Apakah Darwys akan menikahi Sarah? Seandainya apa yang kupikirkan benar, apa yang harus aku lakukan
Grace melamun di balkon kamarnya.
Setelah Darwys menemuinya dengan enteng akan membahas perempuan lain di meja makan ia lalu meninggalkan Grace sendiri dikamar.
Ketukan pintu hingga pintu itu terbuka tidak menghancurkan lamunannya. Siti yang terpaksa masuk menghampiri majikannya,
"Nyonya sedang apa? mari kita bersiap makan malam, para tamu sudah menunggu."
"Nonya.."
"Eh ya apa Siti" Grace terperanjat kaget.
"Nyonya melamun? Pasti kepikiran soal si gadis desa itu. Nyonya mau saya sama Tia selidiki dia? "
"Tak usah Siti, biarkan berjalan sebagaimana mestinya saja. "
Grace beranjak menuju ruang makan tak enak jika temannya harus menunggu lama.
Dikamar Sarah, Darwys seolah mabuk kemanjaan wanita. Selama 10 tahun menikah dengan Grace tidak pernah sedikitpun Grace bermanja manja dengannya. Darwys sempat berpikir apakah pernikahan ini hanya dirinya saja yang mencintai Grace sedangkan Grace tidak punya perasaan apa-apa. Berbeda saat masih kecil Grace selalu ceria, selalu meminta bantuan kedirinya saat Grace kesulitan .
"Mas tidak apa-apa aku masuk kerumah ini? Nanti kalo nyonya grace marah bagiamana? " Tangan Sarah merangkul lengan Darwys seolah ketakutan.
"Sudah kamu tenang saja, Grace tidak seperti itu orangnya. Dia baik hati nanti kamu lihat sendiri, kalo sampai dia apa apakan kamu biar mas yang tangani. Oh ya dan jangan panggil dia nyonya kamu panggil kaka saja. " Darwys mengelus rambut Sarah yang harum.
Senyum manja kembali merekah di bibir Sarah, "Baik mas."
"Ya sudah nanti kamu siap siap dibantu Nela, sekarang Nela asisten pribadi kamu. "
"Cuma Nela mas? "
"Iya sayang, sementara satu dulu nanti yah."
"Kok cuma satu? Kak Grace aja ada dua asisten masa aku satu mas. " Rengek Sarah ke Darwys.
Sarah baru sehari di istana ini tapi dia sudah berani meminta hal seharusnya tidak dia minta. Darwys yang melihat tingkahnya malah merasa gemas ia berjanji akan menambahkan asisten untuk Sarah jika sudah menjadi istrinya.
Sarah akan terus berusaha menarik hati Darwys meskipun sudah beristri. Ambisinya menjadi kaya raya semakin menjadi ditambah Darwys memberi lampu hijau kepadanya.
Tok.. Tok..
"Masuk" Ucap Sarah.
" Non Sarah, perkenalkan saya Nela yang akan menjadi asisten Non Sarah. " Nela menjelaskan.
"Non? Kenapa Nela tidak memanggil Sarah nyonya seperti Siti dan Tia yang memanggil Grace nyonya ?" Sarah berbicara lembut. Sarah tidak ingin terlalu mengintimidasi, Sarah akan mencari banyak pendukung di rumah ini agar bisa di terima banyak orang kedepannya.
"Maaf Non, panggilan Nyonya hanya diberikan kepada Istri tuan Darwys dan nyonya besar saja " Nela menjelaskan dengan hati-hati agar tidak menyinggung Sarah.
"Oh begitu ya sudah ayo kita ke ruang makan, Sarah sudah lapar. "
"Tapi Non Sarah alangkah lebih baiknya jika berganti baju dulu. Non masih memakai piyama tidur," Terang Nela dengan mata yang memandang penampilan Sarah.
"Kan ini hanya makan malam Nela, Habis makan bukannya langsung pada tidur? Tidak usah ribet ribet kalo jadi asisten Sarah ya. "
" Tapi Non.. " Nela meremas jemarinya karena greget.
" Sudah tidak apa apa, tolong antar Sarah ya. " .
