Ditengah-tengah ledakan, tanpa sadar, ada sebuah Bola Api yang Terbang menembus ledakan itu, Bola itu mengarah langsung kearah Charles.
"CHARLES!!! AWAS!!!"
Aku lambat memperingatinya, Bola api itu menghantam tubuh Charles.
"CHARLES!!!"
"Aku tak apa, Andre. Cepatlah selesaikan Pertarungannya dan bawalah aku ke tempat perawatan prajurit. Aku akan menonton pertarunganmu mulai dari sini."
"Baiklah...Tunggulah aku disini kalau begitu."
"BUMM!!!"
Hentakkan kaki dan serangan Api milik Kirin itu membuat beberapa siswa yang berada di dekatnya terlempar.
"AAAH...!!!"
"Benar benar monster yang ganas.."
"Sepertinya kita semua akan mati..."
Berbagai kata-kata putus asa bertebaran di arena ini. Untuk melawan monster itu, aku harus menggunakan seluruh kekuatanku, bahkan walaupun harus mati Sekalipun.
***
"Clack!!! Clack!!!"
Suara hentakkan sepatu terdengar di sepanjang koridor gedung tempat dimana para siswa tengah melaksanakan ujian.
"Semuanya...Beri Hormat!!!"
"Selamat datang dan terima kasih karena telah hadir hari ini, Kepala eksekutive Prajurit, Tuan Bob Rendort...!!!"
"Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Kepala Eksekutive Pasukan, Tuan Bob Rendort, yang telah memberikan waktu dan usahanya untuk hadir dalam ujian ini. Kami sangat menghormatinya sebagai salah satu pejuang terbaik di kerajaan Abora ini."
"Tidak masalah. Bagaimana dengan perkembangan siswa-siswa di Akademi tahun ini. Apakah ada yang berpotensi untuk menjadi Prajurit selanjutnya..." tanyanya.
"Ya, tentu saja, kami sudah menyiapkan beberapa siswa yang memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi seorang Prajurit elit kerajaan Abora ini.
"Begitu yah, aku harap ujian kali ini akan berjalan dengan lancar..." ucapnya dengan sedikit harapan terlihat di matanya yang dingin itu.
***
Di dalam Arena.
"Whooshh.... Whooshh!"
" GROARRR!!!"
Kirin api itu terus menembakkan bola Api ke berbagai Arah
Sial, Jika aku ingin membunuh Kirin Api itu, maka, aku harus menggunakan energi Bach milikku sepenuhnya....
'Habisi monster itu...!!! jika kau tidak bisa membunuhnya maka kau yang akan terbunuh, Trayer...!!!'
Ucapan samar-samar bermunculan di dalam pikiranku. Suara serak orang tua terdengar jelas.
"Swoosh..."
Kekuatan "Bach" ditanganku membentuk sebuah pusaran yang melapisi tanganku.
"Pusaran Gelombang Air...!!!" Kuhantamkan pusaran Air itu ke bagian punggung Kirin itu.
"Dasar Monster Iblis...! Matilah!!"
"BUMM...!!! BUMM..!!!'"
Suara hantaman itu memenuhi seluruh Arena tempat ujian sedang berlangsung itu.
"Apakah ini sudah berakhir"
"Siapa orang itu?"
"Apakah monster itu benar benar mati?"
Tepat ketika orang-orang berspekulasi, tiba-tiba raungan yang keras terdengar dari arah Kirin Api itu.
"Groar...!!! Groar...!!!"
"Sial, dia masih bisa bangkit." gumamku.
"Swosh...!!! Swosh...!!! Swosh...!!!.
Aura yang kuat menyebar dari tubuh Kirin Api itu.
"Boom...!!! Groar...!!! Boom...!!!"
Kirin itu mengamuk lebih ganas dan melesatkan serangan bola Apinya ke segala arah.
Sial!!! Dia sangat kuat. Sepertinya aku harus menggunakan seluruh esensi Bach milikku.Walaupun aku akan mati, aku yakin bahwa Charles pasti akan selamat.
Tepat Ketika aku ingin melancarkan aksiku, sebuah pukulan terasa di leherku dan membuat penglihatanku memudar.
***
Cahaya mulai terlihat kembali oleh mataku, menggantikan kegelapan yang sebelumnya.
"Aku...dimana?" Tanyaku.
Tepat ketika aku bangun dari tidurku, aku melihat wajah Charles yang sedang menunjukkan ekspresi bahagia. Dilihat dari kondisi tubuhnya aku bisa tahu kalau tubuhnya juga sudah pulih.
