bab 5

Hai Radit, selamat datang" sapa Anis menghampiri Radit.

Radit dan kawan kawannya menatap Anis dihadapan nya. Anis yang bergaun pink sangat cantik malam itu.

"Eem, eem. Cuma Radit aja yang disapa nya ni?" Sindir kaki berdehem.

Anis terperangah.

"Eh.. maksud aku Radit dan kawan kawannya" jawab Anis gugup.

Radit hanya mendelik. Dimas pun melirik.

"Nih dari aku" ucap Radit memberikan kado ulangtahun ke Anis.

"Wow..so sweet. Makasih ya Radit" jawab Anis senang dengan tersenyum lebar.

"Ini dari kami ya. Jangan dilihat dari isinya. Tapi, lihat lah ke ikhlas nya" Dimas pun menyodorkan kado besar kepada Anis. Kado itu dari Dimas dan jaki.

"Makasih juga ya Dimas ,jaki. Kalian baik banget sih" Anis mengambil kado itu.

"Sama sama" jawab Radit dan kawan kawannya serentak

"Oh iya silahkan menikmati hidangan yang ada" ucap Anis mempersilahkan Radit dan kawan kawannya.

Mereka pun berjalan menuju meja saji yang panjang dan sudah disediakan makanan dan minuman.

Sementara Bagas dan Wina saling menatap berhadapan setelah di meja makan.

"Pak , maksud bapak apa ya. Dengan semua ini?" Tanya Wina merasa aneh.

"Wina.. sebenarnya aku ingin banget bisa bersama kamu berduaan" jawab Bagas tanpa basa basi.

Spontan Wina terkejut membelalakkan mata.

"Entah aku malu untuk mengatakan nya. Yang pasti ini udah waktunya. Untuk aku mengungkapkan nya" sambung Bagas sembari mengambil kotak kecil dari saku jasnya.

Wina hanya menatap gerak gerik bagas. Bagas membuka kotak kecil itu. Lagi lagi Wina terkejut dibuatnya. Karena didalam kotak kecil rupanya cincin berlian. Bagas melirik Wina dengan senyuman. Wina melirik Bagas dan cincin itu.

"Maukah kamu jadi orang spesial di hatiku?" Tanya Bagas menatap serius.

"Maksudnya bapak?" Tanya Wina tidak tau apa yang diucapkan Bagas.

"Em.. maksudnya aku. Apakah kamu mau terima aku sebagai kekasih mu?" Tanya Bagas dengan wajah serius.

"Apa? Saya ga salah dengar pak?" Wina terkejut dengan pertanyaan Bagas.

"Tidak. Emang kenapa ?"

"Bapak kan bos saya. Terus bapak juga udah punya istri?" Tanya Wina tidak percaya dengan ucapan Bagas.

"Emang salah kalau aku mencintaimu?" Tanya Bagas tanpa basa basi lagi

"Salah lah pak. Bapak kan udah punya istri. Kalau saya terima cinta bapak. Sama saja saya merusak rumah tangga bapak" jawab Wina menolak secara halus.

"Tapi..aku dan istriku .." ucap Bagas terdiam

"Kenapa pak?" Tanya Wina dengan tatapan penasaran.

Bagas melirik Wina dan menatap nya.

"Sudah tidak harmonis lagi. Sudah pisah ranjang" jawab Bagas mencoba menyakinkan hati Wina.

"Masa?" Tanya Wina tidak percaya.

"Iya...tapi itu juga terserah kamu sih..kalau kamu mau sama aku juga..aku akan berikan apa yang kamu mau..tapi ada syaratnya juga"

"Apa syarat nya?"

"Syaratnya kamu jangan bilang ke orang orang dikantor. Kalau kita menjalin hubungan. Dan hubungan aku Ama istriku sudah mulai retak" pinta Bagas.

Wina terdiam sejenak. Dan berpikir.

Di tempat ulang tahun. Begitu meriah semua orang berdansa. Anis mendekati Radit.

"Kamu maukan nemenin aku dansa?" Tanya Anis kepada Radit.

Radit melirik Anis. Begitupun kawan kawannya.

Dimas dan jaki menatap serius ke arah Radit dan Anis.

"Radit..aku tanya sama kamu.kamu mau kan?" Tanya Anis tegas.

"Sama Dimas aja dan jaki" Radit menolaknya.

Sontak saja Anis terkejut dan melirik ke arah Dimas dan jaki. Dimas dan jaki pun terperangah mendengar nya dan menatap wajah Anis yang penuh kekecewaan.

"Aku pinginnya sama kamu. Kok kamu gitu sih?" Rengek Anis cemberut kecewa.

"Aku ga bisa dansa dan ga suka dansa" jawab Radit cuek.