Dimeja makan sudah Duduk Darwys, Grace, dan beberapa teman bisnis Darwys- Liev pengusaha batubara, Davis pengusaha dibidang mega konstruksi, Eldad pengusaha minyak. Disamping para tamu lelaki ada wanita elegan sang pawang pengusaha, Lissa istri Liev, Lauren istri Davis, Esme istri Eldad. Semua pasangan menggunakan baju Semi formal karena Darwys sengaja mengadakan acara jamuan kembalinya dia setelah memenangkan pembelian tanah ber hektar hektar untuk bisnis selanjutnya.
Seketika semua mata tertuju pada 2 perempuan yang melangkah ragu. Nela berjalan perlahan di belakang Sarah sambil menggigit bibir takut dimarahi tuannya. Sarah melangkah pelan bingung dengan tatapan semua orang yang hadir di meja makan.
"Wah Darwys punya pelayan baru? Cantik juga. Hahahah" Davis membuka keheningan.Grace tetap memakan hidangan pembuka dengan anggun hanya melirik sebentar ke arah Sarah lalu memalingkan pandangannya ke piring di depannya.Darwys terperangah melihat penampilan Sarah yang tidak ada sopan santunya di acara yang semi formal ini Sarah hanya memakai piyama tidur dan sandal rumah. Matanya melirik ke Nela asisten nya tetapi wajah itu terpancar ketakutan.
" Sarah kenapa kamu pakai piyama? " Tanya Darwys lembut.
"Sarah tidak tahu harus memakai pakaian bagus saat makan malam Mas, Nela juga tidak memberi tahu Sarah. Sarah ganti baju dulu ya mas. " Sedikit berbohong agar kesalahan tidak sepenuhnya jatuh kepadanya. Mata Sarah mulai berembun entah itu malu atau hanya sekedar mencari simpati Darwys. Darwys menahan langkah Sarah.
" Ya sudah tidak apa apa lain kali harus paham kondisi yah. Duduk sini kita makan bersama. "Sarah duduk di kursi samping Grace.
'Suatu saat aku yang akan duduk di tempatmu Grace' cuit nya dalam hati.
Saat makan Sarah yang tidak tau Table manner yang baik ia bingung melihat banyaknya sendok, garpu, dan pisau.
'Mana yang harus aku pakai? ' ucap Sarah lirih. Melirik cara makan Grace yang anggunly Sarah berusaha menirunya. Tapi tetap saja rasa bingung menghantu jemarinya alhasil dia menjatuhkan sendok dan garpu yang tersenggol siku lengan,
TRANNNG...suaranya bergema di keseluruhan ruangan.
" maaf Pak Darwys tolong jelaskan ini, siapa dia kenapa dia ikut makan bersama kita. Tingkahnya seperti orang tak berpendidikan. Saya jadi tidak nafsu makan. " Ucap Lauren. Grace yang sedari tadi tenang ikut melihat Darwys, menunggu jawaban pertanyaan dari istri Davis.
"Maaf atas ketidak nyamanannya Dia Gadis yang aku temui saat melaksanakan proyek lapang. Karena hidup sebatang kara jadi ku bawa kesini. Jadi tolong maklumnya ya. "
'Jawaban yang tidak masuk akal' bisik hati grace.Setelah acara makan malam selesai, Grace dan para ibu Sosialita memilih untuk berbincang di ruangan pribadi Grace tentu tanpa mengajak Sarah.Darwys menyuruh Sarah menemaninya berbincang dengan para teman pengusaha nya itu.
Sarah sebenarnya ingin ikut dengan Grace, dia ingin lebih dekat dengan Grace dan para sosialita lainnya.Setelah semua tamu pulang.
"Darwys tidak punya hati sekali membawa perempuan lain dihadapan istrinya, jika aku ibunya sudah ku tampar dia! " Lauren yang dulu pernah dihianati pacarnya sebelum menikah merasakan apa yang Grace rasakan.
"Kita lihat saja berapa kuat dia dirumah ini. Kamu akan mengusirnya kan Grace?" Esme menimpali.
"Entahlah.. Sepertinya Darwys sudah tidak mencintaiku. "
Angin berhembus sejuk masuk melalui balkon kamar Grace. Meski hatinya sedang kacau ia masih memeiliki teman yang selalu mendukungnya. Bertahan atau berpisah Grace tahu semua sahabatnya akan disisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments