The light's been faded, and then died

Alan memasuki desa yang telah luluh lantak itu. Berbagai mayat tertimbun oleh puing puing bangunan. Alan tidak memperdulikan mereka, karena yang ia cari hanyalah Elaina, hanya Elaina saja. Ia mulai berlari lari di antara reruntuhan, dan terkadang ia mendengar teriakan minta tolong dari segala arah. Itu bukanlah suara Elaina, Alan dapat mengetahui itu dengan jelas. Setelah merasa bahwa Elaina tidak akan dapat ditemukan hanya dengan menggunakan matanya saja, Alan pun mulai mengobrak abrik reruntuhan yang ada di sekitarnya. Elaina masih belum dapat ia temukan. Matanya mencari ke segala arah, hingga perhatiannya kemudian tertuju pada sesuatu. Sebuah gubuk kayu kecil yang masih berdiri dengan kokoh di antara reruntuhan yang lainnya. Alan berlari masuk ke gubuk tersebut, dan baru saja ia menginjakkan kakinya di lantai gubuk tersebut, ia menemukan sesuatu yang berasal dari Elaina. Itu adalah syal berwarna ungu miliknya, yang selalu ia gunakan untuk menghangatkan diri saat malam menjelang.

Alan kemudian menoleh ke arah kanan, dan ia mendapati sebuah meja kayu dengan secarik kertas terletak di atasnya. Alan menghampiri meja tersebut, kemudian mengambil kertas itu dan membaca tulisan yang ada di atasnya.

Defect itu datang saat jam 3 sore, dan sayang sekali para warga justru menyambutnya dengan gembira dan sorak sorai. Kenapa ? Kenapa mereka begitu membanggakan seorang defect yang penuh dengan cacat cela, sementara aku yang seorang dokter profesional bahkan tidak mereka anggap sama sekali ! Mereka lebih percaya terhadap sihir bodoh nya daripada ilmu penyembuhan milikku. Ini tidak bisa diterima ! Aku harus melakukan sesuatu. Aku harus membuat warga desa sialan ini percaya bahwa defect itu adalah seorang pembawa kutukan, bukan penyembuhan. Ya, itu terlihat sangat benar di mataku. Defect adalah awal dari segala kaiju. Dan mereka harus dimusnahkan seluruhnya seperti para kaiju ! Itu adalah hal yang paling benar di antara yang paling benar ! Dunia ini tidak akan pernah berubah jika orang orang bodoh ini masih percaya dengan sihir dan juga kekuatan para kaiju. Sebuah perubahan. Itulah yang dunia ini butuhkan !!

Alan merasakan ada sesuatu yang salah, Elaina sedang dalam bahaya ! Ia segera melepaskan kertas itu dari genggamannya dan langsung berlari keluar dari gubuk kayu itu. Alan mencari cari bangunan lain yang setidaknya masih sedikit berbentuk, dan ia berhasil menemukannya. Sebuah rumah kayu kecil, Alan langsung menghancurkan pintu di rumah itu. Ia dengan segera mencari kertas kertas lain yang sekiranya mengungkapkan apa yang dialami oleh Elaina selama ini. Ia naik ke lantai atas, dan di sebuah kamar tidur, terdapat sebuah buku tipis yang terletak di dekat tempat tidur. Alan mengambil buku tersebut dan membukanya. Sebuah tulisan diari Elaina tertulis di halaman pertama.

Halaman kedua :

Ini adalah catatan ku selama berada di desa ini. Hari pertama, aku disambut dengan meriah oleh warga desa saat pertama kali sampai di desa. Walaupun mereka senang akan kedatanganku, aku masih dapat melihat kesedihan di seluruh wajah mereka. Apa yang mereka alami pasti sangat mengerikan. Kepala desa membiarkanku tinggal di rumah berlantai dua ini. Walaupun agak kecil, setidaknya rumah ini punya kasur yang nyaman untuk ditiduri. Aku tidak pernah tidur nyenyak seperti kemarin malam. Kalau saja apa yang dikatakan kepala desa itu benar, aku akan menyuruh Alan untuk tidur di atas kasur yang empuk ini. Dia pasti akan kegirangan !

Halaman ketiga.

