Duda Tampan Mencari Jodoh
Di Marahi Lagi
Angel (Wijaya)
[Membuka pintu rumah]
Angel (Wijaya)
[Masuk dan memperhatikan seluruh ruangan]
Renna(Ibu Tiri Angel)
!!!
😡
Renna(Ibu Tiri Angel)
Angel!!!
[Teriak]
Angel (Wijaya)
[Menghentikan langkahnya dan panik]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Berjalan dengan tatapan tajam]
Renna(Ibu Tiri Angel)
Sudah mulai tidak ingat waktu kau ternyata!
[Menjewer telinga]
Angel (Wijaya)
[Meringis]
Ow, sa-sakit Mah!
[Menahan tangan Ibu tirinya]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Marah dan kesal]
Kau memancing emosiku!
Angel (Wijaya)
😭
[Menjerit]
Renna(Ibu Tiri Angel)
Kau tau ini sudah jam berapa?
Kita dirumah belum makan, kau sengaja agar kami kelaparan?
[Membentak sambil mendorong kepala Angel]
Angel (Wijaya)
[Tertegun]
😥
Angel (Wijaya)
Maaf Mah, bukannya ada Bibi yang harus memasak kenapa menungguku?
[Bertanya bingung]
Renna(Ibu Tiri Angel)
Kau tau klo dia pulang kampung, sudah jangan banyak tanya cepat kedapur dan masak!!
[Membentak sambil berdecak pinggang]
Angel (Wijaya)
[Menganguk sambil mengusap telinganya]
Angel (Wijaya)
Baik Mah!
[Melangkah kedapur]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Mencegah]
Tunggu!
[Menghampiri Angel]
Angel (Wijaya)
[Menghentikan langkahnya]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Menarik tas Angel]
Renna(Ibu Tiri Angel)
Hari ini kau gajian, mana uangnya?
[Menatap marah]
Angel (Wijaya)
[Menelan ludahnya]
😑
Angel (Wijaya)
[Merebut tasnya]
Mah tolong jangan ambil gajiku kali ini, aku mohon?
[Memasang wajah sedih]
☹️
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Semakin marah]
Jangan kau mengaturku, cepat berikan gajimu!
[Membentak]
Angel (Wijaya)
[Menangis]
😭
Aku mohon Mah, kali ini aja?
[Nautkan kedua tangannya sambil menunduk didepan Ibu Renna]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Menampar]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Mendengus kesal]
Jangan sesekali melawanku!
[Merebut paksa uang itu dari tas]
Angel (Wijaya)
[Menangis sambil mengusap pipinya]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Mendorong Angel ]
Sana kedapur!
[Teriaknya]
Angel (Wijaya)
[Memungut tasnya dan pergi]
Perlakuan seperti ini selalu ia dapat jika bersalah sedikit saja.
Perempuan itu harus menguatkan diri dengan segala cobaannya.
Hidupnya sebatang karang tidak punya saudara dan orang tua.
Renna sebagai ibu tirinya pun menganggapnya tidak jauh lebih dari seorang pembantu.
Angel (Wijaya)
[Menangis tersedu-sedu]
Tania(saudara tiri)
Mah, ada apa lagi?
[Menatap bingung Mamahnya]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Menoleh]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Mendengus]
Perempuan yang tak tau di untung itu, lama-lama dia bikin aku jantungan!
Tania(saudara tiri)
[Mendudukan tubuhnya di sofa]
Hukum aja Mah, lagian ngapain coba dia melawan!
Gak anak gak Ibu mereka sama saja memperlakukan Angel tidak baik, padahal kedua orang itu seharusnya bersyukur karena Ayah Angel yang menikahi Renna dan membiarkan mereka tinggal dirumah itu setelah Wijaya meninggal.
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Berjalan kearah sofa]
Kita makan diluar, ayo siap-siap!
Tania(saudara tiri)
😀
[Bersemangat]
Tania(saudara tiri)
Yeah, oke Mah tunggu aku dulu yah!
