Eps5

Suasana baru dan juga dunia baru bagi giana, Kini ia telah pergi jauh meninggal negara dan juga ayah yang sangat di benci nya.

Giana kecil bahkan juga bertekad bahwa ia tidak akan menikah sampai kapan pun, Bagi nya pria tidak akan ada yang setia jika sudah menialani rumah tangga.

"Apartement eden lantai delapan nomor seratus dua belas ya gia." Peringat gayatri ketika sang putri akan berangkat deliv.

"Iya buk."

Sudah satu minggu mereka di korea, Gayatri pun sudah membuka kedai ayam goreng serta makanan korea lain nya.

Kedai mereka cukup laris karena nyonya park banyak merekomendasi kan pada teman teman nya, Nyonya park adalah anak dari teman nya ibu gayatri.

"Permisi."

Giana menekan bell pintu apartemen yang tidak seberapa mewah, Tak lama muncul gadis cantik yang menerima pesanan.

"Terima kasih." Ujar nya tidak seberapa ramah.

Usai dari sana giana langsung menuju lokasi selanjut nya, Keranjang sepeda nya penuh dengan pesanan dari lokasi ini.

Dalam perjalanan ia melihat tujuh pemuda sedang membagi bagi kan brosur gratis pada penjalan kaki, Ia tertarik dan menerima nya.

"Silah kan tonton kami." Ujar pemuda yang terlihat paling kecil.

"Waah ini kalian mau konser?" Seru giana tidak percaya.

"Jika berkenan datang lah untuk menonton." Ujar pemuda itu lagi.

Giana mengangguk senang, Baru ia sadar kalau baru saja bertemu dengan seorang idol. Walau pun mereka belum sukses.

"Dia terlihat lucu sekali." Batin giana mengayuh sepeda nya lagi.

Sampai lah giana di lokasi yang tertera di kertas, Ternyata ini adalah tempat shoting film dengan aktor yang sangat terkenal.

"Ternyata begini cara nya orang bisa masuk televisi." Gumam giana kagum.

"Hei sedang apa kau di sini?" Tegur kru sedikit kasar.

"Maaf oppa, Aku mengantar kan pesanan." Sahut giana pelan.

"Ooh ayam goreng duaG ternyata." Ujar kru menerima pesanan.

Kedai ayam milik giana di beri nama duaG oleh ibu nya, Tentu itu menyangkut nama mereka yang berwalan dari G.

(Anggap saja mereka ngomong korea ya😁)

"Hei jangan bermain main, Cepat lah pulang jika sudah selesai. Ini bonus untuk mu." Kru mengulur kan uang tips untuk giana.

"Boleh kah aku melihat kalian?" Tawar giana penuh harap.

"Tidak boleh! Nanti merusak properti saja kau." Tolak kru.

"Aku janji tidak akan nakal, Hanya sebentar saja kok." Desak giana.

"Haish kau ini bandel sekali, Cepat lah pulang saja." Usir kru menarik giana.

Giana terpaksa meninggal kan lokasi shuting tersebut, Dari kejauhan ia melihat aktor favorit nya sedang berlatih ackting.

"Ahjussi itu tampan sekali." Giana tersenyum dari kejauhan.

Sangking girang nya bisa melihat lee dongwok yang sedang ackting, Giana sampai tidak sadar jika terus berjalan mundur hingga menebrak seseorang.

Braak.

"Aduuhh!"

Tubuh nya yang kecil mungil pun terjatuh dengan keras, Tas yang ada di pundak nya ikut jatuh dan buku nya keluar berserakan.

"Maaf kan saya tuan." Ujar giana membungkuk hormat.

Namun pria itu malah mengambil buku giana karena tertarik dengan tulisan giana yang terlihat rapi, Sekilas ia membaca isi yang ada di sana.

"Ini milik ku ahjussi." Giana mengambil buku nya cepat.

"Milik mu? Kau yang menulis nya." Tanya pria itu.

"Iya." Angguk giana.

...****************...

Giana duduk gemetar karena pria itu malah mengajak nya duduk di kursi taman, Ternyata pria ini adalah sutradara film yang sedang di garap itu.