Aku mulai menyembuhkan orang orang. Kulit mereka membusuk dan mulai menghitam. Kondisi mereka terlihat begitu mengerikan. Namun setahu ku, ini bukanlah penyakit milik Nezhit, ini terlihat lebih seperti ulah Eurynomos ! Apakah kepala desa dan warga desa telah membohongiku ? Itu tidak mungkin ! Lagipula, baik itu Eurynomos ataupun Nezhit, keduanya adalah sama sama kaiju, jadi itu tidak masalah.

Halaman keempat.

Ini adalah hari pertama ku bertemu dengan dokter dari desa ini, dan demi Tuhan, ia sangat menyebalkan ! Dokter sialan itu terlihat seperti membenciku sebagai seorang defect. Memang apa masalahnya terlahir sebagai seorang defect ? Lagipula, bukan aku yang menginginkan terlahir dengan kondisi tubuh penuh dengan sihir seperti ini. Hari hari berikutnya, aku terus direndahkan oleh dokter bajingan ini. Semakin lama ia semakin menyebalkan, bahkan ia sampai sempat melihat punggung ku yang penuh dengan daging yang terkelupas. Dokter sialan ini bahkan tidak meminta maaf padaku setelah itu ! Ia justru mengajak warga yang lainnya dan memfitnah ku sebagai pembawa kutukan ! Rasanya aku seperti ingin memotong lidahnya kemudian membuat dirinya sendiri memakan lidah hina nya itu. Menyebalkan !

Halaman kelima.

Wabah semakin parah, dan dokter itu sekarang memohon pada ku untuk bekerja sama dengannya. Hah ! Persetan dengan dokter sialan itu. Tentu saja aku langsung menolaknya. Dia terlihat seperti sangat marah dan juga menaruh dendam padaku. Bagaimana ini ? Walaupun aku sangat membencinya, tapi dia terlihat begitu seram kalau dia akan membalas dendamnya, terlihat jelas dari mukanya. Sigh, lupakan saja dia, aku masih punya banyak pekerjaan di sini. Wabah Aerico mulai menyebar lebih lagi, bahkan melebih wabah Eurynomos yang muncul sebelumnya. Mereka mulai menggila, bahkan kekuatan fisik mereka meningkat jauh di atas manusia normal atau bahkan para kaiju sekalipun. Aku menduga kalau wabah Aerico ini terus berlanjut, desa ini akan hancur lebur hanya dalam sehari saja.

Halaman keenam.

Desa ini mulai kekurangan suplai medisnya, dan itu diperparah dengan wabah kaiju yang mulai merajalela dengan lebih lagi. Dan seperti yang dikatakan kepala desa, Poludnitsa kini mulai menunjukkan batang hidungnya. Wanita gila tersebut terus mengamuk di ujung ujung desa, melemparkan orang orang tak bersalah di siang hari, dan kemudian di malam harinya, orang orang yang ia lempar itu mati tanpa sebab ! Asalkan kamu tidak dilempar olehnya di siang hari, nyawa mu pasti akan tetap berada di tubuhmu di malam berikutnya. Itulah yang ku pelajari selama ini. Sayangnya, itu tidak bisa dilakukan dengan mudah. Orang orang desa yang sehat kini harus mencari tanaman herbal untuk membantu yang sakit, dan bukan hanya itu saja, bahan makanan juga mulai terkuras di desa ini. Keadaan pun lebih diperparah lagi saat dokter sialan itu sekarang telah menghilang entah kemana ! Memang benar benar orang yang kurang ajar. Lihat saja nanti, saat dokter gadungan itu kembali ke desa ini, aku dan warga desa yang lainnya akan menyambut dirinya dengan hujan kutukan, sama seperti saat dia menghina punggung defect milik ku !

Halaman ketujuh.

Entah sudah berapa lama aku tidak menulis diari lagi, tapi kali ini aku menyempatkan diriku untuk menulis diari ini lagi. Poludnitsa kini makin menggila lagi, begitu juga dengan Aerico dan Eurynomos. Mereka bahkan mulai menampakkan wujud asli mereka sendiri di hadapan para warga desa termasuk aku. Aku melihat mereka bertiga dengan mata kepala ku sendiri ! Mereka begitu mengerikan, sangat sangat mengerikan. Poludnitsa, wanita kaiju sialan itu bahkan berbicara padaku secara pribadi ! Aku tidak bisa percaya akan ambisinya itu. Dia bilang bahwa dunia ini hanya untuk para kaiju, karena dirinya percaya bahwa hanya yang paling kuatlah yang layak untuk bertahan hidup. Karena itulah ia akan membunuh seluruh manusia dan juga defect hingga hanya para kaiju yang kuat sajalah yang tersisa di muka bumi ini, namun aku membantahnya ! Aku menolaknya mentah mentah ! Bukan hanya yang kuat saja yang layak untuk hidup di dunia ini, namun yang lemah juga ! Hanya karena yang lemah sepertiku tidak bisa apa apa bukan berarti mereka tidak layak untuk hidup, mereka layak untuk hidup normal sama seperti yang berada di atas ! Dan karena itulah aku berada di desa ini. Itu semua karena aku mampu dan karena aku mau untuk membela mereka yang lemah ! Suatu hari, aku akan membuktikan pada tiga kaiju bajingan itu bahwa pemikiran ku ini benar. Aku akan membuktikan pada mereka. Lihat saja nanti.

Halaman kedelapan.

Jumlah warga desa hanya semakin menurun saja tiap harinya. Kepala desa sudah berjuang keras untuk meminta bantuan pada kota terdekat, namun permintaannya itu tidak diindahkan sama sekali oleh orang orang kota. Bantuan tak kunjung datang, sementara bahan bahan makanan maupun medis pun mulai menipis. Sebenarnya apa alasan mereka untuk tidak ingin membantu kami ? Padahal warga desa, orang orang kota, dan juga aku sendiri adalah sesama manusia, namun di mana hati mereka ? Bagaimana bisa mereka menutup mata di saat warga desa ini sedang dipenuhi oleh kesengsaraan ? Sudah tidak ada jalan untuk keluar lagi saat ini. Semuanya sudah ditutup oleh Aerico sialan itu. Awalnya kami ingin mengungsi ke tempat lain, namun itu semua hanya berujung pada pembantaian besar besaran. Kini, orang orang yang awalnya sehat walafiat sudah menjadi lumpuh akibat ulah wabah Aerico, dan kami sudah tidak punya lagi orang orang yang mampu untuk berkeliling mencari obat obatan. Orang orang ini begitu tersiksa, sampai sampai memohon ku untuk membunuh mereka dengan pedang mereka sendiri. Aku tidak bisa melakukan hal itu, walaupun pada kenyataannya sudah ada 14 nyawa yang melayang berkat tanganku sendiri. Apa aku ini terlihat seperti pembunuh ? Sepertinya begitu. Aku sendiri sudah tidak yakin dengan apa yang aku ingin lakukan di desa ini lagi. Aku lupa, aku lupa akan semua itu. Bukankah aku awalnya ingin menjadi seorang pahlawan ? Kenapa sekarang aku justru membunuh mereka yang harusnya ku selamatkan ?

Halaman kesembilan. Alan mulai duduk di atas kasur empuk yang ada di sebelah kanannya.

Keadaan semakin lama semakin memburuk, memang sudah seperti itu sejak awal. Kemarin, aku dan para warga desa yang lainnya melihat beberapa ekor kuda berwarna hitam gelap beterbangan di udara. Oricuerno, Oricuerno ! Begitulah yang mereka teriakkan. Kuda kuda hitam dengan sayap di masing masing kakinya itu terus menyerang warga dengan mengubah wujud mereka menjadi semacam kutukan. Kini, sebagian warga desa telah diselimuti oleh aura bayang gelap, dan setelah tiba waktunya, tubuh mereka meledak begitu saja, tepat di hadapan ku ! Kenapa ? Kenapa ini harus terjadi ? Apakah ini adalah jalan pahlawan yang kuinginkan ? Kenapa aku sekarang justru terlihat seperti menyesalinya ? Kenapa !?

Halaman kesepuluh.

