Bab Lima

Arya menunggu kepulangan Syafira hingga tengah malam, tapi istrinya itu tak kunjung pulang. Padahal dia tak sabar ingin menanyakan tentang maksud istrinya mengambil alih pimpinan perusahaan.

Kinara yang melihat papinya gelisah menghampiri pria itu. Memeluknya dari belakang. Dia begitu menyukai hangatnya tubuh pria itu.

"Kenapa papi begitu gelisah?" tanya Kinara dengan manjanya.

"Papi sedang menunggu mamimu pulang. Kenapa jam segini dia belum pulang?" tanya Arya.

"Mungkin Mami mencari hiburan juga. Biar saja, Pi. Kasihan juga kalau dikekang terus," balas Kinara.

"Kamu pikir Mami kamu itu wanita apa? Selama menikah tak pernah dia tak pulang ke rumah. Dia juga tak pernah melakukan hal yang macam-macam. Papi curiga jika dia ada yang menghasut sehingga menjadi berubah begini," ucap Arya.

Arya melepaskan pelukannya Kinara dan berjalan menuju sofa. Duduk termenung di sana. Dia masih berharap sang istri pulang sehingga dia bisa langsung tanyakan mengenai keputusan istrinya di kantor tadi.

***

Sementara itu di tempat yang berbeda, Syafira dan Garvin sedang menuju satu tempat. Ini semua atas permintaan wanita itu. Setelah mereka menyelesaikan audit data perusahaan, tiba-tiba dia meminta pria itu menemaninya ke klub malam.

Suasana di klub malam begitu mempesona dengan cahaya neon yang terang benderang dan irama musik yang menggelegar. Orang-orang dengan beragam pakaian dan gaya hidup bergeming di tengah gemerlapnya malam. Di tengah keramaian itu, ada Syafira yang sedang merasakan berbagai masalah yang menumpuk di bahunya.

Syafira merasa ingin melupakan sejenak semua kesusahan yang dia tanggung. Masalah pribadi, tekanan pekerjaan, dan perasaan hampa yang terus menghantuinya.

Garvin menemaninya saat wanita itu mengatakan akan ke klub malam untuk melupakan sejenak masalah dalam rumah tangganya.

Mereka berdua memasuki klub malam itu dengan berbagai tumpukan perasaan. Syafira merasa gelisah namun juga agak terbebaskan, sedangkan Garvin yang memang sering ke sana hanya bisa mengikuti saja apa mau wanita itu.

Tanpa disadari, minuman mulai mengalir di meja tempat mereka duduk. Syafira, yang sedang terjebak dalam pusaran emosi yang membingungkan, dengan cepat meredam semua kekhawatirannya dengan setiap tegukan yang ia minum. Minuman itu seolah menjadi pelarian dari masalah dan kenyataan yang ia hadapi.

Ketika alkohol mulai mengendap dalam darahnya, Syafira semakin melupakan segala sesuatu yang ada di luar sana. Tersesat dalam alunan musik dan irama dansa yang memukau, ia merasa dirinya menjadi bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar. Semua masalah yang ia rasakan seolah terhapus oleh kebebasan yang ditemukannya di dalam kelamnya malam.

Garvin sudah melarang agar wanita itu jangan minum lagi, tapi Syafira tak mau, dia membantah, mungkin karena sudah terbawa suasana mabuk. Pria itu menempatkan keselamatan Syafira di atas segalanya. Dengan penuh perhatian Garvin mengawasinya dengan cermat, membawa air minum untuk menjaga agar tubuhnya tetap terhidrasi dan menghindari bahaya yang bisa terjadi.

Ketika fajar menyingsing dan cahaya matahari mulai menembus kegelapan malam, Syafira dan Garvin meninggalkan klub malam.

"Bu Syafira, di mana rumahnya. Biar saya antar," ucap Garvin. Tadi mereka memang pergi hanya menggunakan mobil Garvin, sedangkan mobil wanita itu dititipkan di perusahaan.

