Pria kota tak tahu tata krama

"Mengapa jantung ku berdebar dengan kencang? Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Inara dalam hati ketika keduanya baru saja sampai di gubuk tersebut.

Inara melirik ke arah Alvaro yang saat ini tengah sibuk mengarahkan rambutnya ke arah belakang karena basah terkena air hujan. Entah apa yang terjadi kepada keduanya dalam beberapa jam ini, hingga membuat Inara begitu terpesona akan sikap Alvaro yang begitu ramah dan juga hangat kepadanya.

"Ah sepertinya hujan kali ini akan memakan waktu cukup lama, apa kamu baik-baik saja akan hal tersebut?" tanya Alvaro sambil menatap ke arah Inara yang terlihat tengah terbengong menatap ke arahnya.

Mendengar perkataan Alvaro barusan, lantas membuat Inara salah tingkah dan langsung tersadar dari lamunannya. Inara membalik badannya dan menatap ke arah depan sambil sesekali membenarkan rambutnya yang basah sedikit ke belakang.

"Aku baik-baik saja, maklum cuaca di desa sering sekali berubah apalagi di sini dekat sekali dengan pantai dan juga perbukitan, membuat cuaca sering tidak menentu siklusnya." ucap Inara sambil menatap lurus ke arah depan.

"Apa kamu yakin? Bagaimana jika nanti suami dan ibu mu mencari mu karena tidak kunjung kembali juga ke rumah?" ucap Alvaro lagi yang lantas membuat Inara langsung menoleh ke arahnya.

Inara yang mendengar kata suami berasal dari mulut Alvaro tentu saja langsung tertawa dengan kecil, membuat Alvaro lantas tertegun ketika melihat tawa tersebut.

"Apa kamu bercanda mas? Jangankan suami pacar saja saya tidak punya, jika kamu mengatakan Ibu yang mencari mungkin itu akan terdengar lebih nyata." ucap Inara di sela-sela tawanya.

"Ah begitu rupanya.." ucap Alvaro kemudian dengan nada yang lirih.

Inara yang mendengar jawaban dengan senyuman di wajah Alvaro, lantas membuatnya langsung terdiam seketika dengan segala perasaan bertanya yang saat ini memenuhi dirinya. Sampai kemudian ketika suara petir yang terdengar begitu kencang lantas membuat Inara terkejut seketika.

Jeduarr...

"Aaa" pekik Inara sambil menutup matanya dengan spontan.

Sedangkan Alvaro yang mengetahui jika Inara tengah ketakutan akan suara petir yang menggelegar, kemudian terlihat melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana Inara berada dan dengan spontan langsung menutup kedua telinga Inara dengan tangannya. Membuat Inara yang semula terpejam karena ketakutan dengan spontan membuka matanya karena terkejut akan sentuhan hangat di area kedua telinganya yang tiba-tiba.

"Jangan takut, jika kamu takut suara petir akan terdengar lebih menakutkan dari pada sebenarnya." ucap Alvaro dengan nada yang lembut.

Mendapati hal tersebut membuat Inara langsung terdiam dengan seketika. Manik mata keduanya bertemu dalam waktu yang lama saling bertautan dan terhanyut dalam kejernihan manik mata masing-masing. Sepertinya Inara benar-benar telah terbius akan segala ketampanan dan juga sikap yang di tunjukkan oleh Alvaro kepadanya, membuat Inara sama sekali tidak bisa berpaling dari sosok seorang Alvaro.

Alvaro yang sadar ia sudah berlebihan saat ini, nampak mulai menurunkan tangannya secara perlahan, membuat tatapan keduanya langsung terputus dengan seketika.

"Aku minta maaf, aku benar-benar tidak bermaksud." ucap Alvaro kemudian.

"Tidak apa mas Nara mengerti." ucap Inara sambil mengalihkan pandangannya ke arah samping.