Kepala desa itu sudah mati mengenaskan, dan istrinya yang hamil juga sudah tidak tertolong lagi. Baik janin maupun ibunya, mereka dilahap habis oleh Ojancanu. Ya, kaiju yang lainnya bermunculan kembali. Desa ini sudah terlihat seperti taman bermain bagi para kaiju sekarang, atau mungkin juga bisa disebut sebagai kebun binatang atau tempat hiburan bagi mereka. Boggart, Ogre, Grendel, hingga Iara menyerang dan menguasai desa ini. Dan yang terakhir, dokter itu, dokter sialan itu bersama dengan kawanan goblin telah datang kembali pada kami. Dokter itu bahkan tidak menghampiri salah satu warga yang sedang kritis. Ia justru duduk bersama sama dengan pasukan goblin nya dan hanya melihat satu per satu warga desa mati tepat di depan matanya. Ia kemudian pergi kembali keluar dari desa bersama sama dengan pasukan goblin nya, memang sebaiknya begitu. Hari demi hari, para kaiju mulai merasa bosan singgah di desa ini lagi yang sepertinya sudah bukan sebuah desa lagi. Lebih seperti taman penuh dengan reruntuhan bangunan. Para kaiju itu dengan santainya membunuh warga desa kemudian keluar lagi dari desa, seakan desa ini memang tempat bermain mereka. Keadaan mulai tenang. Sudah tidak ada lagi kaiju yang menyerang desa, dan aku kini bisa kembali ke jalan pahlawanku itu, walaupun sepertinya sudah tidak terlalu berarti lagi. Sudah terlalu banyak korban yang berjatuhan. Rasanya seperti aku sudah tidak berguna lagi sekarang. Aku bukanlah seorang healer ataupun calon pahlawan muda. Aku hanya seorang defect, yang bermimpi terlalu tinggi.

Halaman kesebelas, halaman terakhir.

*Dokter itu kembali lagi, bersama dengan goblin goblin nya. Ia sudah terlihat sebagai orang yang jauh berbeda di awal aku bertemu dengannya. Apa yang harus ku harapkan dari padanya ? Tentu saja ia tidak datang untuk menolongku maupun warga desa yang sudah tersisa dan dapat dihitung dengan hitungan jari saja, melainkan untuk membantai kami semua. Beberapa warga desa yang marah pun menyerangnya dan berusaha melindungi ku dari serangan para goblin, terlepas dari keadaan mereka yang sedang sakit parah. Dokter itu mengayunkan pemukulnya yang seketika meledakkan kepala dari warga desa yang pemberani itu, dan aku melihatnya dengan jelas dengan kedua mataku sendiri. Sepertinya, desa ini sudah ditakdirkan untuk dihancurkan, dan aku sudah terlibat di dalamnya. Mungkin saja ini adalah akhir dari hidupku. Benar benar menyedihkan, namun aku harus mati di umurku yang masih 15 tahun ini. Dengar dengar sudah banyak orang yang bereinkarnasi dan berubah menjadi kaiju setelahnya. Namun aku tidak ingin menjadi salah satu dari mereka, walaupun faktanya aku masih ingin hidup lebih panjang lagi. Mereka dengan tampang wajah tak bersalahnya tertawa sambil memotong motong tubuh warga desa di hadapan ku ! Aku tidak ingin menjadi sama dengan mereka ! Terlahir sebagai defect saja sudah membuatku bersyukur. Dunia yang penuh dengan kekacauan ini memang benar benar kejam, tidak tahu apa artinya belas kasihan. Maafkan aku Alan, namun sepertinya aku tidak akan bisa kembali kepada mu. Aku juga mungkin tidak akan bisa menjadi pahlawan bagi dunia ini bersama sama denganmu. Melihat dirimu yang berevolusi menjadi manusia itu pasti menyenangkan, bukan ?

Alan, jika saja kamu membaca diari ku yang mengerikan ini, aku pasti sudah mati dan tidak akan kembali kepadamu selamanya. Coba pergilah ke tengah desa, di situ seharusnya kamu bisa menemukan tubuhku, atau mungkin hanya*-

Tulisan terakhir Elaina itu tidak berlanjut, dan halaman halaman selanjutnya benar benar kosong, tidak ada apapun.

...****************...

Alan berlari melewati berbagai reruntuhan, menginjak berbagai mayat yang tergeletak di jalan jalan. Akhirnya, Alan sudah sampai di tengah desa, dan di situlah dirinya menemukan tubuh Elaina yang tergeletak tak bernyawa. Alan jatuh berlutut melihat teman manusia nya itu meninggal, tetap berada di posisinya yang kaku itu. Alan seketika itu juga menangis dengan keras hingga tangisannya terdengar di angkasa raya. Ia memeluk mayat gadis berusia 15 tahunan itu dengan sangat erat. Mata merahnya kini mulai kehilangan warna aslinya.

Awalnya, cahaya itu berkilau begitu terang. Namun seiring waktu, cahaya itu perlahan memudar, dan akhirnya menghilang digantikan oleh kegelapan semata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!