Di gang yang sepi nan gelap, Laylie bertemu dengan tiga sosok berjubah yang tak bisa dilihat oleh orang lain. Tiga sosok itu berlutut dan ingin melayaninya. Namun, Laylie yang pernah mengalami penghianatan tak bisa menerima mereka begitu saja.
"Ayo, kita pergi ke rumah wali kota," ucap Viana.
Namun, sosok Viana berhasil membuat hati Laylie untuk mempercayainya. Kuat dan baik hati, itulah sosok Viana yang bisa dilihat oleh Laylie. Namun, tiga sosok berjubah itu belum bisa mendapat kepercayaan dari Laylie.
Laylie berjalan di samping Viana dengan tangan yang bergandengan. Ketiga sosok itu juga mengikuti mereka dari belakang.
Laylie sesekali menengok kebelakang. Wajah ketiga sosok itu tak terlihat karena tertutup oleh tudung, namun ia bisa melihat bibir mereka yang tampak tersenyum.
Kenapa mereka mau melayaniku? Dan kenapa tak ada satupun orang yang bisa melihat mereka, kecuali aku? batin Laylie kebingungan.
Saat memikirkan itu Laylie mulai merasa merinding. "Apa mungkin mereka itu hantu!?" gumamnya.
"Ada apa Laylie?" tanya Viana yang heran dengan tingkah Laylie yang selalu melihat kebelakang beberapa kali.
Laylie menggelengkan kepalanya dengan senyum simpul. "Bukan apa-apa," jawabnya.
Viana menatap mata Laylie dan menoleh kebelakang. Namun, ia tak melihat ada hal yang aneh.
"Yasudah, sebelum kita pergi ke rumah wali kota, kita harus singgah ke beberapa tempat dulu," ucap Viana dengan senyum penuh makna.
Laylie yang melihat senyum itu merasakan perasaannya yang tidak enak.
"Eh?!"
.
.
.
Lalu mereka sampai di depan sebuah toko dengan papan tanda kayu yang memiliki gambar pakaian.
"Kita akan membeli pakaian baru untukmu," ucap Viana dengan tersenyum lebar.
Seorang wanita datang menghampiri mereka, ia adalah pekerja di toko tersebut.
"Selamat datang, apakah ada yang bisa saya bantu?" ucapnya dengan sopan.
"Ya, tolong carikan baju yang cocok dengannya. Ah, kalau bisa apa kami boleh meminjam kamar mandi sebentar?" saut Viana.
Wanita itu melirik ke arah Laylie, ia nampak tak percaya dengan apa yang ia lihat. Seorang bangsawan yang cukup terkenal bersama dengan seorang anak gelandangan? Kapan lagi dia bisa melihat pemandangan yang langka seperti ini.
Kenapa dia melihatku seperti itu? batin Laylie yang merasakan tatapan dari pekerja toko itu.
"Iya, Nona bisa gunakan kamar mandi yang ada dibelakang, saya akan siapkan beberapa pakaian yang mungkin cocok untuk Nona kecil ini," ucap pekerja toko dengan sopan sembari menunjukkan arah kamar mandi.
"Terima kasih," ungkap Viana dengan senyum. "Ayo, kita bersihkan tubuhmu dulu, Laylie," sambungnya menatap ke arah Laylie.
Laylie mengangguk pelan dan mengikuti Viana menuju ke belakang toko. Disana mereka masuk kedalam sebuah ruangan yang memiliki bak kecil berisikan air.
Viana menunjukkan senyum yang cukup menyeramkan dengan kedua tangannya yang bergerak mendekati Laylie.
"Hehehe~"
Laylie yang melihat hal itu mundur satu langkah. "A... apa yang ingin kau lakukan!?" katanya dengan gemetaran.
"Tidaaaaakkkk!!!" teriak Laylie.
Beberapa menit kemudian mereka keluar dari kamar mandi dengan bau yang harum. Viana juga menunjukkan senyum yang terlihat puas. Sedangkan wajah Laylie tampak kusut.
Tak kusangka dia akan memaksa untuk memandikanku...
Namun, sabun di dunia ini tak terlalu memiliki aroma yang harum. Malahan tercium seperti aroma alam... meskipun ada sedikit aroma bunganya...
"Nona, kami sudah menyiapkan beberapa pakaian untuk Nona kecil disana," ucap pelayan toko.
"Baiklah waktunya untuk mencoba pakaian!" Viana tampak antusias saat mendengar itu dan menggeret Laylie menuju ke ruang ganti.