"Andre, akhirnya kau bangun juga..."
"Terima kasih sudah menghawatirkanku. jadi, bagaimana situasinya?"
"Pak Guru Ejen Sayer memukul lehermu ketika kau mengeluarkan sebuah jurus yang memiliki aura yang menakutkan. Dia bahkan mengatakan jika dia tidak menghentikanmu, kau pasti sudah akan mati, jadi, kau harus berterima kasih padanya saat kau bertemu dia nanti" Charles menjelaskannya dengan antusias.
"Jadi begitu yah... Baiklah, besok aku akan menemuinya" ucapku. Akupun bertanya lagi, "Terus bagaimana dengan ujiannya?" tanyaku.
"Aku juga tidak tau, tapi yang aku tahu, didalam Grup E, kita berdua termasuk dalam siswa-siswa yang lulus." jelas Charles.
"Begitu yah... Syukurlah kalau begitu."
"Oh iya, aku tidak menyangka kau sehebat itu, bahkan menurutku, kau adalah siswa terkuat dan terbaik di Akademi ini. Bukan hanya soal akademis, tapi dalam pertarungan kau sangat hebat." Puji charles kepadaku.
"Kau terlalu memujiku" Aku menjawabnya sembari mengalihkan pandanganku karena malu.
"Jangan merendah seperti itu, aku benar benar mengagumimu..."
Mendengar semua perkataan Charles seperti itu, aku hanya bisa menyembunyikan ekspresi Malu diriku agar tidak dilihat olehnya
Charles, Dia adalah satu-satunya temanku di Akademi militer ini, hanya dia seorang yang mau berteman dengan Seorang budak seperti diriku.
Ya, Aku hanyalah seorang budak, budak yang dipersiapkan untuk berperang. Aku sudah menjadi prajurit semenjak kecil dahulu. Bahkan, aku tidak pernah tau bagaimana wujud dari keluargaku.
"Sudahlah, aku mau memulihkan tubuhku lagi agar menjadi lebih baik"
Akupun menutup mataku dan tidur.
***
Salju berjatuhan dari langit, bagaikan Rintik-Rintik hujan yang turun dari langit.
"Ini tempat apa...."
"Apakah ini mimpi? Tempat ini nampak familiar."
Tiga orang yang aku lihat dibadai salju sebelumnya, tiba-tiba muncul tepat dihadanku. Perbedaannya dengan sebelumnya adalah, aku berada ditubuh seorang anak berusia 10 tahun. Dan aku bisa melihat sosok anak kecil yang memiliki kulit pucat sedang di gendong oleh pria itu.
Apa yang sedang terjadi di sini...
"Andre Trayer, maafkan Ayah karna tidak bisa merawat kalian berdua dengan baik"
Andre Trayer? itu adalah namaku, mengapa orang ini menyebutkan namaku lagi? Siapakah dia sebenarnya?
"Suatu hari kau akan mengetahui tentang bagaimana kejamnya dunia ini"Setelah dia mengucapkan perkataan itu, dia langsung berbalik dan pergi.
"Tunggu!!!" saat aku ingin mengejarnya, aku tersandung sesuatu.
Tempat apa ini? Mengapa banyak sekali tengkorak disinI? tempat ini, berada dimana sebenarnya?
***
"Hey Andre, ayo bangun...ini sudah mau waktunya untuk pelajaran pagi hari."
"Terima kasih karena sudah membangunkanku, Charles."
"Ah, tidak masalah."
Aku pun bersiap-siap dan berangkat pergi ke kelasku pagi hari ini.
***
Kelas telah selesai, dan aku melupakan sesuatu yang fatal.
"Sial...!!! aku lupa mengucapkan terima kasih kepada Guru Ejen Sayer karena sudah menolongku kemarin. Aku harus pergi menemuinya sekarang" gumamku.
"Andre Trayer, berasal dari Grup E, Anak ini memiliki bakat yang luar biasa"
Sebuah suara percakapan terdengar di telingaku. Akupun mencari sumber suara itu, dan akhirnya aku sampai didepan sebuah pintu ruang tempat khusus para guru melaksanakan rapat atau diskusi.
"jika dia tetap mempertahankan kemampuannya yang luar biasa, maka mungkian saja dia berpotensi menjadi seorang pewaris" Pedang Dewa."
"Bukankah Pedang itu telah menghilang? sejauh yang kutahu pedang itu menghilang ketika kita menyerang pasukan negara musuh kita dahulu, yaitu negara Advollo"
Pedang dewa? Advollo? Apa maksud dari percakapan mereka...?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments