"Nona Ratu, apakah seperti ini?"
Bai Liluo menunjuk batu besar di depannya yang kini sudah ada retakan kecil di batu tersebut. Ratu tersenyum tipis sebelum mengangguk pelan.
Ratu mengajarkan cara mengendalikan energi spiritual yang paling dasar pada Bai Liluo dimulai dari mengontrol energi spiritual itu pada anggota tubuhnya.
Dengan mengalirkan energi spiritual ke kepalan tangannya, Bai Liluo lalu meninju batu tersebut hingga membuatnya retak seperti sekarang.
Ratu seharusnya merasa senang ketika Bai Liluo berhasil melakukannya tetapi untuk beberapa saat gadis itu hanya bisa meringis serta tersenyum pahit melihat pencapaian pemuda tersebut.
Bagaimana tidak, Ratu hanya sekali menjelaskan dan mempraktekkannya namun Bai Liluo bisa melakukannya dalam sekali latihan.
Pengendalian energi spiritual yang seharusnya menghabiskan waktu sampai berbulan-bulan kini dapat dilahap pemuda itu hanya dalam waktu beberapa menit saja.
"Kau sekarang sudah cukup mengerti mengendalikan energi spiritual ke tubuhmu bukan?" Ratu batuk pelan. "Kalau begitu kita akan belajar ke tahap selanjutnya."
Bai Liluo mengangguk secara antusias, setelah merasakan begitu hebatnya energi spiritual yang dimaksud gadis itu, Bai Liluo semakin penasaran dan ingin memperkuat dirinya.
Ratu mengambil salah satu ranting yang ada di tanah lalu mendekati sebuah pohon bambu, Ratu mengayunkan ranting itu ke bambu tersebut, dalam sekali ayunan bambu yang sama terpotong menjadi dua.
Ranting yang terlihat rapuh itu telah berubah menjadi benda yang tajam usai Ratu mengalirkan energi spiritual kepadanya.
"Ini sama kasusnya dengan ketika aku melemparkan sumpit, jika sebelumnya kau berhasil mengalirkan energi spiritual ke anggota tubuhmu lalu untuk sekarang kau harus mengendalikan energi spiritual itu ke sebuah benda." Ratu menjelaskan sambil membuang ranting kayu tersebut. "Ini adalah tahapan selanjutnya dalam pengendalian energi spiritual..."
Bai Liluo memperhatikan beberapa saat sebelum mengambil ranting kayu dan mengayunkan pada pohon bambu.
Ratu tersedak nafasnya sendiri saat melihat bambu itu terpotong.
"Kau, bagaimana kau bisa melakukannya!?" Ratu menunjuk Bai Liluo, ia tak bisa menahan dirinya lagi.
"Aku hanya melakukan yang Nona Ratu perbuat, apakah itu masih salah." Bai Liluo menggaruk kepala, ia berpikir caranya dalam mengendalikan energi spiritual masih keliru.
Ratu terbatuk-batuk, sudah demikian lamanya semenjak gadis Ras Naga itu tidak dibuat terkejut seperti ini.
Ratu bahkan belum menjelaskan cara memadatkan energi spiritual hingga membuat ranting itu bisa berubah tajam, mengalirkan dan memadatkan energi spiritual adalah dua hal yang berbeda tetapi Bai Liluo dapat menirunya dengan sempurna dalam sekali lihat.
Ratu membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya sementara Bai Liluo hanya kebingungan dengan sikap Ratu tetapi ia menunggu gadis itu kembali sambil mengulang pembelajarannya.
'Apa semua Ras Manusia memang seberbakat ini, aku tidak mempercayainya..." Ratu memandangi Bai Liluo yang sedang berlatih dari kejauhan.
Sebagai seorang Ratu dari rasnya, Ratu mengetahui begitu kuatnya Ras Naga di alam semesta ini.
Ras Naga dikatakan mahluk terkuat yang sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu, kekuatan mereka yang besar dapat menghancurkan sebuah peradaban hanya dengan jentikan jari.
Hanya sedikit ras yang bisa menyaingi kekuatan Ras Naga yaitu Ras Demon dan Peri, tapi meski demikian Ras Naga masih lebih unggul dari kedua ras tersebut.
Berbeda dengan Ras Naga, Ras Manusia merupakan ras terendah dibandingkan ras-ras lain. Ratu awalnya tidak pernah melirik mereka bahkan menganggapnya sebagai serangga tetapi beberapa waktu belakangan ini pandangannya pada ras rendahan itu mulai berubah.
