BAB 4

Beberapa menit setelah lama berada di ruangan Ayah Anna, Elain pun mengajak Anna ke kantin.

Ini memang sudah saat nya jam makan siang dan Elain sudah sangat lapar setelah belum makan apapun sejak pagi karena terburu – buru dengan panggilan Anna.

Kedatangan Anna dan Elain di kantin menjadi perbincangan para staf dan para dokter yang juga sedang istirahat makan siang.

Diantara perbincangan mereka kebanyakan membicarakan tentang pertunangan Elain yang menghebohkan dan sekarang bagaimana bisa langsung masuk kerja setelah begitu sibuk tadi malam dan padahal Elain mengambil jadwal libur untuk tiga hari.

Mereka juga berpendapat bukan kah setelah pertunangan seharusnya membahas jadwal pernikahan?

Tapi kenapa itu tidak di umum kan keluar? Atau Dokter Sean sebenarnya tidak serius menjalin hubungan dengan Dokter Elain maka nya tidak membahas tentang tanggal pernikahan?

Mereka menebak – nebak di kepala mereka sebenarnya apakah Dokter Sean yang tampan itu tidak pernah memikirkan untuk sampai pada pernikahan?

Spekulasi – spekulasi tidak jelas itu pun semakin membuat orang – orang memandang remeh Elain, kasihan, dan merendahkan Elain.

Sebenarnya ada banyak juga dokter muda yang  yang tidak senang dengan hubungan antara Elain dan Sean yang menurut penilaian mereka Elain tidak sepadan dengan Sean.

Sean adalah pria tampan, cerdas, dan juga salah satu dokter pria dengan kemampuan terbaik, apalagi di tambah dengan status nya sebagai Ahli Waris keluarga Nerro.

Sedangkan di mata mereka, Elain penampilan pun tidak menarik. Cantik si cantik tetapi tidak tahu bagaimana berpenampilan anggun, dia terlalu tidak pedulian dengan penampilan nya sendiri.

Bahkan sering membuat masalah di Rumah dengan beberapa dokter Senior jangan lupa dia juga beberapa kali bermasalah dengan Pasien nya.

Di tambah dengan predikat nya sebagai anak haram. Itu benar – benar menambah ketidakcocokan antara Elain dengan Sean Nerro yang sempurna.

Bisikan – biskin panas ini masih bisa didengar oleh telinga tajam gadis pemarah, yaitu sahabat gila Elain siapa lagi kalau bukan dokter Anna. Gadis itu dengan wajah jengkel nya langsung berdiri!

Dan kedua tangan nya langsung menggebrak meja makan dengan sangat keras kemudian dengan santai dan anggun nya dia kembali duduk seolah – olah yang barusan menggebrak meja bukan lah dia.

Tapi perbuatan nya itu sungguh efektif, semua bisikan yang yadi nya masih terdengar entah sekarang hilang kemana. Kantin pun menjadi sunyi.

Orang – orang mengangkat sendok pun jadi berhati – hati. Elain hanya bisa tersenyum seraya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat nya.

***

Keesokkan hari nya di rumah besar keluarga Bora.

Albert Bora tengah bersantai menyesap teh nya di taman belakang rumah di temani oleh anak nya, Samuel Bora ayah nya Elain.

“Samuel bagaimana menurut – Mu rumah sakit kita?” tanya Albert Bora yang sedang bersandar pada kursi nya sembari memandang ke arah langit.

“Ayah, aku sudah satu tahun tinggal di desa, jadi mengenai Rumah Sakit Ayah, aku tidak tahu apa pun.” Jawab Samuel seadanya.

“Baiklah kau memang tidak tahu apa pun. Sebenar nya aku sungguh tidak ingin memberikan nya pada anak haram – Mu.”

“Aku yakin, bahkan Putri – Ku juga tidak menginginkan nya. Jika Ayah mau, berikan saja pada Marin cucu sah Mu.” Dari nada suara Samuel, seperti ada kejengkelan di sana.

“Itu juga tidak mungkin, putri Mu yang satu itu terlalu berfoya dan tidak bijak juga tidak memenuhi standar sebagai pemimpin.” Jawab Albert Bora seraya memejamkan matanya, hingga tidak sadar dia sudah tertidur. Samuel tidak beranjak, dia menemani Ayah nya itu di sana.

Lima belas menit kemudian

Ger … ger …

Getar handphone di meja terdengar oleh Samuel yang terjaga. Samuel memberikan Handphone itu pada sang Ayah setelah pria tua itu berhasil dibangunkan.