***

Malam harinya

Di kediaman Inara terlihat Ratih tengah menatap ke arah guyuran air hujan yang terus mengalir tanpa henti sejak sore tadi. Ratih benar-benar khawatir karena putrinya tak kunjung pulang juga padahal cuaca di luar sedang hujan lebat seperti ini.

"Kamu dimana Nara? Ibu benar-benar khawatir kepadamu." ucap Ratih sambil menatap ke arah halaman rumah yang saat ini masih terlihat basah karena guyuran air hujan yang tiada hentinya.

Ratih yang tak kunjung mendapati hujan mereda, lantas memilih menutup jendela rumahnya dan masuk ke dalam menunggu Inara pulang. Jika sampai besok pagi Inara tak kunjung pulang juga, Ratih akan melapor ke Kepala Desa dan meminta bantuan warga untuk mencari keberadaan Inara.

"Semoga saja tidak terjadi apapun kepada mu nak." ucap Ratih dengan nada yang lirih sambil terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

**

Hutan

Sudah sejak sore hujan tak kunjung mereda juga, membuat Inara dan juga Alvaro lantas terjebak di dalam hutan dan tidak bisa keluar dari sana. Alvaro menatap ke arah Inara yang terlihat duduk di sudut gubuk dengan posisi meringkuk. Sepertinya gadis itu tengah kedinginan saat ini, terlihat dari bibirnya yang seperti bergetar menahan hawa dingin masuk ke dalam pori-pori kulitnya.

Alvaro yang tidak tega akan kondisi Inara yang seperti itu kemudian mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana Inara berada sambil melepas jas yang ia gunakan sedari tadi.

"Pakailah ini, aku tahu kamu pasti sedang kedinginan." ucap Alvaro sambil memberikan jas miliknya kepada Inara.

"Lalu mas bagaimana? Apa mas tidak kedinginan?" tanya Inara kemudian yang lantas mendapat balasan senyuman dari Alvaro saat itu.

"Kamu tak perlu khawatir aku baik-baik saja." ucap Alvaro sambil mendudukkan pantatnya tepat di sebelah Inara.

Keheningan lantas terjadi diantara keduanya ketika mendapati malam yang semakin larut, di sertai rintik hujan yang semakin lebat mengguyur tempat tersebut. Pikiran Alvaro melayang membayangkan segala hal yang terjadi di dalam hidupnya selama ini. Bertemu dengan sosok Inara si gadis polos dan juga cerdas sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Kedatangan Alvaro kemari hanyalah untuk sebuah pelarian di tengah peliknya kehidupan yang ia jalani di kota.

"Jika aku kembali ke kota, apa kamu mau pergi bersama ku dan menjadi asisten ku? Aku sungguh terkesan akan kecerdasaan mu, bagaimana Inara?" ucap Alvaro kemudian sambil menatap lurus ke arah depan.

"..."

Tidak ada jawaban apapun dari Inara selama beberapa menit ke depan, membuat Alvaro yang penasaran lantas hendak menoleh ke arah Inara dan memastikan apa yang tengah dilakukan oleh gadis itu. Hanya saja ketika Alvaro hendak menoleh ke arah samping, perlahan-lahan kepala Inara terjatuh di pundaknya membuat Alvaro lantas menghela napasnya dengan panjang begitu mengetahui hal tersebut.

"Sepertinya dia sudah tertidur, bagaimana bisa ia tertidur di tengah situasi yang seperti ini? Apakah dia tidak takut aku melakukan sesuatu kepadanya? Dasar!" ucap Alvaro sambil tersenyum dengan kecil.

***

Keesokan paginya

Suara ribut-ribut beberapa orang lantas nampak terdengar dan membangunkan Alvaro saat itu. Telinga Alvaro benar-benar penuh dengan banyaknya teriakan orang-orang yang terdengar seperti sedang marah kepadanya saat ini. Alvaro tersentak ketika ia membuka matanya dan melihat warga desa sudah mengerumuni ia dan juga Inara saat itu. Membuat Alvaro langsung berusaha membangunkan Inara yang saat itu tengah tertidur sambil bersandar di area bawahnya, dimana posisi kemejanya yang terlihat sudah terbuka beberapa kancing bajunya.

"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Alvaro dengan raut wajah yang kebingungan begitu juga Inara.

"Dasar Pria kota tak tahu tata krama, apa begini caramu berterima kasih kepada kami? Bisa-bisanya kamu berbuat mesum di desa kami!" pekik salah satu warga yang nampak terdengar marah menatap tajam ke arah Alvaro dan juga Inara.

"Apa? Mesum?"

Bersambung

Episodes
1 Semoga tidak ada yang terjadi
2 Sebuah perasaan berdebar
3 Pria kota tak tahu tata krama
4 Apa yang terjadi?
5 Pernikahan secara mendadak
6 Sebuah takdir
7 Seorang selingkuhan?
8 Maukah kamu menjadi istri kedua ku?
9 Gadis gila
10 Permintaan konyol
11 Riasan wajah yang tebal
12 Aku benar-benar tidak bisa
13 Dimana Inara?
14 Kepergian Kikan yang mendadak
15 Tidak ingin membandingkan
16 Lakukan mas...
17 Perlakuan khusus Alvaro
18 Keputusan yang salah?
19 Hanya sebuah firasat
20 Mengapa kau begitu jahat?
21 Bersikap adil
22 Tidak perlu khawatir
23 Hanya seorang asisten
24 Nafkah lahir
25 Terlalu banyak
26 Rasa cemburu yang kembali hadir
27 Jangan mas, itu kotor!
28 Sanggupkah aku melepaskan segalanya?
29 Bertingkah aneh
30 Tugas seorang asisten
31 Tugas yang tak kunjung selesai
32 Istri kedua
33 Tersadar dari pemikiran
34 Ceraikan dia!
35 Sebuah syarat
36 Ingin makan bakso
37 Saling menyalahkan
38 Drama suami istri
39 Nasi goreng buatan mu
40 Satu sendok berdua
41 Baru menyadari
42 Terus menuntut
43 Berubah
44 Menonton Sinetron
45 Seorang pembantu
46 Inara di bawah?
47 Ampuni saya
48 Seorang pelakor
49 Pergi saja ke neraka
50 Semuanya baik
51 Aku minta maaf
52 Sebuah alasan
53 Tidak waras!
54 Harusnya tak ada
55 Seorang pembantu?
56 Tahu tempat mu!
57 Alvaro marah?
58 Seorang madu
59 Terlalu emosi
60 Ku bilang berhenti!
61 Sebuah hubungan
62 Keputusan sulit
63 Ego kah aku?
64 Debaran jantung
65 Sebuah pohon
66 Kakak pohon
67 Terlalu bersemangat
68 Aku sudah tahu
69 Hanya sebuah mainan
70 Bagaimana bisa?
71 Sebuah kata perpisahan
72 Bukankah Tuhan itu adil?
73 Perusak rumah tangga orang
74 Pesan yang terselip dalam setiap kata
75 Aku menemukannya
76 Sebuah kiasan
77 Pilih salah satu
78 Apa kabar dengannya?
79 Menebus kesalahan secara layak
80 Ada apa Ra?
81 Ada sesuatu yang harus kamu lakukan!
82 Apa yang aku lakukan?
83 Sebuah rasa yang tersembunyi
84 Pengirim paket misterius
85 Apa kamu mengenalnya?
86 Sebuah firasat
87 Bagaimana bisa?
88 Berhenti!
89 Seberkas ingatan ( Anya )
90 Sebuah suara samar
91 Dimana dedikasi mu?
92 Pemandangan yang tak diinginkan
93 Sabotase?
94 Siapa yang kamu benci?
95 Memperparah keadaan
96 Copet!
97 Masa lalu yang tak bisa kembali di rajut
98 Balas dendam?
99 Hal tak biasa
100 Hampir ketahuan
101 Mengapa tega?
102 Tahu sejak awal
103 Semua karena mu!
104 Diperdaya
105 Sebuah takdir yang tidak bisa di hindari
106 Kenyataan pahit
107 Tenangkan dirimu
108 Belum saatnya
109 Anak haram!