"Kemana kamu bawa saja, aku tak mau pulang," ucap Syafira. Kelihatannya dia telah mabuk berat.

Garvin yang tak tahu di mana rumah Syafira akhirnya membawa wanita itu ke apartemen miliknya. Dengan terpaksa dia menggendongnya menuju lift karena Syafira telah mabuk berat dan tak sanggup berjalan.

Syafira pasrah saja saat di gendong. Padahal biasanya dia tak suka di sentuh pria selain suaminya Arya.

Garvin menurunkan Syafira ke sofa yang ada di ruang tengah apartemen miliknya itu. Baru saja duduk, wanita itu langsung muntah dan membuat pakaiannya kotor.

Garvin menggelengkan kepalanya melihat semua itu. Dia yakin Syafira tak pernah minum alkohol sebelumnya.

Syafira yang saat ini telah berusia tiga puluh delapan tahun, tetap terlihat cantik. Tak ada yang menduga jika usianya hampir menginjak kepala empat. Arya saja yang bodoh, menduakan wanita secantik itu.

Dengan penuh perhatian Garvin membawa Syafira ke kamar mandi dan terpaksa membuka baju yang wanita itu kenakan. Kesadaran yang kurang membuat wanita itu pasrah saja atas apa yang pria itu lakukan.

"Astaga, badannya masih sangat indah walau usianya pasti tidak muda lagi. Pernikahannya saja sudah hampir lima belas tahun. Andai saja dia tidak mabuk sudah aku ajak bercinta," gumam Garvin dalam hatinya.

Garvin lalu mengusap wajahnya dengan kasar karena pikirannya yang mulai ngawur. Dia menggendong Syafira yang hanya memakai pakaian dalam itu ke tempat tidur dan memakaikan kemejanya.

Di apartemen itu hanya ada satu kamar. Sehingga Garvin terpaksa tidur di sofa ruang tengah. Dia keluar setelah menyelimuti wanita itu.

**

Pagi hari, Syafira bangun. Kepalanya terasa sangat sakit dan berat. Dia mencoba membuka mata. Melihat ke sekeliling, dia merasa aneh. Tidak mengenal tempat ini.

Syafira bangun dan duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Mencoba mengingat apa yang terjadi. Setelah beberapa saat dia teringat jika kemarin mengajak Garvin ke klub malam.

"Apa yang terjadi setelah itu ya. Ini rumah siapa?" tanya Syafira dalam hatinya.

Syafira menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Dia semakin terkejut melihat bagian bawah tubuhnya yang terbuka. Lalu memandangi ke bagian tubuh atasnya.

"Kemana bajuku? Baju siapa yang aku pakai? Apa yang telah terjadi tadi malam? Pasti aku banyak minum hingga mabuk." Banyak pertanyaan berseliweran di dalam kepalanya.

Syafira bangun dan turun dari ranjang. Rasa penasaran membuatnya ingin keluar dari kamar untuk mencari jawaban. Dengan perlahan dia membuka pintu kamar itu.

Saat pintu terbuka, tercium bau masakan yang sangat harum. Kakinya melangkah menuju dapur. Saat telah dekat, dia melihat seorang pria sedang memasak.

"Hhhmmmm ...." Syafira sengaja berdehem agar pria itu berbalik badan.

Garvin yang mendengar deheman lalu berbalik, dan tersenyum melihat Syafira yang telah bangun. Mata wanita itu melotot mengetahui siapa pria itu. Dia tampak sangat terkejut.

"Apa yang telah aku lakukan dengan pria ini?" tanya Syafira dalam hatinya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

Pelarian yg salah dek jagan di ulangin lagi dek yaaa dek jagaaannnn

2024-08-25

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

walau galau tak perlu lari ke alkohol Syafira

2024-05-12

0

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Oo syafira suka minum alkohol ya, wajarlah dapat suami kayak arya nikmatilah kalau gitu

2024-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!