evan, Arya, apakah kalian masih bisa bertarung? Jika bisa, bantu Sultan!" ucap Bacia dengan penuh semangat.
Arya mulai menyerang di bagian depan, sedangkan Sultan dengan cepat menyerang kembali ke belakang Voidrender, dan menebas bagian belakang Voidrender dengan menggunakan Skill [Streak]. Setelah terkena serangan itu Voidrender langsung mengarahkan serangan nya ke Sultan. Namun, Sebelum serangan itu terkena dengan cepat Evan mengalirkan kekuatannya ke pedangnya dan menggunakan Skill [Pedang Cahaya] langsung menahan serangan itu. Voidrender mulai mengangkat pedangnya dan dengan cepat mengayunkannya ke segala arah. Evan, Sultan, dan Arya Terkena Serangan tersebut yang membuat luka fatal.
Arya melihat statusnya. "(Gawat, darahku)," pikir Arya dengan panik.
HP: 64/730 (-110)
MP: 124/260 (+20)
Bacia mulai menarik panahnya. "Hanif, sihirmu sudah siap?," tanya Bacia dengan tegas.
Setelah melihat Hanif telah siap dia langsung menyuruh. "Hanif, serang!" seru Bacia dengan semangat.
“Terbakar lah. Inferno!” seru Hanif.
Hanif meluncurkan sihirnya, ditambah dengan skill Bacia. Sihir tersebut mengenai Voidrender, memberikan mereka harapan untuk mengalahkannya.
"Apa ini sudah berakhir?" ucap Hanif yang terengah-engah.
Namun, setelah asap menghilang, Voidrender muncul kembali, tampaknya masih dalam kondisi bertarung.
Hanif sudah mulai kehabisan staminanya. "Apa dia belum kalah?" ucap Hanif dengan keterkejutan.
Bacia menepuk pundak Hanif. "Hanif, serahkan sisanya padaku," ucap Bacia dengan senyum percaya diri.
"Batalkan Skill [Feisu], memperkuat diri." ucap Bacia, mengubah penampilannya menjadi lebih cantik dan mengeluarkan aura berwarna hijau.
Setelah itu, Bacia mulai menyerang Voidrender dengan serangan beruntun. Dengan akurasi yang luar biasa, Bacia meluncurkan panah-panahnya, tetapi Voidrender berhasil menahan serangan tersebut dengan kemampuan tebasan nya.
Bacia menjauh dan menarik anak panahnya. “Hufft, [Magic Arrow]” ucap Bacia dengan tekad kuat untuk mengakhiri pertempuran.
Voidrender mencoba menahannya dengan tangan kirinya, tetapi tangan tersebut langsung hancur karena tidak mampu menahan serangan tersebut. Dengan cepat, Voidrender menancapkan pedangnya ke tanah, Voidrender menutup luka yang diakibatkan Bacia dan menarik pedang itu yang berubah menjadi Dagger. Tiba-tiba, Voidrender berubah bentuk menjadi lebih menyeramkan.
Bacia terdiam sejenak. “Apa yang terjadi!” ucap Bacia dengan kebingungan.
Arya, Hanif, Sultan, dan Evan bangkit kembali setelah terkapar sebelumnya.
Arya dengan cepat melihat Statusnya. “(Apaan itu, kenapa dia bisa mengubah Class nya!)” pikir Arya dengan kebingungan.
Nama: Voidrender
Class: Assassin
Rank: A
HP: 980/2410
MP: 180/800
Voidrender mulai bergerak kembali, kali ini menargetkan Bacia. Bacia yang menyadari hal tersebut segera menggunakan Skill [Barrier] untuk melindungi dirinya. Namun, Voidrender dengan kecepatan yang luar biasa muncul di belakang Bacia, Voidrender langsung menggunakan Skill [Shadow Strike] untuk menghancurkan barrier tersebut. Dalam sekejap, Bacia terkapar.
“BACIA!” teriak mereka dengan kekhawatiran.
Evan, Sultan, dan Hanif langsung menyerang Voidrender dengan emosi yang memuncak, sementara Arya masih terdiam dalam kebingungan. Dengan cepat Hanif merapalkan sihir kemudian di bawah Hanif muncul sebuah danau air dan air tersebut berubah menjadi Naga air. “Water of immortality! MATILAH KAU!!!” teriak Hanif.
Evan mulai lebih mefokuskan kekuatannya ke pedangnya dan Pedang Evan berubah menjadi pedang es dan di sekitar Evan muncul pedang es. “sparkle of freeze sword! Terima ini!!” teriak Evan.
Sultan langsung menerjang ke kepala Voidrender. “repeated stabs! Matilah kau!!!” Teriak Sultan.
Meskipun serangan mereka berdampak pada Voidrender, namun itu belum cukup. Voidrender dengan kekuatan terakhirnya mengubah kelasnya kembali menjadi semula dan mengangkat pedangnya, mulai bercahaya.
Hanif yang merasakan firasat buruk dia langsung menyuruh. "Gagalkan sihir itu!" Teriak Hanif.
Sedangkan Arya masih termenung tak bisa bergerak. "(Apa yang terjadi? Apa yang kulakukan? Kenapa aku terdiam sedangkan yang lain sedang berjuang? Bisakah semua ini terjadi karena kelemahanku? Apakah kejadian itu akan terulang? Kenapa aku begitu lemah? Kenapa? Kenapa? Kenapa?)" bingung Arya dengan perasaan campur aduk.
