Sesampainya di depan aula Olivia pun berhenti sejenak, kemudian setelah menghela nafas besar Olivia pun masuk kedalam aula.
Disana sudah terlihat kakak pertamanya sekaligus putra mahkota kerajaan ini William sedang duduk di kursi tertinggi tempat Olivia duduk sebelumnya.
" Salam kepada yang mulia putra mahkota " ucap Olivia memberi salam formal yang membuat sang putra mahkota mengerutkan keningnya karena merasa asing dengan sikap Olivia.
Jika itu dulu maka Olivia akan langsung bahagia ketika dia mengunjunginya. Olivia bahkan akan menghilangkan semua tata krama dan etiket bangsawan karena terlalu senang hingga dia akan memarahi Olivia beberapa kali karena sangat tidak sopan.
Namun kali ini Olivia yang ada di depannya memiliki aura yang sangat mengesankan dan penuh dengan rasa percaya diri yang membuatnya lengah sejenak.
" Kamu boleh bangkit, duduklah " ucap William dengan mata yang terus menerus mengawasi adik perempuannya itu.
" Jadi yang mulia,ada apa anda menemui saya " ucap Olivia menatap langsung kearah sang kakak pertama dengan pandangan yang terkesan sangat jauh seperti sedang memandang orang asing membuat William merasa tidak nyaman di dalam hatinya.
" Kenapa kamu memanggilku yang mulia ? Bukankah biasanya kamu akan memanggilku kakak tertua setiap kali kita bertemu " ucap William tanpa sadar.
" Maafkan saya yang mulia, saat itu saya masih muda dan naif sehingga mengharapkan hal - hal yang tidak berguna seperti cinta dan kasih sayang keluarga. Namun berkat sikap tidak peduli anda dan saudara - saudara anda serta ayah anda saya jadi bisa menyadarkan diri saya sedikit lebih cepat " jawab Olivia dengan nada acuh tak acuh yang semakin membuat William merasa tidak nyaman dengan rasa bersalah yang muncul entah dari mana.
" Jadi yang mulia apakah ada sesuatu yang penting sehingga anda datang kemari secara langsung untuk menemui saya ? " tanya Olivia lagi yang membuat hati William tiba - tiba merasakan sesak yang tak tertahankan.
" Apakah jika tidak ada sesuatu, aku tidak boleh menemui adik perempuanku ? " tanya William tanpa sadar yang membuat Olivia tertawa terbahak - bahak hingga mengeluarkan air mata.
" Maafkan kelancangan saya yang mulia, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. " ucap Olivia di sela - sela tawanya.
" Yang mulia coba tanyakan kediri anda sendiri, selain untuk menghukum saya atau menyalahkan saya atas kesalahan yang tidak pernah saya perbuat apakah anda pernah datang menemui saya ? Tidak. Jadi ayolah yang mulia anda tidak perlu berbasa basi lagi " ucap Olivia masih dengan nada acuh tak acuh miliknya.
Setelah mendengar perkataan Olivia, William pun menelan kembali kata - katanya yang akan diucapkan kepada Olivia.
" Apakah benar kamu memecat semua pelayan dari istana putri ? " tanya William pada akhirnya.
" Iya benar " jawab Olivia seakan - akan itu bukanlah sebuah masalah yang besar.
" Kenapa ? " tanya William lagi.
" Kenapa ya ? " ucap Olivia berbalik bertanya sambil terkekeh pelan.
" Mungkin karena saya sudah muak ? Saya bukanlah seorang dewi yang akan berbaik hati kepada orang - orang yang berbuat seenaknya di tempat saya. Karena mereka melakukan penggelapan dana kediaman putri saya hanya berinisiatif untuk meminta uang itu di kembalikan dan saya akan memecat mereka baik - baik "
" Namun karena mereka tidak sanggup membayarnya maka aku menjual mereka ke pasar budak untuk mengganti penggelapan dana yang mereka lakukan " jawab Olivia ringan sambil mengangkat bahunya.
" Kenapa kamu tidak melaporkan masalah ini dan malah berbuat seenaknya saja " ucap William merasa marah karena adik perempuannya memberikan hukuman yang sangat ringan kepada para pelayan tersebut.
