Di Rumah Sakit di mana Elain bekerja, semua staf dan para Dokter tahu akan identitas nya sebagai anak tidak sah yang dikucilkan di dalam keluarga besar Bora.
Walau demikian para Dokter tetap menghormatinya, bagaimana pun dia tetaplah Putri dari keluarga Bora. Konglomerat negara A.
Selain itu kecakapan – Nya dalam menangani pasien dan bagaimana gesit nya dia di ruang Operasi.
Sebagai Dokter yang baru bertugas selama satu tahun dia terlalu profesional sehingga dia lebih terlihat seperti seorang Ahli bedah yang sesungguh nya.
Kecakapan nya itu membuat para Dokter semakin menghormatinya.
Bahkan seringkali Dokter lain selalu mendapatinya berdebat dengan beberapa Dokter dan Ahli Bedah Senior jika menurutnya ada kesalahan dalam diagnosa meraka.
Salah satu Dokter yang sering berbeda pendapat dengan – Nya adalah Dokter Bedah Marin Bora, seorang Dokter yang dikenal sebagai Dokter muda yang terbaik di Rumah Sakit Bora.
Itu adalah gelar Marin sebelum Elain datang ke Rumah sakit Bora, sekarang para Dokter malah tidak tau lagi siapa yang lebih baik di antara keduanya.
Para Dokter di sana hanya berharap Marin dan Elain tidak memiliki jadwal masuk yang sama atau itu akan terjadi perang pendapat lagi.
Suasana Rumah Sakit tidak akan baik jika keduanya selalu berdebat. Dan ya, ternyata selain di Rumah mereka juga musuh bebuyutan di Rumah Sakit.
Sean Nerro
Lima tahun lalu Elain tidak sengaja bertemu Sena Nerro di Amerika dan dia tersentuh dengan segala perlakuan lembut pria itu pada nya.
Namun meski begitu dia tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan Sean karena pada saat itu dia masih tidak percaya pada suatu hubungan.
Ya, mungkin karena dia memiliki ingatan buruk akan hubungan nya dengan seseorang di masa lalu yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.
Tetapi pada akhirnya Sean bisa menyakinkan Elain bahwa hubungan mereka tidak akan seperti hubungan Elain sebelum nya, dia adalah Sean Nerro orang yang tidak sama dengan orang yang berada di masa lalu Elain dan dia serius dengan Elain.
Elain pun akhirnya menerima nya setelah Sean mengejarnya hingga dua tahun penuh.
Gadis itu juga berharap semoga dengan menjalin hubungan dengan Sean Nerro dengan begitu orang yang ada dimasa lalu nya mungkin akan berhasil dia lupakan.
Hingga sekarang hubungan antara Sean dan Elain akhirnya telah di resmikan. Entah dia berhasil melupakan orang di masa lalunya atau tidak.
Atau mungkin dia berharap orang di masa lalu nya tidak akan menunjukan diri nya lagi seumur hidup kehadapan – Nya.
Mekipun dia membenci pria yang di masa lalu nya tetapi dia tahu betul hatinya akan mudah goyah di depan pria itu.
...----------------...
Pagi hari ini akhirnya pertunangan antara Ahli Waris Perusahaan Nerro dengan Perusahaan Bora yang di adakan tadi malam itu telah menjadi buah bibir di kalangan pengusaha Pelayanan Jasa Kesehatan dan para Dokter serta Direktur dari berbagai Rumah Sakit besar.
Berita ini sungguh mengejutkan bagaimana tidak, dua Perusahaan besar di dunia Medis ini secara tidak langsung telah menyatakan bersatu melalui pertunangan antara dua Ahli Waris ini.
Padahal dua minggu lalu perusahaan Bora masih menjadi buah bibir orang – orang karena memilih pewarisnya yang merupakan anak tidak sah atau orang biasa menyebut nya sebagai anak haram. Yaitu Elain Quartis Bora.
Namun orang – orang juga tidak bisa berkomentar lebih banyak karena banyak nya para dokter di Rumah Sakit Bora yang menyatakan Elain merupakan Dokter yang sangat kompeten terlepas dari statusnya sebagai anak haram.