Hanif, Evan, Sultan berhasil menggagalkan serangan Voidrender, namun mereka sudah lelah. Voidrender langsung menerjang ke arah Hanif dan langsung menebas, membuat Hanif tak sadarkan diri. Evan dan Sultan kembali menerjang Voidrender dengan sisa kekuatan yang mereka miliki. Namun serangan itu di patahkan Voidrender, dan mulai menyerang balik, sebelum Evan dan Sultan terkena serangan Voidrender, Arya muncul di depan mereka dan menahan serangan tersebut. Namun, Arya memiliki aura dan tatapan yang berbeda. Arya mengeluarkan aura kegelapan dan memiliki tatapan kosong.
[System]
[System Error, System Error, System Error, System Error]
Evan menahan menutup lukanya. "Apa yang terjadi pada Arya?" ucap Evan sambil menahan luka yang ada di tangannya.
"Apa dia benar-benar Arya?" ucap Sultan.
Voidrender mengganti kelasnya menjadi Assassin kembali, dan pertarungan kecepatan dimulai. Arya menggunakan banyak skill yang sebelumnya tidak ada padanya.
[System Error, Skill Aktif][System Error, Skill Aktif][System Error, Skill Aktif][System Error, Skill Aktif][System Error, Skill Aktif]
Sultan, yang masih memiliki kekuatan, membantu Arya. Pertarungan itu berlangsung sengit, dan saat Voidrender mulai melemah dan terpojok, Arya tanpa ragu-ragu langung menggunakan skill [Soul Buster], yang mampu menghilangkan jiwa yang melemah, dan pertarungan tersebut selesai. Setelah itu, Arya jatuh tak sadarkan diri.
[Level up, Level up, Level up, Level up, Level up, Level up, Level up]
Setelah satu jam berlalu, akhirnya Arya sadar. Dia tersadar di luar dungeon.
Arya melihat sekitar. "Apa yang terjadi? Bukankah kita tadi sedang bertarung?" Tanya Arya yang bingung.
Evan dan Sultan tidak ingin mengatakan apa-apa yang telah terjadi di dalam dungeon kepada Hanif, Arya, dan Bacia. Setelah beristirahat sejenak dan waktu mulai menjelang sore, mereka berlima memutuskan untuk kembali ke kota.
Setelah pertarungan selesai, Evan dan Sultan menghampiri Arya, sambil membawa Bacia dan Hanif yang tak sadarkan diri. Mereka berkumpul di dekat mayat Voidrender, dan masalah baru muncul: bagaimana cara keluar dari dungeon yang mulai runtuh?
"Woi Evan, jadi gimana caranya kita balik?!" seru Sultan, panik mulai melanda.
Evan garuk-garuk kepala. "Ya mana aku tahu! Eh, wait… kayaknya cara ini aja yang mungkin bisa," katanya, mencoba berpikir positif.
"Gimana?" tanya Sultan, penuh harap.
"Yah, kita harus jalan kayak tadi kita masuk dungeon," jawab Evan, suaranya terdengar lemas dan pasrah.
"Apa?! Apa kau gila?! Hei, pikir lagi dong! Masa kita harus jalan kayak tadi sambil bawa mereka bertiga?! Nanti malah tambah parah!" Sultan langsung emosi, menolak ide Evan yang menurutnya tidak masuk akal.
"Ya terus gimana lagi?! Cuma itu pilihan kita!!!" Evan membentak balik, frustasi. Situasi semakin menegangkan.
"Ya pikir lagi kek!!" Sultan masih ngotot.
Saat mereka berdebat, tiba-tiba dungeon bergetar hebat.
"Woi, apa yang terjadi?!" Sultan makin panik.
"Mungkin karena bos dungeon nya udah dikalahkan," jawab Evan, mencoba tetap tenang.
Tiba-tiba, cahaya terang menyilaukan keluar dari tubuh Voidrender yang sudah tak bernyawa.
Evan menunjuk ke arah Voidrender. "Apa itu?!"
Dari tubuh Voidrender keluar tiga item: sebuah pedang, sebuah dagger, dan sebuah kristal yang berkilauan. Saat itulah Arya terbangun. Dengan gerakan yang aneh, seperti orang linglung, dia mendekati Voidrender dan mengambil permata tersebut. Permata itu memancarkan cahaya terang yang menyilaukan, lalu cahaya itu masuk ke dalam tubuh Arya.
"Woi Arya! Apa yang kau lakukan?!" teriak Sultan, terkejut dengan tindakan Arya yang tiba-tiba.
"Sepertinya dia bukan Arya yang kita kenal deh, dari auranya aja udah terlihat beda!" Evan mengamati Arya dengan curiga. Aura gelap mulai mengelilingi Arya.
Setelah menyerap cahaya permata, Arya menatap Evan dan Sultan. Dungeon mulai runtuh lebih cepat. Arya langsung merapalkan mantra.
Evan bersiaga, siap menyerang jika terjadi sesuatu. "Apa yang dilakukan Arya?!"
"System active, Heal System active." ucap Arya, suaranya terdengar aneh, dan Luka yang ada di Arya mulai pulih.
Arya menciptakan lingkaran sihir penyembuhan di dekat Bacia dan Hanif. "Healing system for active area," Ucap Arya dengan pelan.
Dengan ajaib, luka-luka Bacia dan Hanif sembuh. Namun, dungeon berguncang lebih hebat lagi. Arya, tanpa ragu, mengaktifkan sihirnya lagi. "Active teleport system [Instant Movement]"
Lingkaran sihir muncul di bawah kaki Evan dan Sultan. "Apa yang akan terjadi?!" Sultan benar-benar panik. Mereka berdua terlempar keluar dari dungeon yang sedang runtuh. Setelah menciptakan keajaiban itu, Arya kembali pingsan. Di dalam kesadaran Arya…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments