Lapak Cinta Sultan
🏫 Sekolah Menengah Atas Panca 🏫
Sultan dan teman yang lainnya berjalan beriringan menuju pagar sekolah
Namun, tidak dengan Jidan dan Juan. Mereka tidak keliatan sedari tadi
Jimmy
Apa Jidan masih marah?
Tomi
Kadang gue mikir dia terlalu berlebihan dengan itu semua, tidak semua hal harus sempurna
Jimmy
Gue tahu, kadang gue sedih
Jimmy
Karena kita tahu semua yang dia lakukan itu agar dapat perhatian dan sebagai pembuktiannya terhadap orangtuanya
Tomi
Ayo, Tan. Mau langsung ke rumah atau pulang dulu?
Sultan
Temenin gue ke toko
Sultan
Gue punya rencana mau buat sebuah lapak
Rehan
Ya ampun, lu memutuskan untuk mandiri
Rehan
Gue kagum padamu, Sultan ku sudah besar
Sultan
Ya ya, gue tidak akan meminta bantuan kalian untuk mencarikan pacar buat gue
Rehan, Tomi, Joss, dan Jimmy langsung menengok ke arahnya
Tatapan mereka penuh selidik dan pikirannya pun penuh dengan pertanyaan
Joss
Memang mau buat lapak apa?
Sultan
Gue rasa, gue harus membuat tempat agar para gadis bisa lebih mudah datang dan bertemu
Sultan
Seperti lowongan kerja, nanti akan gue seleksi
Wajah Sultan terlihat begitu serius sedangkan teman-temannya terlihat menganga lebar tidak habis pikir dengan pikiran Sultan
Sultan
Kenapa malah pada bengong?
Semuanya menggeleng bersamaan
Menarik lengan Tomi dengan cepat
Sultan
Ayo, cepat temani gue!
Jidan duduk di salah satu kursi penonton, wajahnya menunduk, tangannya mengepal dengan keras
Jidan
Bagaimana caranya supaya Jidan bisa membanggakan papa dan mama?
Suara Jidan yang biasa terdengar lantang dan keras sekarang berubah menjadi pelan dan sendu
Jidan
Jidan takut saat kalian pulang, kalian akan marah melihat Jidan yang gagal seperti ini!
Jidan berteriak dengan mata yang basah menghadap langit-langit lapangan
Sungguh, apabila ada yang melihatnya mungkin merasa kalau Jidan telah frustasi atau bahkan gila
Itulah yang dirasakan Alesya
Dia tidak sengaja lewat dan melirik lapangan yang pintunya terbuka, lalu melihat Jidan disana
Alesya
Dia seperti orang frustasi atau bahkan akan gila?! Ya ampun. /suara pelan.
Alesya
/menutup mulut dengan kedua tangan
Alesya masih terdiam berdiri, tanpa disadari mata Jidan telah mendapati kedatangannya
Jidan
Lu melihat gue, mau ketawa?? Merasa menang?! Gue itu tidak pernah kalah, Alesya!
Jidan berjalan mendekati Alesya, terlihat dari mukanya sebuah kemarahan
Alesya bingung, kesal, dan sedih melihatnya. Semua bercampur
Alesya
Lebih ingin sedih melihat Lo berteriak seperti orang frustasi
Alesya
Siapa juga yang mau tertawa, Lu tidak ada lucu-lucunya
Alesya
Cowok kulkas dan pemarah seperti lu itu lebih cocok dipukul
Alesya
Mungkin gue akan tertawa karena ternyata cowok yang sok jawara kayak lu itu cengeng!
Jidan mencengkram dagu Alesya dengan kuat
Sehingga membuat bibir Alesya mengerucut dan tentunya kesakitan
Jidan
Coba gue mau melihat lu ketawa sekarang, coba lakukan!
Alesya
/mencengkram lengan atas Jidan dengan kuat
Alesya
/mencakar bahu Jidan dengan kuat
Alesya berusaha untuk terlepas dari cengkraman Jidan
Namun, hasilnya nihil, Jidan benar-benar tidak bergerak atau berekspresi kesakitan sama sekali
Malah kini dirinya yang merasakan rasa sakit yang bertambah, Jidan benar-benar keterlaluan
Alesya tidak kehabisan akal, dia menempatkan tangannya di pinggang Jidan, lalu menggelitiknya
Jidan melepaskan tangannya, dia memegang pinggangnya yang sangat geli
Alesya
Ternyata ini kelemahan lo
Alesya terus menggelitik Jidan, sampai Jidan akhirnya memohon ampun
Jidan
Ampun! Ampun ! Sudah sudah geli!
Alesya
/melepaskan tangannya
Alesya
Tadi gue udah ketawa, gue mau pergi
Alesya berbalik badan, namun tiba-tiba ada tangan yang menyentuh pinggangnya
Alesya
Jidan! Jidan! Jangaaaaan!! Hahaha, gelii!
Mereka pun berlarian kesana-kemari, Jidan mengejar Alesya untuk mengerjainya
Tanpa disadari, mereka terlihat menjadi lebih dekat dan akrab
Suara tawa yang kencang lepas dari mulut Jidan dan Alesya, mereka terlihat sangat bahagia
Tanpa Jidan sadari, kehadiran Alesya membuatnya lupa akan rasa sedihnya tadi
Jidan
/menarik kedua tangan Alesya dari belakang
Alesya
Aahh, sudah jangan!
Seketika waktu melambat, Jidan dan Alesya saling bertukar pandang
Sekitar 10 menit, mereka hanya diam saling memandang, lalu Jidan mundur
Dia berjalan mundur perlahan, lalu mulai berbalik untuk keluar, namun sebelum keluar dia sempat bicara pada Alesya
Jidan
Sekarang gue juga tahu kelemahan Lo!
Setelah itu, Jidan langsung pergi keluar
Sultan
Yang bener dong, agak miring tendanya!
Joss
Lagian ribet lu, Tan. Nyari pacar ampe buka lapak
Sultan
Shut! Diem, abisnya gue diem aja gak kayak Suga bities tuh yang diem diem banyak yang ngajak nikah!
Sultan
Gue mah boro-boro baru aja-
Joss
Iya iya udah, ini udh sempurna belum?
Sultan
Mana plang namanya?
Tomi
Di rumah gue, bukannya deketin si Gadis malah buat plang beginian /😒
Sultan
Gue mau nyoba deketin yang di sekolah dulu
Mereka semua ribet dan ribut membantu Sultan yang ingin membuat lapaknya
Jidan yang baru datang pun kaget melihat apa yang sedang dilakukan para temannya
Sultan
/menarik tangan Jidan
Sultan
Jangan bengong, buru bantuin!
Akhirnya, mereka pun bekerjasama membuatnya perlahan-lahan walau sering sekali bertengkar karena banyak kesalahan
Setelah kurang lebih 20 menit, lapak yang dimaksud pun jadi setelah melalui perjuangan dan pertengkaran
Jidan
Kok jadi kayak tenda pengungsian yak?
Sultan
Gapapa dah, yang penting gue bakalan dapet pacar dari sini!
Sultan
Iyalah yakin, marry me Sultan!
Sultan
Akkhhh, siapa yak yang bakalan ngomong?
Jidan
Huhh /menghela nafasnya
Semua menoleh ke arah sumber suara, ada Ayu teman sekelas Sultan yang cantik dan pintar sedang berdiri disana
Sultan
Oh No, apa Ayu selama ini naksir gue yak? Kok gue gak bisa nyadar sih! *batin
Ayu
Ini apa? Lapak Cinta Sultan?
Sultan
Hehe /tertawa kecil
Teman Sultan yang lain antara senang melihat Sultan dengan seorang gadis dan jijik melihat tingkah Sultan
Sultan
Coba peruntungan, siapa tahu ada yang mau jadi pacar
Ayu
Gimana apanya? Aku kesini mau kasih tau, kamu dipanggil Bu Sila di ruang guru
Semua yang mendengar menahan tawanya
Sultan yang mendengar itu yang awalnya bahagia berubah menjadi sedikit murung, hilang semua khayalannya
Ayu
Sama satu lagi, aku sudah punya pacar
Ayu
Kalau gitu, aku pamit ke kelas yak, Dah semua!
Ayu pergi berjalan meninggalkan mereka
Jimmy
Yang sabar, orang sabar disayang Allah
Tomi
Yang tabah, yang namanya ujian pasti sulit
Juan
Hanya orang-orang yang bertakwa yang mampu melewatinya
Sultan
Lagian baru jadi, gue juga gak ada harap harap ama Ayu
Joss
Percaya dirilah selalu
Rehan
Iya! Harus selalu percaya diri! Gantiin tuh si Tomi bosen berita sekolah rumor dia mulu!
Tomi
Hey Sultan! Tapi, jangan jadi Playboy
Jidan
Playboy? Agak kurang yakin sih gue!
Semua diam mendengar nama Gadis, Sultan seperti menjadikan Gadis sebuah pelarian saat dia mentok tidak dapat pacar
Sultan selalu mendambakan nama Gadis dan seolah-olah ingin menjadikannya pacar, namun selalu tidak terjadi apapun
Tomi
Bukannya pengen deket Gadis? Kenapa cari pacar di sekolah?
Sultan
Gak tahu kemaren lupa deketin Gadis
Rehan
Hah? Emang bisa gitu?
Rehan
Jangan bilang bercandaan doang?
Juan
Atau Gadis itu nanti cuma mau lu jadiin pelarian aja?
Juan
Ya, kalau sudah mentok, jadinya Gadis deh
Rehan
Kalau ada yang lain, Gadis ditinggal gitu?
Mendengar obrolan itu, semua kembali diam begitupun dengan Sultan
Apa iya dia itu cuman mau Gadis jadikan pelarian nantinya?
Dan jawabannya Sultan juga tidak tahu, dia memang merasa harus mendekati Gadis, namun dia juga selalu mencari nama lain untuk ia dekati
Alhasil, tidak pernah terjadi apapun antara Sultan dan Gadis
Bagi Gadis, Sultan adalah salah satu teman dari majikannya dan bagi Sultan, Gadis adalah pembantu temannya
Sultan
Gak tahu! /berlalu pergi
Comments