Bukan kah kemampuan Dokter adalah yang terpenting di dunia Medis? Tentu saja ini adalah pemikiran yang harus di miliki oleh semua staf dunia medis.
Kamar Elain di lantai Empat di Rumah besar Bora
Gadis yang menjadi topik pembicaraan orang – orang masih asik dengan tidur nya setelah acara pertunangan semalam yang sangat mewah itu.
Elain masih terlelap dengan kasur nya yang nan empuk padahal jam sudah menunjukan pukul sebelas pagi. Mungkin acara tadi malam membuatnya kelelahan hingga lupa waktu.
Namun ketika dia sedang asik dengan tidur nya bunyi deringan panggilan dari handphone menggema di samping kasur nya hingga berkali – kali membuat tidur gadis cantik itu pun terusik.
Dan akhirnya Elain terpaksa bangun dengan setengah nyawa nya yang masih belum sepenuh nya terkumpul.
Dengan pelan Elain menggeser kan tubuh nya kesamping Bad dan menggapai Handphone nya yang terletak di atas nakas.
“Sungguh pengganggu, siapa yang berani menelpon ku begitu banyak di pagi hari begini?” Gerutu – Nya sembari mengangkat telepon tanpa memperhatikan nama yang tertera di layar kaca Handphone.
“Halo,” sapa seseorang di seberang telepon.
“Em, ya halo.” Jawab Elain, di lihat dari suara nya dia seperti nya sangat malas untuk berbicara dan ingin segera tidur lagi.
“El, maaf aku tahu kamu hari ini dan besok masih libur. Tetapi aku mohon tolong segeralah datang ke Rumah Sakit sekarang, aku benar – benar membutuh kan – Mu.” orang di seberang telepon terdengar putus asa dan panik.
“Anna? Hei ada apa. Kenapa kamu terdengar panik, apa yang terjadi di Rumah Sakit?” tanya Elain seraya menatap layar Handphone.
Dia terkejut ternyata yang menelpon – Nya adalah Anna sahabat nya yang juga dokter di Rumah Sakit Bora yang baru bertugas di Rumah Sakit Bora lima bulan yang lalu atas undangan dari Elain.
“Elain, Ayah – Ku dia … dia di sini sekarang, dan dia koma ibu membawa nya kesini. Rumah Sakit kalifornia menolak nya, kata mereka penyakit ayah komplikasi mereka tidak bisa mengambil resiko untuk mengoperasi kan nya.” Jelas Anna sembari mengusap air matanya yang terus mencoba untuk terjatuh di pipi cantik nya.
“Rumah Sakit kita bahkan menolak ayah juga, jadi cepat lah datang.” Lanjut Anna lagi. Masih dengan air mata nya yang menetes.
“Rumah Sakit Bora menolak? Siapa yang membuat keputusan itu?” tanya Elain sembari tangan nya sibuk memperbaiki beberapa anak rambut yang tidak sengaja menutupi matanya.
“Tentu saja ketua,” Jawab Anna.
“Jadi itu kakek, apakah penyakit Ayah - Mu begitu serius? Mengapa semua Rumah sakit menolak nya?”
“Aku juga tidak tahu, Elain aku benar – benar tidak berani melihat rekam media Ayah - Ku,” jawab Anna.
“Baiklah, kamu tenang saja aku akan segera ke Rumah Sakit Sekarang, siapkan saja rekam Medis nya oke?” Ucap Elain pada sahabat nya.
“Terimakasih, Elain,” Ucap Anna sembari mengelap air mata nya setelah merasa lega.
Percakapan itu pun berakhir, Elain secepat kilat masuk ke kamar mandi. Setelah itu menyiapkan beberapa kebutuhan Dokter nya lalu turun ke lantai bawah melalui Lift untuk segera ke Rumah Sakit. Meskipun hari ini dia seharusnya nya sedang libur.
...Hallo readers, setelah selesai baca tolong jangan lupa Like yah, dikasih hadiah ke author juga boleh, Vote dari readers juga berguna bagi Author😊 Oh ya, terimakasih sdh membaca, ayo lanjut ke bab berikut nya tapi ingat kasih like dulu yaaaa hehehe biar Author semangat nulis nya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Aerik_chan
Halo kak, aku mampir yuk saling dukung
by your side, hadir
2023-06-03
1