Bai Liluo akhirnya setuju menuruti permintaan Ratu agar dirinya menjadi seorang ahli beladiri, ia sadar begitu lemahnya dirinya ketika bertemu babi hutan tersebut, sebaliknya Ratu demikian tenang karena yakin bisa menanganinya.
"Menjadi seorang ahli beladiri memiliki perjalanan yang panjang serta tak berujung, kau akan dihadapi berbagai tantangan serta kesulitan di setiap kali kekuatanmu bertambah. Menjadi seorang ahli beladiri artinya kau akan masuk ke dalam dunia persilatan yang dipenuhi kekejaman..."
Ratu terlebih dahulu menjelaskan sebelum Bai Liluo langsung terjun berlatih, Ratu menerangkan dunia persilatan yang dimaksud dimana seseorang bisa saling berselisih, bertarung, bahkan saling membunuh untuk sesuatu yang sebenarnya sepele.
"Kalau begitu aku akan menjadi seorang ahli beladiri yang tidak akan bertarung." Bai Liluo memberikan pendapat setelah mengetahui dunia persilatan tidak dipenuhi kedamaian.
"Jawabanmu sama persis dengan responku dulu ketika baru pertama kali mendengar dunia persilatan..." Ratu tertawa kecil, giginya yang putih sedikit terlihat dibalik merah ranum bibirnya. "Tapi sayangnya dunia persilatan tidak memiliki sistem seperti itu."
Ratu mengatakan bahwa seorang ahli beladiri tidak akan menjadi kuat jika mereka tidak bertarung. Kekuatannya tidak akan meningkat, sebaliknya kemampuan beladiri orang itu justru akan meredup seiring waktu.
"Bertarung memiliki banyak manfaat bagi seorang ahli beladiri terutama pengalaman. Teknik-teknik dan jurus-jurus yang ada dalam dunia persilatan saat ini dibuat oleh mereka yang memiliki pengalaman bertarung selama bertahun-tahun..."
Misalnya seorang ahli beladiri pedang, dia bisa menciptakan teknik pedangnya sendiri karena pengalamannya melawan berbagai musuh.
Pengalaman bertarung membuat seorang bisa mendapatkan pencerahan atau renungan dalam ilmu beladirinya sebelum kemudian mereka meningkat teknik tersebut atau menciptakan teknik baru menurut versi mereka sendiri.
"Ketika kau menjadi seorang ahli beladiri, kau juga membutuhkan pemahaman beladiri untuk meningkatkan tingkatan kekuatanmu, salah satu cara mendapatkannya adalah dengan bertarung."
Bai Liluo menggaruk kepalanya, "Kalau begitu aku tidak bisa menjadi seorang ahli beladiri. Aku tidak mempunyai keahlian apapun selain berkebun apalagi pengalaman bertarung dengan seseorang..."
"Masalah itu adalah bagian tugasku, itu sebabnya kau membutuhkan pembimbing sepertiku." Ratu menggosok hidungnya dengan bangga.
"Apa Nona Ratu bisa mengejarkanku?" Bai Liluo menatap mata emas gadis itu.
"Tentu saja, kekuatanku sekarang akan meningkat jika kekuatanmu juga meningkat, sudah sepantasnya aku melatihmu menjadi seorang ahli beladiri yang kuat."
Ratu menjelaskan bahwa saat ini ia tidak lebih dari seorang perempuan biasa. Jika saja dirinya tidak mempunyai aura naga sebagai seorang Ras Naga, dia tidak mungkin bisa menghadapi babi hutan sebelumnya.
***
"Perbedaan seorang ahli beladiri dan manusia biasa terletak dari dantian mereka, seseorang bisa dikatakan ahli beladiri jika mereka berhasil membuka gerbang dantian di tubuhnya..."
Untuk memulai pelatihannya Ratu menyuruh Bai Liluo agar membuka gerbang dantian terlebih dahulu di tubuhnya, ini adalah latihan dasar bagi pemula seperti Bai Liluo.
Ratu memberi petunjuk serta pengarahan agar Bai Liluo memahami dantian yang dimaksud, secara singkat dantian adalah tempat dimana seseorang bisa menyimpan energi spiritual di tubuhnya.
Setelah mengerti garis besar yang harus dilakukan untuk membuka gerbang dantiannya, Bai Liluo mengambil duduk bersila di tempat tidurnya sebelum memejamkan mata dan mulai berkosentrasi.
"Kuharap suatu saat nanti pria ini bisa membawaku pulang..." Ratu melirik Bai Liluo yang sedang berlatih.
Proses pembukaan gerbang dantian umumnya dilakukan oleh seorang anak berusia 7 tahun selama beberapa kali percobaan sehingga Ratu tidak berharap banyak jika Bai Liluo gagal di percobaan pertama.
