Bel berbunyi tanda waktu usai belajar. Semua siswa siswi keluar kelas nya masing-masing.
Nampak , Radit dan kawan kawannya berjalan menuju luar pagar sekolah.
"Mau ngasih kado apa ya?" Tanya Dimas kepada jaki dan Radit
"Biasanya cewe itu suka bunga, boneka, perhiasan, baju atau apa kek" jawab Jaki menyebutkan satu satu kado buat Anis.
Radit hanya terdiam dan terus berjalan. Tanpa menghiraukan obrolan temannya.
"Gimana kalau kita beli sekarang barang aja gitu" usul jaki
"Gimana dit?" Tanya Dimas bertanya pada Adit yang sejak tadi terdiam.
"Gimana kalian saja" jawab Radit tanpa menoleh.
"Ya udah kita berangkat sekarang " spontan jaki.
"Hayo" jawab Dimas semangat.
Dimas dan Radit menarik tangan Radit yang berjalan didepannya.
"Eh apa an nih?!" Seru Radit terkejut dan menoleh ke arah teman temannya.
"Masuk mobil gua. Kita pergi sekarang" jawab Dimas memaksa Radit masuk ke mobilnya.
"Kalian aja duluan. Gua ada urusan" tolak Radit dengan wajah masem.
"Urusan? Mau kemana?" Tanya Jaki penasaran
"Udah kalian pergi berdua aja dulu " ucap Radit melirik kedua temannya.
Dimas dan jaki saling melirik.
"Ya udah. Kalau gitu..kita ga maksa sih..tapi kalau kamu butuh kami..kami siap kok kapanpun juga" ucap Dimas dengan nada rendah.
"Kita anterin kamu pulang ya" tawar jaki.
"Oke" jawab Radit singkat.
Mereka pun segera meninggalkan halaman sekolah.
Sesampainya dirumah. Bi Inah membuka pintu untuk Radit.
"Mas Radit tumben pulang lebih awal. Biasanya sore terus pulangnya" ucap bi Inah tersenyum.
"Iya bi. Aku pingin istirahat aja" jawab Radit sembari berjalan ke arah kamarnya.
"Mas Radit. Makan dulu mas. Sudah bibi siapkan" ucap bi Inah sebelum Radit masuk kamar.
"Iya bi..makasih" jawab Radit tanpa menoleh.
Dia langsung masuk kamar. Lalu, membaringkan tubuhnya ke atas kasur. Lagi lagi menatap langit langit kamar nya.
Bagas berjalan menuju meja kerja Wina. Wina yang sedang menghadapi komputer melirik Bagas.
"Pak" sapa Wina terkejut.
"Eum.. kamu jangan pulang dulu ya" ucap Bagas dengan ragu ragu
"Kenapa pak?" Tanya Wina heran. Karena tidak biasanya Bagas bersikap seperti itu padanya.
"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat" jawab Bagas.
"Kemana pak? Ada janjian Tah Ama klien" jawab Wina penasaran.
"Ga ada sih.." jawab Bagas sungkan.
"Terus kita mau ngapain pak?" Tanya Wina Semakin heran dengan sikap Bagas.
"Emm...nanti juga kamu tau" jawab Bagas menatap Wina.
Radit mencari sesuatu di setiap lemari dan laci.
Bi Inah menghampiri Radit yang sedang diruang keluarga.
"Mas Radit nyari apa?" Tanya Bi Inah penasaran.
"Eh, ini bi. Saya nyari gantungan kunci yang terbuat dari boneka" jawab Radit
"Buat apa mas?" Tanya Bi Inah heran.
"Buat kado ulangtahun teman aku, bi" jawab Radit menatap bi Inah.
"Mending beli aja ath mas" jawab bi Inah.
"Kira kira kadonya apa ya bi?" Tanya Radit minta pendapat bi Inah.
"Terserah mas Radit . Itu temanya perempuan apa lelaki mas?" Tanya Bi Inah
"Perempuan "
"Dia teman mas Radit atau..."
"Teman biasalah bi. Tapi , anak kepala sekolah " Radit memotong ucapan bi Inah yang belum selesai.
"Jam tangan perempuan aja ath mas" usul bi Inah.
"Kenapa harus jam tangan?" Tanya Radit merasa aneh dengan usulan bi Inah.
"Dengan seiring waktu dia tidak akan pernah melupakan kenangan mas Radit" jawab bi Inah sembari nyengir
"Ah bibi bisa aja" jawab Radit tersenyum.
Bi Inah hanya tertawa kecil.
Bagas dan Wina sudah berada didalam mobil Bagas. Meskipun Wina belum tau kemana Bagas membawa dirinya. Namun, Wina hanya menuruti apa ke inginan bagas.