Viana terus membuat Laylie memakai begitu banyak pakaian. Laylie sudah seperti boneka yang tengah didandani oleh Viana.
"Wah kamu terlihat cantik sekali memakainya!" ungkap Viana dengan senyum terpukau.
...Ilustrasi karakter utama, Laylie...
"Etto... apa sudah selesai...?" saut Laylie yang merasa lelah gonta ganti pakaian.
"Yup! Kau sangat cocok dengan pakaian ini," ucap Viana yang merasa puas.
Mereka keluar dari ruang ganti dan menuju kasir untuk melakukan pembayaran.
"Tolong bungkus lima pakaian yang dicoba sebelumnya dan satu yang dia kenakan," ujar Viana.
"Baik! Akan segera kami urus!" saut kasir toko dengan senyuman.
Setelah selesai, ada sebuah kereta kuda yang telah menunggu di depan toko baju. Kereta kuda itu memiliki lambang kepala seekor serigala yang memiliki surai panjang.
"Serigala...? Ah, tidak apa itu Fenrir?" gumam Laylie saat melihat lambang yang ada di kereta kuda.
"Yup! Lambang keluarga Laurenfrost adalah seekor Fenrir," saut Viana yang mendengar gumaman Laylie.
Mereka berdua menaiki kereta kuda dan melaju menuju ke mansion milik Count—wali kota Corte.
Mansionnya cukup besar, dan memiliki sebuah taman bunga di halaman depan. Saat di depan gerbang mansion ada dua orang penjaga yang menghentikan kereta untuk memeriksa. Setelah itu mereka diperbolehkan untuk memasuki mansion.
Laylie melangkah keluar dari kereta kuda dan melihat sekitarnya. "Jadi ini mansion dari seorang bangsawan dengan gelar Count?" gumamnya.
"Yah, tapi istana lebih megah dari pada ini," ujar salah satu dari orang berjubah.
Laylie menoleh ke arah suara dan melihat ketiga orang itu dengan tatapan dingin. "Kenapa kalian masih mengikutiku?" tanya Laylie heran.
Mereka bertiga berlutut. "Tentu saja, karena kami ingin melayani Anda, Nona Laylie," jawab mereka bertiga dengan penuh rasa hormat terhadap Laylie.
Laylie makin bingung karena melihat ketiga orang itu sangat menghormati dirinya. Lagi pula, siapa mereka? Bagi Laylie mereka hanyalah orang asing yang tak dikenal.
"Kenapa kalian sangat ingin melayaniku?" tanya Laylie meminta penjelasan.
"Itu karena..." mereka bertiga tak bisa menjawab pertanyaan itu.
"Itu karena kami ingin melihatmu tumbuh menjadi kuat! Lagi pula hanya Nona Laylie saja yang bisa melihat kami," ujar salah satu dari mereka dengan antusias.
Lalu mereka bertiga membuka tudung yang menutup wajah mereka.
Pertama, seorang pria dengan wajah yang tampan. Ia memiliki rambut berwarna emas dengan mata biru permata. Namanya adalah Arthur Pendragon seorang master pedang dan bela diri. Ia juga memiliki sebuah pedang suci excalibur yang tersarung di pinggangnya.
Kedua, seorang wanita yang memiliki paras cantik dan warna rambut berwarna merah terurai panjang, matanya terlihat seperti predator yang siap memangsa targetnya, matanya berwarna merah menyala. Namanya adalah Mary Flanel seorang master sihir dan alkemis.
Ketiga, seorang pria yang memiliki wajah datar dengan tatapan dingin. Rambutnya berwarna kelabu, tidak lebih ke arah silver, dengan potongan rapi, dengan bola mata berwarna kelabu. Ia mengenakan setelan jaz seperti butler. Namanya adalah Sebastian seorang spesialis dalam mengumpulkan informasi dan membunuh, dengan kata lain assasin sekaligus mata-mata.
Mendengar perkenalan mereka, Laylie hanya bisa diam. Apa-apaan dengan tiga orang hebat ini!? Tapi, kenapa tak ada yang bisa melihat mereka? Dan yang lebih penting, kenapa mereka sangat bersikeras untuk melayaniku? batin Laylie bertanya-tanya.
"Ah... ya, baiklah terserah kalian..." ucap Laylie ragu.
Setelah itu mereka masuk ke dalam mansion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
aritsu kyokata
anak sekecil itu, sudah punya gundukan dada~
2024-05-13
0
FIKA 😈😈😈
cerita ini amat seru kk semangat buat nya ya kk /Smile//Smile/
2024-03-09
4