Namun kemarahan William disalah artikan oleh Olivia sebagai kemarahan untuknya
" Yang mulia saya sudah pernah melaporkan hal ini namun yang mulia raja membalikkan badannya dan mengatakan kepada saya bahwa saya harus menangani masalah ini sendiri. Karena itulah bukankah sedikit tidak masuk akal jika anda memarahi saya disini, lagipula saya adalah korban " jawab Olivia sedikit tidak terima.
Kemudian setelah itu Olivia pun mulai terbatuk hebat dengan mata yang sedikit berkunang - kunang dan wajah yang memucat.
' Gawat, sepertinya aku terlalu memaksakan tubuh ini hari ini ' ucap Olivia di dalam hati.
Disisi lain saat mendengar adik perempuannya terbatuk hebat William pun langsung menoleh kearahnya. Disana William dapat melihat bahwa wajah adiknya sudah mulai berubah menjadi pucat.
" Yang mulia jika tujuan anda kemari hanya untuk menyalahkan saya bisakah anda datang lain waktu ? Karena kondisi tubuh saya belum pulih sepenuhnya, jadi saya sudah merasa sangat kelelahan hari ini " ucap Olivia tepat setelah batuknya mereda.
" Kalau begitu saya pamit undur diri terlebih dahulu, salam kepada yang mulia putra mahkota " ucap Olivia memberi salam kemudian berbalik dan pergi meninggalkan William yang masih membeku di tempat.
William seketika mengingat bahwa adik perempuannya baru sadar hari ini.
" William kenapa kamu jadi seperti ini " gumam William sambil memijat pelipisnya pelan. William merasa ada sesuatu yang hilang di dalam hatinya ketika adik perempuannya yang selalu menyambutnya dengan penuh senyum dan harapan berubah menjadi acuh tak acuh kepadanya seakan - akan dia hanyalah orang asing.
Kemudian tanpa berkata apapun lagi William pun bangkit dari tempat duduknya dan pergi dari istana putri milik adik perempuannya.
.
Disisi lain Olivia saat ini sedang berjalan kembali ke kamarnya sambil mengumpat di sepanjang jalan.
" Kakak sialan memangnya dia siapa mau memarahiku,huh. Aku bukanlah Olivia yang lemah dan mudah tertindas seperti dulu jadi jangan berharap aku akan diam saja dan hanya menundukkan kepalaku jika ada yang memarahiku " ucap Olivia merasa kesal di dalam hatinya.
" Salam kepada tuan putri Olivia " ucap seseorang dari arah belakang yang membuat Olivia seketika berhenti dan memutar badannya.
" Kamu adalah....? " tanya Olivia sambil mengangkat sebelah alisnya.
" Tuan putri, hamba adalah Morgan kepala pelayan utama di kerajaan ini " ucap Morgan memperkenalkan diri.
" Oh benar Morgan, lalu ada apa ? " tanya Olivia lagi
" Tuan putri salah satu pelayan anda yang bernama Daisy mendatangi hamba dan mengatakan bahwa anda butuh beberapa pelayan baru. Jika hamba boleh tahu berapa pelayan yang anda butuhkan ? " tanya Morgan sopan.
" carikan saja aku delapan pelayan wanita untuk membersihkan kediaman putri dan tiga orang koki untuk menyiapkan makanan. Pastikan untuk mencari pelayan yang benar - benar setia kepada majikannya karena jika pelayan kali ini juga sangat tidak sopan maka aku tidak bisa menjamin apakah aku akan langsung memenggal kepala mereka karena merasa kesal " ucap Olivia yang membuat Morgan membeku di tempat dengan mata yang membelalak karena merasa terkejut.
Apakah ini benar - benar tuan putrinya ? Tuan putri yang terkenal lemah lembut dan sedikit pengecut ini bagaimana bisa mengucapkan kata - kata yang sangat kejam seperti itu.
" Jika sudah mendapatkan orangnya bawa saja langsung kesini. Kalau begitu aku pergi dulu " ucap Olivia kemudian berbalik dan pergi meninggalkan Morgan yang masih membeku di tempat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Cak Gapok
kaget ya,,,, ya kaget lah masa enggak 🤣🤣🤣
2024-01-27
3