"Kamu ga ada acara kan sore ini?" Tanya Bagas melirik Wina yang sejak tadi terdiam.
"Tidak sih.." jawab Wina ragu
"Makasih ya wina. Kamu mau aku ajak keluar"
"Emang kita mau kemana sih pak?" Tanya Wina masih penasaran.
"Makan bareng aja" jawab Bagas santai
"Makan bareng tapi perjalanan jauh juga pak.makan dimana?" Tanya Wina sembari celingukan ke arah jalan.
"Spesial" jawab Bagas membuat Wina semakin merasa aneh dengan sikap Bagas.
Wina hanya pasrah tanpa bertanya lagi.
Sementara dirumah Radit . Dia terus menatap kado yang sudah rapih terbungkus.
"Akhirnya aku bisa bungkus kado"gumam Radit senang.
Radit tersenyum licik. Seakan akan ada sesuatu yang disembunyikan.
Tak lama kemudian, suara pintu diketuk.
"Mas Radit.." panggil bi Inah di luar kamar.
"Masuk bi" jawab Radit.
"Mas. Diluar sudah ada teman teman mas Radit" ucap bi Inah setelah membuka pintu kamar Radit.
Radit menengok ke arah jam dinding di kamarnya. Jam menunjukkan pukul 3 pas.
"Iya bi nanti saya kebawah" jawab Radit melirik bi Inah
"Baik mas" bi Inah pun pergi.
Radit siap siap ganti baju dan merapikan penampilan nya.
Diluar Dimas dan jaki Sudah duduk di teras rumah Radit. Mereka menunggu Radit.
Tidak lama kemudian, Radit pun menemui mereka. Dimas dan jaki melirik ke arah Radit.
"Widih..rapih banget nih" puji Jaki spontan melihat penampilan Radit.
"Iya haruslah masa harus pakai kolor Ama kaos sih" jawab Radit.
"Betul tuh apa kata Radit. Ya udah yu kita udah telat nih" ucap Dimas bangkit dari duduknya.
Mereka pun segera memasuki mobil Dimas. Menuju rumah Anis.
Sesampainya ditempat yang dituju. Bagas menghentikan mobilnya. Wina masih celingukan melihat sekitar.
"Kita sudah sampai" ucap Bagas membuka pintu mobil.
Wina hanya diam. Bagas membuka pintu buat Wina dari luar. Lagi lagi Wina terkejut dibuatnya.
"Silahkan" ucap Bagas tersenyum.
Wina bingung dengan sikap Bagas. Namun, dia juga tidak bisa berkutik. Wina hanya menuruti apa kata Bagas. Wina masih celingukan melihat tempat yang begitu sejuk dan indah pemandangan nya.
"Bapak ga salah bawa saya kesini?" Tanya Wina penasaran
"Emang kenapa?" Bagas balik nanya.
"Nanya aja pak" jawab Wina melirik Bagas.
"Ga salah kok. Emang sengaja" jawab Bagas menatap wajah Wina.
"Mari.." ucap Bagas sembari berjalan.
Wina berjalan disamping Bagas.
Nampak, meja dan dua kursi saling berhadapan. Dan di atapi lingkaran tanda love.
Diatas meja sudah ada hidangan yang disediakan dan dua gelas berisikan jus anggur.
Wina bengong melihat nya. Seakan akan terhipnotis melihat pemandangan yang begitu romantis. Bagas melirik melihat wajah Wina yang mulai terpesona melihat pemandangan yang sudah Bagas atur dan tata dengan rapih.
Wina mengalihkan pandangan nya menatap wajah Bagas. Mereka pun saling menatap.
Terpancar di mata Bagas. Sudah mulai dengan rencananya. Begitu pun dengan tatapan mata Wina. Yang udah mulai terpesona dan kagum dengan Bagas. Wina sudah mulai masuk perangkap dan rencana Bagas. Bagas tersenyum manis kepada Wina. Wina hanya menunduk malu tersipu sipu.
Radit dan kawan kawannya Sudah sampai dirumah Anis. Begitu meriahnya pesta ulangtahun Anis. Para guru juga datang menghadiri pesta ulangtahun Anis. Namun, guru guru kumpul bareng kepala sekolah. Sedangkan siswa siswi nya dan teman teman nya Anis di halaman rumah Anis. Yang sudah dihiasi dengan balon balon dan pernak pernik ulangtahun. Dan diiringi musik DJ dengan volume sedang. Radit dan teman temannya memasuki halaman rumah Anis. Dari kejauhan Anis melihat Radit yang begitu tampan dan rapih bak seorang pangeran. Anis terperangah terpesona dan kagum dengan penampilan Radit. Anis tersenyum licik di bibirnya. Seakan akan sedang merencanakan sesuatu untuk Radit..
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments