Eps3

Hari pernikahan wina dan adi pun tiba, Walau hanya sederhana dan di hadiri oleh beberapa tetua kampung. Namun gayatri juga sibuk di dapur untuk memasak makanan.

Untung lah mereka punya peliharaan ayam yang bisa di potong untuk di masak, Sehingga hanya perlu beli bumbu saja.

Adi hanya memberi uang tujuh ratus ribu dan hanya cukup untuk membayar penghulu saja, Mau tidak mau gayatri harus rela melepas kan gadis sulung nya untuk pria itu. Walau pun di hati nya sangat lah berat.

"Sudah lah tri, Mungkin jodoh nya wina memang dia." Ujar narti kakak nya gayatri.

"Adi itu duda mbak, Bagai mana nanti jika wina juga di telantar kan seperti istri pertama nya." Cemas gayatri.

"Kita berdoa saja semoga itu tidak terjadi." Hibur narti.

"Dia menurun dariku punya suami duda." Keluh gayatri.

Indra juga seorang duda ketika menikahi gayatri, Istri pertama nya menggugat cerai karena indra ringan tangan dan malas bekerja.

"Mbak pulang dulu ya." Pamit narti yang rumah nya hanya berjarak beberapa meter.

"Iya mbak." Angguk gayatri.

Kini rumah mereka bertambah satu orang lagi, Adi yang tidak punya rumah pun tinggal di sana bersama wina.

Gayatri hanya bisa pasrah saja sambil menunggu saat itu tiba, Ada tekad di dalam hati nya. Tak lama ia pun memberes kan alat yang di pakai saat makan orang orang tadi.

Giana yang di suruh ibu nya mengembalikan baskom besar pun sudah kembali, Ia sebenar nya malas karena sekarang sudah bertambah orang di rumah yang sempit ini.

"Apa sih?!"

Telinga gadis kecil ini mendengar suara yang sangat asing bagi nya, Ia penasaran dan mengintip kekamar ayah dan ibu nya.

"Bulek rumini?!"

Mata gadis kecil ini ternodai karena aksi bejat indra yang sedang bersetubuh dengan selingkuhan nya, Marah dan juga jijik yang giana rasakan saat ini.

"Ibuk! Ibuk..."

"Apa gi? Kok teriak teriak gitu nak." Seru gayatri yang berberes.

"Ayo ikut aku sekarang! Ibuk harus lihat pokok nya." Giana menarik tangan ibu nya.

Namun giana tidak kuat menarik ibu nya masuk kedalam, Karena gayatri menahan gerakan putri kecil nya.

"Biar kan saja ya." Ujar gayatri dengan mata berkaca kaca.

"Ibuk tau dan membiar kan nya?!" Tanya giana bergetar.

"Mau bagai mana lagi gia, Anggap saja tidak ada yang terjadi." Ucap gayatri.

"Sungguh? Kenapa ibu melakukan nya." Setetes air mata gia jatuh.

"Karena ibu tidak ingin terluka secara fisik juga, Cukup hati ibu yang sakit nak."

Gayatri memeluk erat giana sambil menangis, Sudah lama ia tahu jika indra sering mengajak rumini pulang hanya untuk bersetubuh. Pernah gayatri memergoki nya, Namun indra malah menghajar gayatri sampai pingsan.

"Ayo kita pergi saja bu, Aku tidak mau tinggal di sini lagi. Kita merantau saja kekota." Ajak giana.

"Belum saat nya sayang, Tunggu kakak asih menikah ya." Bujuk gayatri.

"Baru kita akan pergi?"

"Jangan katakan pada siapa pun, Ibu akan mengajak mu pergi jauh dan hidup tenang." Janji gayatri.

Betapa girang nya hati giana karena ada harapan untuk meninggal kan rumah ini, Rasa benci nya kepada sang ayah sudah tidak terbendung lagi.

"Kemana kita akan pergi?" Tanya giana penasaran.

"Sangat jauh, Ibu berharap kamu sabar menunggu ya." Pinta gayatri.

"Berapa lama lagi bu?" Tanya giana detail.

"Tidak akan lama lagi, Percaya lah dengan ibu." Ujar gayatri.

Giana mengangguk dan berharap akan ada hari itu tiba, Jika saja bisa ia ingin sekali membunuh ayah nya.

...****************...

Tak lama setelah wina menikah, Asih juga ikut menikah dengan triyoga lelaki pilihan nya sendiri. Walau pun terlihat tua, Namun tri sangat baik kepada asih.

"Saya berniat mengajak asih pindah kekota bu pak." Ujar triyoga ketika sudah menikah.

"Kota? Kota mana." Tanya indra.

"Kota j pak, Lagi pula saya juga punya usaha di sana." Ujar triyoga.

"Ya tidak masalah nak kalau memang mau mengajak istrimu kesana, Lagi pula sekarang asih sudah jadi milik mu." Jawab gayatri.

"Terima kasih bu." Angguk triyoga senang.

"Kalau mau pindah ya kasih lah dulu bapak uang tri." Pinta indra.

"Bapak kenapa minta uang sih?!" Kesal asih karena malu.

"Wajar lah bapak minta uang sih, Selama ini bapak yang membesar kan kamu." Sengit indra.

"Sudah lah dik, Nanti biar mas kasih bapak uang." Lerai triyoga.

Gayatri hanya diam tidak ingin ikut campur jika sudah masalah uang, Yang terpenting kini ia sudah merasa lega karena kedua putri nya sudah ada yang menjaga.

"Ini buat bapak, Besok saya akan langsung membawa asih pindah." Ujar tri memberikan lembarang uang berwarna merah.

"Terima kasih ya, Nanti bapak akan sering main ketempat mu." Girang indra.

"Aku kasih juga lah tri, Bentar lagi mau lahiran nih." Ujar wina.

"Mau lahiran ya minta lah sama suami mu! Kenapa malah minta uang sama mas tri, Maka nya cari suami jangan yang pengangguran!" Sentak asih marah.

"Jaga bicara mu kepada wina sih!" Bentak indra marah.

"Apa?! Ayah tidak terima karena aku menghina nya, Dia kan memang anak kesayangan mu." Cetus asih berani.

Asih berani karena ia merasa akan segera pindah dan tidak numpang hidup lagi dengan ayah nya, Selama ini asih menahan jika ia selalu mengalah kepada wina. Indra memang sangat memanja kan wina anak pertama nya.

"Asih! Kemasi barang mu saja nak." Ajak gayatri menarik anak kedua nya.

"Ayo mas, Jangan kamu kasih dia uang. Biar suami nya yang mencari biaya untuk melahir kan." Asih pun menarik triyoga masuk kamar.

Giana tertawa melihat pertengkaran kedua kakak dan juga ayah nya, Terlalu sering di sakiti oleh kakak dan ayah nya. Gadis ini menjadi cuek dan tidak peduli lagi dengan orang orang ini.

"Kenapa kau tertawa jahanam?!" Bentak indra melempar kan asbak kearah giana.

Tak elak lagi kening giana terkena asbak beling itu, Darah mengalir dari luka nya dan indra sama sekali tidak peduli.

Sedang kan giana dengan santai mengelap darah nya dengan telapak tangan, Seolah itu bukan masalah besar. Padahal ia merasa kan sakit juga.

"Aku tertawa melihat binatang sedang bertengkar dengan anak nya." Ujar giana berlalu pergi.

Darah indra mendidih karena di katai binatang oleh anak yang di benci nya, Bergegas ia mengambil cambuk dan berlari mencari giana.

"Kemana iblis itu pergi?!" Geram indra.

Indra tidak nampak jika giana sedang duduk bersembunyi di bawah pohon pisang yang rimbun, Dia duduk di sana sambil membawa besi runcing jika saja indra sampai mendatangi nya. Maka giana bertekad akan menikam sang ayah.

Terpopuler

Comments

Bunda Silvia

Bunda Silvia

karyamu selalu bagus thor

2025-02-05

0

Can Sikumbang

Can Sikumbang

masih nyimak Thor bagus ceritanya lanjut

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!