episode 2

Keesokan harinya seperti biasa Humaira datang pukul 08:15 langsung ke ruangannya, maira bersiap mengunjungi pasien pasien untuk mengecek kondisi pagi ini bersama suster Ica,

" sus ini pasien terakhirkan yang kemarin baru di operasi?"

"iya dok"

"ok sus"

mereka menuju ruangan VIP, sampai di depan pintu suster mengetok pintu dan maira masuk tidak lupa memberi salam serta senyum manis kepada pasiennya.

maira membuka percakapan dengan menanyakan kondisi pasien yang bernama Gio Sastro

"pak semalam siuman pukul 07:00 ya.

" saya menjelaskan sedikit tentang operasi patuh tulang ya,

"selama masa pemulihan pasca operasi anda akan merasakan nyeri dan bengkak di bagian area bekas operasi, untuk mengatasinya saya sudah meresepkan obat untuk mengatasi rasa nyeri anda harus rutin mengkonsumsi. selain itu anda juga bisa menyuruh istri untuk bisa mengompres dan mengistirahatkan bagian yang mengalami patah tulang dalam arti jangan banyak gerak,

"ok semoga bisa di paham ya penjelasan saya"

"ada keluhan lain?"

" Gio menjawab "tidak"

dalam hati sang dokter berkata " astaga ternyata pasienku yang ini mirip kulkas 3 pintu"

setelah selesai pemeriksaan Humaira kembali keruangan nya.

Sementara itu di ruangan VIP Gio mulai membuka suara bertanya kepada bawahannya perihal kecelakaan yang menimpa dirinya,

"apakah ada korban selain saya Briptu Raka?"

"ada tiga orang termasuk satu balita komandan, tapi tidak terlalu para mereka dirawat satu hari lansung di perbolehkan pulang"

"ok terimakasih "

Gio menarik nafas panjang dan membetulkan posisi kepala di bantalan agar tidur lebih nyaman, sejenak dia berpikir dalam dua Minggu ke depan dia akan terus tinggal di rumah sakit, dan selalu bertemu dengan dokter bawel tersebut setiap hari..

Asik dengan lamunan tiba tiba pintu di ketok dan muncul dokter Humaira dan suster Ica balik lagi untuk mengantikan perban di kaki Gio.

" pak saatnya saya akan ganti perban di kaki anda, tolong tahan ya agak sedikit sakit.."dengan cekatan maira membuka gips dan menaruh obat pada kaki sang komandan dan di perban dengan sangat hati-hati lalu di pasangkan gips ulang. ada rintisan yang keluar dari mulut Gio selama maira menukar perban pada kakinya..

Setelah selesai menukar perban mereka berdua pun permisi keluar, melanjutkan pekerjaan.

Sebelum berlalu dokter cantik itu sempat menoleh kembali ke wajah tampan sang komandan tengah berbaring lesuh di ranjang pasien, terlihat lelaki itu seperti sedang menahan rasa sakit, Terkadang memang kehidupan tak berjalan sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.. kecelakaan pun tidak akan pernah kita perkirakan.

Gio menoleh dan melihat maira sedang memperhatikannya,gio berdehem membuat sang dokter terkejut dari lamunannya.

Maira kembali menuju ruangannya menyusul suster Ica yang sudah duluan pergi.

Waktu terus berlalu,hari berganti minggu tak terasa Gio besok sudah di perbolehkan pulang tetapi masih dalam pantauan dokter dengan catatan harus pemeriksaan dua kali seminggu.

Gio sudah bisa berjalan tetapi disarankan untuk tidak terlalu memaksakan untuk berjalan, dan menjaga dari sesuatu sebelum terjadi,makanya saat ini gio masih memakai kursi roda.

Hari kepulangan pun tiba, sebelum pulang Rio meminta kepada Briptu Raka untuk mengantarnya ke ruangan dokter Humaira..tidak di pungkiri selama dua minggu ada getaran aneh di hati Gio, bagai mana tidak tiap hari bersi tatap dengan dokter maira sekap lembut maira dapat mencairkan es balok yang ada di hati Gio,..tetapi ego nya terlalu melambung selalu menutupi getaran tersebut.

Sesampai di depan pintu Briptu Raka mengetok dari dalam maira mempersilakan untuk masuk.. Briptu Raka lalu mendorong kursi roda berhadapan langsung dengan sang dokter, sementara Briptu Raka langsung keluar dari ruangan dokter.

gio menatap maira dengan tatapan yang sulit di artikan, untuk membebaskan dia dari rasa canggung maira membuka suara, menanyakan kondisi Gio saat ini..

"gimana mau pulang hari ini? suda sehat?"

" iya dok terima kasih,kalau ada sikap saya

yang selalu menyinggung dokter saya mohon

maaf".

Dokter cantik itu melongo mendengar apa yg di ucapkan, karna barusan,selama maira merawat Gio di rumah sakit, baru sekarang Gio berbicara panjang kepada dirinya..

" tidak apa pak Gio maira sambil tersenyum." jangan lupa rutin minum obatnya, dan jangan lupa balik kontrol."

maira pun menjabat tangan Gio sambil menampilkan senyum khasnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!