Sebuah malam yang damai di sebuah perbatasan desa. Sang raja kutukan, Ryomen Sukuna tengah menikmati jalan malamnya sampai mata merahnya menemukan sosok kecil di hadapannya.
Sukuna
Hm? Anak manusia?
Gumamnya yang langsung mendapat perhatian anak itu. Gadis kecil itu menoleh dan melihat ke arahnya. Namun, bukan tatapan takut yang biasa ia dapatkan. Gadis itu menatapnya dengan tatapan berbinar.
Hime
Woahh..
Sukuna
Apa yang kau lihat, nak?
Sukuna menggeram, mencoba membuat anak itu takut. Namun, anak itu malah tertawa dan menghampirinya.
Hime
Umh..
Gadis itu mengulurkan kedua tangan mungilnya kearahnya. Seperti memberinya isyarat untuk menggendongnya.
Sukuna
Hahh.. Merepotkan sekali.
Sukuna membungkuk dan mengangkat gadis itu dalam rengkuhannya.
Hime
Hehehe..
Tangan mungil gadis itu mulai meraba wajah Sukuna yang memiliki tato. Sepertinya tatonya itu membuat anak kecil itu penasaran.
Sukuna
Ck, apa yang kau lakukan, hama?
Anak itu hanya terkikik dan lanjut bermain dengan wajahnya.
Sukuna
Kau menyebalkan sekali. Siapa namamu, hama?
Hime
Hime!
Sukuna
Hee..
Sukuna
Hime lah hama lah, ngga beda jauh. Ku panggil kau "Hama".
Ujarnya dengan seringai yang dibalas oleh tatapan penasaran oleh Hime.
Sukuna
Namaku Sukuna.
Hime
Shukuna?
Sukuna
Sukuna.
Hime
Shukuna!
Sukuna
Su-ku-na!
Sang raja kutukan mulai agak kesal karena anak itu tidak bisa memanggil namanya dengan benar.
Hime
Shukunaa!
Seru anak itu dengan senyum cerah.
Sukuna
Terserahlah.
Sukuna mengalah, ia mendengus kesal dan menatap anak yang ada di gendongannya dengan tatapan sinis. Tetapi Hime tetap menatapnya dengan senyum cerah dan tidak terpengaruh sama sekali dengan rupanya yang seram.
Perhatian Sukuna teralihkan saat tiba tiba kerumunan penduduk datang sembari membawa obor. Kericuhan mulai terdengar menghampiri mereka.
Comments