PJ••04
Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan apapun diantara keduanya.
Hanya terdengar suara halus mesin mobil milik Miguel dan juga beberapa kendaraan lain diluar.
Hingga mobil Bentley Flying Spur milik Miguel berhenti di sebuah pekarangan rumah yang sama mewahnya dengan rumah yang sebelumnya dia datangi.
Lagi, Lucy dibuat takjub dengan mewahnya rumah yang berada dalam pengelihatannya.
Miguel Imanuello
Kenapa hanya diam, ayo masuk.
Lucy hanya membuntuti Miguel, dia terus dibuat takjub dengan seisi rumah itu. Furniture yang nampak sangat mewah dan pastinya harganya di atas rata-rata.
Miguel Imanuello
Ini kamar kamu. Kamar saya yang ini. Kamar kita bersebelahan, supaya saya bisa memperhatikan kamu.
Miguel Imanuello
Kamarnya sedikit kecil. Tapi ini untuk kebaikan kamu dan bayi kamu.
Lucya Arian
Bayi? Gue hamil? Apa-apaan, kenapa gue pindah ke dalam raga wanita yang sedang hamil. Berarti wanita ini hamil diluar nikah. Aish hal yang sangat menjijikan bagi ku. // Batin Lucy
Lucya Arian
Tidak, saya lelah. Saya ingin istirahat.
Miguel Imanuello
Masuklah kedalam kamarmu. Saya ada urusan sebentar. Jangan keluar rumah tanpa izin dari saya.
Saat masuk kedalam kamarnya. Dia membereskan pakaiannya dan menatanya didalam lemari. Tak lupa dia juga menyimpan beberapa buku yang dia bawa dari rumah orang tua Lucy.
Setelah selesai membereskan barang bawaannya, Lucy berjalan menuju teras kamarnya. Dia menatap kearah sekitar rumah milik Miguel.
Lucya Arian
Ternyata begini ya rasanya tinggal di rumah mewah. Seger rasanya.
Lucya Arian
Gimana ya kabar emak sama Abah. Pasti Abah naik tekanan darahnya saat dia tau anaknya kecelakaan.
Lucya Arian
Dingin juga disini. Eh gue lupa, gue lagi hamil kan. Jadi gak boleh kena angin malam.
Lucy kembali masuk kedalam kamar, dia teringat akan amplop yang berisikan uang. Dia meraih amplop itu dan mengeluarkan isinya.
Segepok uang cukup tebal berwarna merah saat ini ada dihadapannya. Matanya berubah menjadi sangat bersinar melihat uang yang begitu banyak.
Lucya Arian
Wih banyak juga duitnya orang ini. Gak masalahkan ya kalau gue pakai buat kebutuhan gue. Kan untuk tubuhnya juga.
Lucya Arian
Oke, besok gue ijin keluar deh sama si Miguel Miguel itu. Gue mau beli handphone satu deh yang murah aja. Sama beli beberapa baju, sisanya gue simpan deh.
Lucy berbaring di atas ranjang, cukup lama dia merenung sambil menatap langit-langit rumahnya.
Hingga perut Lucy bersorak untuk segera diberikan asupan.
Lucya Arian
Gue lapar, tapi gue takut mau turun sendiri. Mana rumahnya luas banget lagi. Aish gak bisa apa ya tinggal di rumah yang biasa aja.
Ciri khas Kinara kini berpindah ke Lucy. Cerewet. Itulah ciri khas dari Kinara.
Lucya Arian
Sudahlah, gue turun aja kebawah siapa tau ada makanan. L
Sesampainya dibawah, Lucy tidak mendapati siapapun. Dia menyadari akan satu hal. Saat ini dia sedang sendirian didalam sebuah rumah yang sangat besar untuknya.
Lucya Arian
Ya Allah lindungilah hamba. Jangan biarkan jin jahat menyakiti hamba.
Lucy terus berjalan mengitari seluruh bagian rumah itu untuk mencari letak dapur. Tak terasa oleh dirinya, dia tersesat dan tidak tau jalan untuk kembali ke kamarnya.
Saat dia berjalan untuk mencari jalan pulang, Lucy merasakan ada sesuatu yang tengah memperhatikan dirinya.
Terdengar di telinganya, suara langkah kaki yang begitu berat.
Lucya Arian
Pahit pahit, jangan sakiti gue. Gue masih mau hidup, gue pengen nikah sama Li Jiu Lin dulu.
Lucya Arian
Aduh apa jangan-jangan, setan itu mau makan bayi ini. Gak. Gak boleh, dede bayinya gak salah. Jangan, kasihan masih kecil.
Suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas dan membuat Lucy sangat panik. Dia ingin berlari, namun sebuah tangan besar mencengangkan lengan Lucy cukup kuat.
Lucya Arian
Jangan jangan makan Dede bayinya. Jangan makan gue juga, gue pahit.
???
Benar, kamu emang pahit.
Lucya Arian
Lah suara hantunya mirip sama suaranya si Miguel.
Lucy membuka matanya dan melihat sosok yang sedang mencengkram lengannya.
Miguel Imanuello
Sudah saya bilang jangan keluar tanpa izin dari saya.
Lucya Arian
Saya gak keluar rumah. Saya hanya mencari dapur. Saya lapar.
Miguel menarik nafasnya dan menatap Lucy dengan begitu tajam.
Miguel Imanuello
Ikuti saya
Miguel berjalan didepan Lucy. Keduanya berjalan menuju dapur dan meja makan.
Lucya Arian
Perasaan tadi gue sudah lewat sini deh. Tapi gue kok gak lihat ada dapur ya. / Gumam Lucy
Lucy menurut. Miguel mengambilkannya piring, sendok dan garpu. Lalu menaruh sepotong makanan pada piring itu dan menyodorkannya ke Lucy.
Lucya Arian
huek, makanan apa ini?
Miguel Imanuello
Bukankah kamu menyukai lasagna?
Lucya Arian
E-eh, mungkin karena saya lagi hamil.
Miguel Imanuello
Lalu kamu mau makan apa?
Lucya Arian
Saya mau masak sendiri aja, ada bahan apa saja di kulkas?
Miguel Imanuello
Lihat saja sendiri. Saya kembali ke kamar saya.
Lucya Arian
Ya udah, gue masak aja sendiri. Jadi gak perlu repot-repot pakai kata saya kan.
Lucy bergerak membuat makanan nya. Dilihatnya didalam kulkas itu terdapat dada ayam fillet dan juga beberapa sayuran seperti wortel, jagung, kubis dan daun bawang.
Dengan sangat lincah, tangan Lucy bergerak memotong semua bahan-bahan makanan nya. Hingga dia ingin menghaluskan bumbu, dia tidak mendapatkan cobek batu maupun cobek kayu.
Lucya Arian
Disini gak ada pakai cobek. Terus gimana ya?
Miguel Imanuello
Pakai Chopper aja. Ada didalam lemari kaca disana.
Lucya Arian
Ya Allah, Astaghfirullah bisa gak sih jangan bikin kaget.
Tidak ada jawaban dari Miguel, Dia langsung berjalan menuju lemari. Diambilnya Chopper disana.
Tak membutuhkan waktu lama, sup ala Lucy siap untuk disantap.
Lucy mengambil dua piring dan mengisinya dengan nasi masing-masing 2 sendok nasi.
Miguel Imanuello
Saya sudah makan.
Lucya Arian
Oh ya udah, saya habiskan saja.
Lucy melanjutkan makanannya tanpa perduli dengan Miguel yang tengah menatapnya dengan datar.
Comments