“Ayah nomor tidak di kenal menelpon – Mu.”

Albert Bora pun menerima telepon tersebut sembari membenarkan kaca mata nya yang sempat tergeser kebawah.

“Halo.” Sapa Alber Bora.

Orang di sebrang telepon menjawab dan menjelaskan apa yang terjadi setelah itu langsung mematikan sambungan telepon itu secara sepihak. Albert Bora terkejut hingga mematung di tempat.

Albert Bora berpikir, benarkah orang nomor satu di dunia kedokteran itu baru saja menelpon nya?

Oh Tuhan, siapa pun juga tahu wanita itu merupakan legenda dunia medis. Ahli bedah legendaris dengan banyak gelar kedokteran tersemat di belakang nama nya.

Tidak pernah ada satu pun kegagalan dalam setiap operasi nya. Ketika dia ada di ruang operasi tangan nya halus, cepat dan akurat.

Orang – orang di dunia bedah biasa memanggil nya Profesor, Yang Mulia Profesor, Guru Besar, dan panggilan yang sering di gunakan oleh orang – orang adalah ‘Master Quartis’.

Dan baru saja wanita itu melakukan panggilan singkat dengan Albert Bora.

Betapa terkejut nya pria Tua itu hingga membuat Samuel khawatir yang berpikir bahwa, mungkin kah Ayah nya mengalami syok tetapi mengapa?

“Ayah … ayah … apa yang terjadi?” pertanyaan Samuel yang kesekian kali nya.

“Samuel cepat ke Rumah Sakit, kumpul kan semua dokter dari setiap Departemen, katakan pada mereka lima belas menit lagi kita Rapat.” Ucap Albert Bora semangat tanpa menjelaskan apapun. Padahal Samuel mengkhawatirkan nya dari tadi.

“Ayah aku bukan lagi bagian dari Ruma Sakit, akan ku telpon Elain saja biarkan dia yang memberi perintah.” Jawab Samuel sambil mencari nomor Elain di handphone nya.

“Ya, lakukan seperti itu.”

***

Di Rumah Sakit Bora

Semua Dokter buru – buru menggunakan jubah Dokter, mereka terburu – buru berlari kesana kemari.

Semuanya mendadak bingung mencari jalan menuju ruang rapat Dokter. Akibat pengumuman yang mendadak ini.

Mereka tentu saja tidak boleh terlambat karena yang memimpin rapat adalah Ketua sendiri, Tuan besar Albert Bora.

Ruang rapat Dokter

Semua sudah berdiri di tempat nya masing – masing, bersiap menyambut kedatangan ketua sambil memikirkan kira – kira apa yang akan di umum kan sampai ketua sendiri yang datang.

Lima menit kemudian, pintu itu akhir nya terbuka menampilkan pria tua enam puluhan yang masih terlihat berwibawa.

Semua para Dokter membungkuk kan kepala mereka ketika Pria Tua itu memasuki ruang rapat, kedatangan nya di dampingi oleh Elain sebagai pewaris nya.

Albert Bora berdiri di podium mengamati semua orang kemudian menuruni kaca mata nya dan mulai membuka suara.

“Kemarin ada pasien yang datang dari California ke rumah sakit kita, keluarga Pasien meminta salah satu dokter disini yang akan menangani nya, dokter itu juga adalah keluarga pasien. Jadi siapa dokter itu?” tanya Albert Bora. Seperti yang diminta oleh wanita legendaris ditelpon sebelum nya. Bahwa biarkan dokter yang yang merupakan keluarga pasien yang menangani Tuan James.

Ketika pertanyaan itu di lontarkan, para dokter memandang satu sama lain memikir kan hal yang sama bahwa untuk apa Ketua membahas hal ini bukan kah kemarin Rumah sakit kita sudah menolak pasien itu?

Dan siapa kelurga Pasien yang ternyata salah satu dokter di rumah sakit mereka? Semua nya pun menoleh ke sekitar mencari tahu siapa Dokter yang menjadi keluarga pasien itu.

...Teman-teman pembaca tolong jangan lupa like nya yah dikasih poin juga boleh lebih boleh lagi kalau di vote😊 agar Author tetap semangat nulis hehee Terimakasih sudah membaca.Sweet Dreams🌹...

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Aku hampir memutar otak maksud kalimat di sini untung kalimat selanjutnya dikasih penjalasan

By your side hadir, jangan lupa saling dukung

2023-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!