"Boleh kah jika aku melihat buku mu lagi?" Tawar pria itu.

"Tidak! Ini hanya cerita hidup ku." Tolak giana pelan.

"Hmm, Siapa nama mu?"

"Giana alexander."

Semenjak pindah kekorea giana di beritahu oleh ibu nya jika ia akan memakai nama alexander, Karena ternyata dulu gayatri keturunan alexander.

"Nama seo namgil." Pria itu mengenal kan diri.

"Ahjussi sungguh orang korea asli ternyata." Ucap giana.

"Aku ini sutradara film, Jika aku boleh membaca buku mu. Bisa saja nanti aku memberu mu uang jika cerita nya bagus." Ujar namgil.

Melihat tanda pengenal yang menggantung di leher, Namgil memang tidak bohong tentang profesi nya. Apa lagi mendengar nama uang, Jiwa matre giana langsung meronta ronta.

"Berapa yang ku terima?" Tanya giana langsung.

"Ku baca dulu cerita mu." Sahut namgil.

Giana pun menyerah kan buku nya pada namgil, Namgil yang dari tadi penasaran langsung saja mengambil nya.

"Cerita nya cukup panjang ternyata, Simpan nomor ku nanti biar bisa menelfon ku." Ujar namgil.

"Aku tidak punya ponsel." Sahut giana.

"Yah, Ponsel saja kau tidak mampu beli. Padahal buka kedai ayam." Seru namgil.

"Apa kau pikir ponsel itu murah?! Aku akan butuh seribu kali berpikir untuk membeli nya!" Bentak giana lantang.

Namgil kaget melihat keberanian gadis kecil ini, Ia hanya bisa menelan ludah sambil tersenyum geli.

"Baik lah maaf kan aku." Ujar namgil pelan.

"Kembali kan saja buku ku!" Pinta giana menarik buku nya.

"Hei kau ini pemarah sekali, Tenang nanti aku bisa mendatangi kedai mu. Atau kau kan juga bisa datang kemari." Ujar namgil.

"Kau tidak berniat membohongi aku kan?!" Tanya giana memicing tajam.

"Astaga!Tidak mungkin aku begitu." Seru namgil.

Saat giana akan membuka mulut lagi, Kru datang menghampiri mereka dan memberi tahu jika shuting akan segera di mulai.

"Ku bawa dulu ya, Besok jika sempat maka aku akan datang menemui mu." Janji namgil.

"Awas jika kau bohong, Maka ahjussi tidak akan berhenti berak!" Giana menyumpahi dalam bahasa indonesia.

"Apa?"

"Tidak, Aku menunggu mu." Kilah giana.

Saat giana akan kembali mengayuh sepeda nya, Namgil berbalik dan memberi nya uang lima ribu won.

"Ambil lah untuk mu." Namgil langsung pergi.

Bersorak giana mendapat kan uang gratis, Bagi nya sudah besar jika hanya di tukar dengan cerita tentang hidup nya yang susah itu.

"Aku besok mau lihat konser nya cowok mata bulat itu akh, Semoga ibu memberi izin." Ujar giana sepanjang jalan.

Sudah tidak ada lagi ayam goreng yang harus di antar kan, Sehingga giana bisa santai tanpa terburu buru mengayun kan sepeda nya.

"Gedung apa hybe eintertainment ini?" Batin giana yang tidak tahu.

"Waah, Bukan nya itu tadi ketujuh pemuda yang membagi kan tiket dan browsur ini." Kaget giana.

Perlahan giana mendekati mereka yang baru turun dari mobil, Tidak ada bodyguard yang menjaga mereka.

"Hallo." Sapa giana membungkuk sopan.

"Hallo." Balas salah satu di antara mereka sambil tersenyum.

"Oppa, Ingat tidak dengan ku yang tadi menerima tiket mu." Giana bertanya pada yang paling muda.

Pemuda yang paling kecil mengangguk sambil tersenyum malu, Terlihat jika ia adalah sosok pemalu.

Terpopuler

Comments

Ema Mahriana

Ema Mahriana

iya deh /Facepalm/

2024-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!