110 Bukankah begitu Tuan muda?
111 Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya!
112 Menyusahkan saja
113 Masa depan yang bahagia
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Semoga tidak ada yang terjadi
2
Sebuah perasaan berdebar
3
Pria kota tak tahu tata krama
4
Apa yang terjadi?
5
Pernikahan secara mendadak
6
Sebuah takdir
7
Seorang selingkuhan?
8
Maukah kamu menjadi istri kedua ku?
9
Gadis gila
10
Permintaan konyol
11
Riasan wajah yang tebal
12
Aku benar-benar tidak bisa
13
Dimana Inara?
14
Kepergian Kikan yang mendadak
15
Tidak ingin membandingkan
16
Lakukan mas...
17
Perlakuan khusus Alvaro
18
Keputusan yang salah?
19
Hanya sebuah firasat
20
Mengapa kau begitu jahat?
21
Bersikap adil
22
Tidak perlu khawatir
23
Hanya seorang asisten
24
Nafkah lahir
25
Terlalu banyak
26
Rasa cemburu yang kembali hadir
27
Jangan mas, itu kotor!
28
Sanggupkah aku melepaskan segalanya?
29
Bertingkah aneh
30
Tugas seorang asisten
31
Tugas yang tak kunjung selesai
32
Istri kedua
33
Tersadar dari pemikiran
34
Ceraikan dia!
35
Sebuah syarat
36
Ingin makan bakso
37
Saling menyalahkan
38
Drama suami istri
39
Nasi goreng buatan mu
40
Satu sendok berdua
41
Baru menyadari
42
Terus menuntut
43
Berubah
44
Menonton Sinetron
45
Seorang pembantu
46
Inara di bawah?
47
Ampuni saya
48
Seorang pelakor
49
Pergi saja ke neraka
50
Semuanya baik
51
Aku minta maaf
52
Sebuah alasan
53
Tidak waras!
54
Harusnya tak ada
55
Seorang pembantu?
56
Tahu tempat mu!
57
Alvaro marah?
58
Seorang madu
59
Terlalu emosi
60
Ku bilang berhenti!
61
Sebuah hubungan
62
Keputusan sulit
63
Ego kah aku?
64
Debaran jantung
65
Sebuah pohon
66
Kakak pohon
67
Terlalu bersemangat
68
Aku sudah tahu
69
Hanya sebuah mainan
70
Bagaimana bisa?
71
Sebuah kata perpisahan
72
Bukankah Tuhan itu adil?
73
Perusak rumah tangga orang
74
Pesan yang terselip dalam setiap kata
75
Aku menemukannya
76
Sebuah kiasan
77
Pilih salah satu
78
Apa kabar dengannya?
79
Menebus kesalahan secara layak
80
Ada apa Ra?
81
Ada sesuatu yang harus kamu lakukan!
82
Apa yang aku lakukan?
83
Sebuah rasa yang tersembunyi
84
Pengirim paket misterius
85
Apa kamu mengenalnya?
86
Sebuah firasat
87
Bagaimana bisa?
88
Berhenti!
89
Seberkas ingatan ( Anya )
90
Sebuah suara samar
91
Dimana dedikasi mu?
92
Pemandangan yang tak diinginkan
93
Sabotase?
94
Siapa yang kamu benci?
95
Memperparah keadaan
96
Copet!
97
Masa lalu yang tak bisa kembali di rajut
98
Balas dendam?
99
Hal tak biasa
100
Hampir ketahuan
101
Mengapa tega?
102
Tahu sejak awal
103
Semua karena mu!
104
Diperdaya
105
Sebuah takdir yang tidak bisa di hindari
106
Kenyataan pahit
107
Tenangkan dirimu
108
Belum saatnya
109
Anak haram!
110
Bukankah begitu Tuan muda?
111
Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya!
112
Menyusahkan saja
113
Masa depan yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!