[Bersorak gembira sambil berlari kekamarnya]
Angel (Wijaya)
[Menangis sesegukan sambil menatap sedih isi tasnya]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[mendobrak pintu kamar Angel]
Renna(Ibu Tiri Angel)
Besok kau belanja semua perlengkapan dapur, kami sepertinya tidak selera makan lagi, kau tidak usah memasak!
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Berbicara dengan nada tinggi]
Angel (Wijaya)
[Menunduk tersedu- sedu]
Renna(Ibu Tiri Angel)
[Menatap tajam]
Kau dengar!
[Pergi]
Angel (Wijaya)
[Mengangguk tak bersuara]
Di dalam kamar gadis itu masih terisak dengan tangis, ia pun mengingat kedua orang tua nya yang sudah tiada. Seandainya mereka masih ada hidupnya tidak tersiksa seperti itu.
Angel (Wijaya)
[Menangis sesegukan]
😭
Angel (Wijaya)
Pah, Mah, Angel kangen!
[Memeluk sebuah bingkai foto]
Angel (Wijaya)
☹️
Apa kalian melihat kesedihanku disini?
[Berbicara di depan bingkai foto itu]
Sungguh malang nasibnya, ia merasakan siksaan ini sudah 5 tahun dan tidak pernah berakhir.
Ia yang mewarisi harta keluarganya tapi kakak dan ibu tirinya yang menikmati.
Bahkan gadis itu tidak diperbolehkan bekerja diperusahaan milik keluarganya sendiri.
Setiap hari ia hanya bekerja di toko roti itu pun gajinya tidak pernah ia nikmati.
Angel (Wijaya)
[Tertidur sambil memeluk bingkai foto]
Setelah teriksa dalam tangis gadis itu pun terlelap ia sampai tak mengingat isi perutnya.
Wajah sedihnya sangat terlihat ia patah semangat dan merasa jiwa bahagianya tidak hidup lagi.
Di Kediaman Keluarga Pratama
Wilson(Pratama)
[Masuk kedalam rumah]
Sanny(Ny.Pratama)
🤨
Amora kenapa?
Wilson(Pratama)
Ia tertidur!
[Mengantarnya ke kamar]
Wilson(Pratama)
Bibi tolong urus Amora
[Meletakan diatas tempat tidur]
(Pengasuh)
[Mengangguk]
Baik tuan!
Wilson(Pratama)
[Keluar dari kamar anak gadisnya]
Sanny(Ny.Pratama)
[Mengerutkan dahi]
🤔
Wilson(Pratama)
Ada apa, kok Mamah menatapku seperti itu?
[Kebingungan]
😶
Sanny(Ny.Pratama)
Kau dan Amora habis dari mana?
Kau tau Mamah sedari tadi mencari kalian?
[Mendengus kesal]
Wilson(Pratama)
[Mengela nafas kasar]
Wilson(Pratama)
Aku hanya mengajaknya keluar, udah capek lihat dia nangis terus!
[Berjalan kelantai atas]
Sanny(Ny.Pratama)
[Menatap punggung anaknya]
Sanny(Ny.Pratama)
[Menggeleng]
Juan(Tn.Pratama)
[Menghampiri]
Ada apa Mah?
🤔
Sanny(Ny.Pratama)
Tidak Pah!
[Mendudukan tubuhnya di sofa]
Juan(Tn.Pratama)
[Ikut duduk]
Juan(Tn.Pratama)
Apa Amora merengek minta Mommy nya lagi?
🤨
Juan(Tn.Pratama)
[Berdehem]
Hem, mungkin seperti itu Wilson sampai kewalahan!
Keluarga ini tentram dan akrab, kedua orang tua itu pun sangat menyayangi anak dan cucu mereka.
Mereka juga memiliki kekayaan yang lumayan berbeda jauh dengan keberadaan keluarga Wijaya [Angel]
Comments
Yin_
Ehh ibu tirinyaaa perlu di sledingg nihhh kayaknyaaa😬😬😬
2025-08-22
0
Yin_
Angel nasibnya kasian banget😭😭
2025-08-22
0