Semenjak ia dikalahkan oleh dua bangsa manusia Ratu menyadari bahwa Ras Manusia tidak selemah yang ia perkirakan selama ini terutama usai melihat bakat Bai Liluo.
Bai Liluo yang dapat belajar demikian cepatnya membuat Ratu terkejut, dikalangan Ras Naga sekalipun hanya sedikit orang yang dapat menandingi bakatnya.
Bai Liluo terus berlatih sambil mengayunkan rantingnya pada bambu-bambu di dekatnya, kemampuannya dalam mengendalikan energi spiritual semakin meningkat seiring ia terus berlatih.
"Anak ini... Apa dia monster?!"
Ratu sampai terpana ketika pengontrolan energi spiritual Bai Liluo sudah semakin ahli, satu kata yang ia gambarkan pada bakat pemuda itu yaitu mengerikan.
Di saat Bai Liluo sedang berlatih tiba-tiba pandanganya mulai berputar diikuti dengan kepalanya terasa pusing. Bai Liluo tidak bisa mempertahankan keseimbangannya saat tubuhnya seperti itu sehingga ia langsung jatuh terduduk di tanah.
"Apa yang terjadi?" Bai Liluo kebingungan sambil memegang kepalanya.
"Kau terlalu banyak mengeluarkan energi spiritualmu sampai habis..." Ratu mendekat sambil menggelengkan kepalanya. "Energi spiritual tidak boleh sampai kosong di tubuh seorang ahli beladiri, atau kalau tidak kau akan mengalami efek seperti ini."
"Energi spiritual memiliki batasan?" Bai Liluo baru mengetahuinya.
Ratu mengangguk. "Kau baru saja membuka gerbang dantian beberapa jam yang lalu, daya energi spiritualmu masih kecil dan tipis."
Bai Liluo melihat tubuhnya, energi putih yang sebelumnya menyelimuti tubuhnya kini telah menghilang, menandakan energi spiritualnya sudah habis.
"Apa dengan begini aku tidak bisa menggunakan energi spiritualku lagi?" Bai Liluo jadi merasa sedih, setelah merasakan kehebatan energi spiritual pemuda itu menjadi ketagihan dan ingin terus menggunakannya.
"Jangan khawatir, energi spiritual dapat kau kumpulkan lagi dengan menggunakan metode pernafasan..." Ratu tersenyum kecil melihat reaksi Bai Liluo.
Ratu kemudian menjelaskan bahwa energi spiritual sebenarnya merupakan esensi alam yang ada di semesta ini, jika esensi itu diserap oleh seorang ahli beladiri maka ia akan membentuk namanya energi spiritual.
Ratu lalu mengajarkan metode pernafasan yang dimaksud, pernafasan yang dikhususkan untuk mengumpulkan energi spiritual.
Seperti pengajaran sebelumnya Bai Liluo dapat melakukannya dalam sekali latihan, Ratu yang menyaksikan hal tersebut hanya bisa menghela nafas.
'Sebaiknya aku harus terbiasa dengan bakat mengerikan anak ini...' Ratu tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Bai Liluo duduk bersila di bawah pohon apel, matanya terpejam sambil memfokuskan seluruh perhatiannya pada pernafasannya. Bai Liluo memerlukan waktu setengah jam untuk mengisi energi spiritualnya kembali sebelum ia membuka mata.
"Nona Ratu, ini ada yang aneh, kenapa aku tidak bisa mengumpulkan energi spiritualku lagi?" Bai Liluo menemukan ada keganjalan pada latihannya.
"Itu berarti energi spiritualmu sudah penuh, energi spiritual memiliki kapasitasnya tersendiri dan untukmu yang baru membuka gerbang dantian, kapasitas energi spiritualmu masih sangat kecil."
Ratu mulai menerangkan kapasitas atau daya energi spiritual pada Bai Liluo. Menurut gadis itu saat dipuncak kemampuannya ia mempunyai daya energi spiritual yang sangat besar bahkan gunung suci yang ditempati saat ini bisa terselimuti oleh Energi Spiritualnya.
Kapasitas energi spiritual yang besar disebabkan karena Ratu berasal dari Ras Naga, sejak dulu Ras Naga memang terkenal karena Daya Energi Spiritual mereka yang besar.
"Tapi kau tidak perlu khawatir karena daya energi spiritualmu yang sedikit, seorang ahli beladiri dapat meningkatkan kapasitas energi spiritual mereka dengan berbagai cara, yang paling umum adalah dengan mengonsumsi pil sumberdaya sementara sedikit diantaranya menggunakan permata siluman."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
semoga Bai menjadi Ahli Bela Diri
2024-01-18
0