"Kamu Ama aku aja ya Anis" ajak jaki nyengir.

"Ga ah..." Anis pergi menjauh dari mereka dengan kekecewaan dan malu nya dipermalukan oleh Radit. Karena Radit telah menolak ajakan Anis.

"Eh dit..kamu kenapa sih. Anis itu cantik..anak kepsek lagi. Banyak yang suka Ama Anis. Tapi, kayaknya Anis sukanya Ama lu. Eh, lu malah nolak" tegur jaki menyenggol tangan Radit.

"Mungkin Anis bukan tipe cewe Radit" bela Dimas dengan penuh cool.

"Kalian aja sana.." jawab Radit mendelik.

Kembali lagi ke Bagas dan Wina.

"Kalau aku terima cinta pak bagas.. keuangan ku akan bertambah. Lumayan kan buat shopping dan jalan jalan" ucap Wina dalam hati. Wina tersenyum kecil.

"Bagaimana win?" Tanya Bagas membuyarkan lamunan Wina

"Eh...i..iya pak" jawab Wina gugup

"Iya apa??" Tanya Bagas menyakinkan

"Saya mau.." jawab Wina sambil menunduk malu.

Bagas tersenyum lebar. Dia senang wina menerima ungkapan hati Bagas. Bagas mengambil cincin itu dan dimasukkan ke jari manis Wina. Wina tersenyum senang. Begitupun dengan Bagas. Bagas pun mencium tangan Wina. Dan melirik wajah Wina. Wina tersenyum, masih tidak percaya.

"Kamu suka?" Tanya Bagas pelan

Wina mengangguk senang. Bagas pun bangkit dari tempat duduknya. Lalu, mendekati Wina.

Wina hanya diam dengan hati yang berdebar debar tak karuan.

Bagas memeluk kepala Wina. Spontan Wina terkejut. Bagas mengusap rambut Wina. Dan menyenderkan kepala Wina Ke badannya.

Wina tersenyum senang.

"Akhirnya...sedikit luka ku terobati dengan ada nya Wina" gumam Bagas dalam hati sembari tersenyum licik.

Ternyata Bagas melakukan itu semua. Hanya untuk pelarian dari istrinya yang tidak pedulikan lagi Bagas. Bahkan berani semobil berdua dengan lelaki asing.

Ditempat ulang tahun Anis.

Semua orang menatap Radit. Saat Anis meminta Radit untuk menyuapi potongan kue ke Anis. Radit pun seakan akan dipermalukan didepan semua teman temannya dan para guru oleh permintaan Anis. Suasana semakin tegang. Radit pun menjadi pusat perhatian para tamu undangan dan keluarga Anis. Dimas dan jaki paham dengan perasaan Radit. namun, apa daya mereka pun tidak bisa berkutik.

"Radit , aku minta orang yang pertama suapin aku adalah kamu..ayo sini" ucap Anis mengheningkan suasana.

Radit melirik sekitaran, orang orang telah menatapnya sejak tadi.

"Kamu tau tidak...yang pantas memberikan suapan pertama adalah orang tua mu. Bukan teman mu" jawab Radit mencoba menolaknya secara halus.

"Kalau kamu minta aku orang yang pertama untuk suapin kue ke mulut kamu. Berarti kamu tidak bisa menghargai orangtua mu. Yang telah melahirkan dan membesarkan mu. Aku hanya sekedar teman biasa kamu saja. Bukan orang spesial" sambung Radit terus mencari alasan untuk menolaknya. Semua orang terdiam terpaku Melihat dan mendengar ucapan Radit.

Kini giliran Anis yang dipermalukan oleh Radit.

Wajah Anis memerah dan tidak berani melihat orang orang yang menatapnya. Dimas dan jaki pun terkejut mendengar ucapan Radit. Mereka tidak menyangka Radit berani menolak nya. Radit pun berjalan pergi membalikan badan nya. Radit menatap kedua temannya. Yang sejak tadi dibelakangnya dan menatapnya. Namun, tanpa sepatah kata apapun. Radit segera pergi. Tanpa menoleh lagi. Semua orang melihat dan memperhatikan nya. Dimas dan jaki nyengir gugup ke arah Anis.

"Anis, kita pulang dulu ya" ucap Jaki.

Dimas mengangguk dan tersenyum. Anis hanya terdiam. Jaki menarik tangan Dimas.

"Radit tunggu dit..." Teriak jaki dan Dimas memanggil Radit.

Radit tidak menggubris teriakan kedua kawannya. Dia terus pergi ke luar halaman rumah Anis. Dimas dan jaki mengejar nya dengan berlari kecil. Mata Anis tidak bisa dibohongi sore itu. Dia menutupi rasa malu dan kecewa.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!