Beberapa detik berlalu hingga berubah menjadi menit dan jam, Bai Liluo masih terdiam di posisi bersilanya.
Ratu mulai bosan menunggu tetapi ia juga tidak mau mengganggu pemuda itu, Ratu memilih melihat-lihat barang-barang yang ada di gubuk Bai Liluo.
Gubuk Bai Liluo sebenarnya tidak dikatakan kecil ataupun besar, gubuk itu hanya cukup dihuni oleh dua orang karena memang dulu Bai Liluo tinggal bersama kakeknya.
Ratu sudah mengenal Bai Liluo selama beberapa hari terakhir ini tetapi baru pertama kali ia masuk ke gubuk pria tersebut. Ratu biasanya akan kembali ke gerbangnya setelah hari mulai gelap.
"Hm, peti apa ini..."
Diantara banyak perabotan di gubuk Bai Liluo, Ratu menemukan sebuah peti yang tertutup. Ratu mungkin akan mengabaikan peti itu dan menganggapnya sebagai peti biasa jika ia tidak menyadari ada semacam energi yang menyelimutinya.
"Membuka peti ini tidaklah sulit tetapi ia tidak bisa dibuka oleh tenaga fisik belaka..." Ratu mengamati peti itu.
Saat Ratu ingin menyelediki peti tersebut lebih jauh, suara Bai Liluo yang tiba-tiba mengejutkannya sekaligus membuatnya teralihkan.
"Nona Ratu, lihat, aku telah menyelesaikannya!" Bai Liluo merasa kegirangan, setelah berjam-jam berlatih akhirnya ia bisa melakukan latihannya.
"Hm, kau berboho-..." Ratu belum menyelesaikan perkataannya saat tiba-tiba ia mematung melihat ada energi yang keluar dari tubuh pemuda itu. "Kau, bagaimana kau bisa melakukannya dalam sekali percobaan?!"
Ratu terkejut, ia mengerti betapa tidak mudahnya membuka gerbang dantian bagi seorang pemula seperti Bai Liluo tetapi pemuda itu justru dapat melakukannya dalam sekali percobaan dan hanya beberapa jam saja dalam prosesnya.
"Eh, aku hanya melakukan apa yang Nona Ratu katakan..." Bai Liluo menggaruk kepalanya.
Ratu membuka mulutnya hampir tidak percaya.
'Apa jangan-jangan anak ini sebenarnya jenius?' Ratu menyipitkan matanya, memandang Bai Liluo dari atas sampai bawah namun tidak menemukan tanda-tanda istimewa dari dirinya.
"Nona Ratu, warna putih apa yang menyelimuti tubuhku ini?" Bai Liluo kini melihat ada sesuatu yang meluap-luap di sekujur tubuhnya sesudah ia membuka gerbang dantian.
"Itu adalah energi spiritual, kekuatan gaib yang biasanya dimiliki oleh seorang ahli beladiri. Dulu kau tidak bisa memilikinya karena belum membuka gerbang dantian."
"Energi spiritual? Kekuatan gaib?"
Ratu tidak menjawab melainkan mengambil salah satu sumpit yang biasanya dipakai Bai Liluo makan lalu melemparkannya ke dinding gubuk.
Dinding gubuk yang terbuat dari kayu itu seketika berlubang usai sumpit yang dilemparkan Ratu melewatinya.
Bai Liluo terkejut, ia yakin sumpitnya tidak setajam itu apalagi Ratu melemparkannya seperti tidak menggunakan tenaga sedikitpun.
"Bagaimana Nona Ratu melakukan itu?" Bai Liluo terkesiap.
"Dengan mengalirkan energi spiritualku ke sumpit itu hingga ia menjadi kuat dan tajam." Ratu menjawab sambil mengulas senyuman.
"Jadi itu adalah kekuatan dari energi spiritual." Bai Liluo terpana.
Ratu mengangguk, "Tapi itu hanyalah salah satu contohnya, energi spiritual memiliki banyak kegunaan bagi seorang ahli beladiri. Aku bisa menjelaskan panjang lebar saat ini tetapi untuk sekarang aku ingin kau belajar mengendalikan energi spiritual terlebih dahulu..."
Ratu kemudian menjelaskan bahwa meski Bai Liluo kini sudah mempunyai energi spiritual ia tidak secara otomatis bisa melakukan apa yang Ratu lakukan sebelumnya dengan sebuah sumpit.
Bai Liluo harus bisa mengontrol energi spiritual itu hingga dapat dimanfaatkan olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Apa ya yang ada didalam kotak itu..,. yg sengaja untuk Bai dari kakeknya
2024-01-18
0