Markas Dhampir, forestiso barat.
Puluhan dhampir dengan jubah hitam berjalan menyusuri lorong dengan lampu redup di sepanjang jalan, melewati berbagai vampir vampir liar yang terkurung di dalam penjara. Vampir vampir itu terus meraung, mencoba menangkap para dhampir dari dalam kurungan mereka, hingga mencoba untuk menghancurkan jeruji yang mengurung mereka. Para dhampir tidak ada yang mempedulikan itu, vampir vampir yang berisik itu hanyalah monster liar tak berakal bagi mereka. Rombongan dhampir tersebut kemudian memasuki sebuah ruangan luas, dan di hadapan mereka, terdapat 10 dhampir yang duduk di hadapan mereka. Ke 10 dhampir tersebut adalah arch dhampir, 10 dhampir pertama yang terlahir sebagai kaiju.
Di tengah tengah ruangan itu, terdapat sebuah tabung kaca raksasa dengan cairan berwarna hijau di dalamnya, dan juga seorang humanoid wanita dengan kulit putih pucat. Rombongan dhampir itu kemudian menunduk untuk memberi hormat pada para arch dhampir, dan seorang dhampir wanita kemudian berjalan maju ke depan.
“Dhampir Elena, bisa kau jelaskan apa yang spesial dari makhluk tak bermulut di hadapan kami ini ?”
“Dia punya mulut yang mulia.”
“Benarkah ? Aku tidak dapat melihatnya.”
“Lupakan soal mulut. Lanjutkan, Elena.” ucap arch dhampir no 6.
Elena merasa sedikit canggung. Setelah diam beberapa saat, Elena melanjutkan penjelasannya kembali.
“Makhluk ini kusebut sebagai Alan. Dia -”
“Bukankah Alan nama untuk laki laki ?”
“Diam, no 7 !!”
Seruan no 6 membuat suasana menjadi hening kembali. Elena merasa sedikit agak sebal, namun ia berusaha untuk tidak menunjukkan emosinya itu ke hadapan para arch dhampir.
“Bisa ku lanjutkan ?”
“Tentu saja.”
“Alan, makhluk ini berasal dari naga es kutukan yang bernama Ala, yang juga merupakan seorang kaiju kontrak saat ia masih hidup. Seperti yang anda tahu, kaiju kontrak biasanya lebih kuat daripada kaiju eksperimental.”
“Dan bagaimana si Ala ini mati ?”
“Dia bunuh diri, tuan.”
“Bunuh diri ? Apa apaan itu !? Makhluk ini punya masalah mental ?”
Elena masih berusaha untuk tidak menusukkan gunblade miliknya ke arah no 7 karena pertanyaan menyebalkan nya.
“Entahlah. Yang pasti, saya yakin kalau makhluk ini akan menjadi lebih kuat kalau ia dilahirkan kembali sebagai kaiju eksperimen -”
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Elena, rombongan dhampir dan para arch dhampir dikejutkan oleh pintu yang terbuka dengan keras oleh seorang prajurit dhampir.
“Gawat !!”
“Ada apa, Venter ? Apa kau tidak tau arti dari ‘mengganggu’ dan ‘memotong pembicaraan orang’ ?” tanya no 7.
“Night walker, mereka menyerang kita. Bersama dengan Arachne !”
“Sialan ! Mereka pasti ingin membebaskan vampir vampir liar itu !” ucap no 7 sambil berdiri seketika dari singgasana nya. Para dhampir dan arch dhampir mulai panik dan ketakutan. Mereka semua sudah tahu bahwa sekali nya night walker menyerang, mereka pasti akan menimbulkan kerusakan besar dengan jumlah tak terhitung mereka.
“Apa yang sebenarnya dilakukan laba laba sialan itu ?” gumam no 2 pada dirinya sendiri. Sementara itu, Venter masih berada di tempatnya menunggu perintah dari para arch duke. Ia ingin mengutarakan hal yang selanjutnya, namun ia tidak ingin memperburuk suasana. Namun Elena menyadari hal itu hanya dengan menatap raut wajah Venter yang mencurigakan sekali saja. Elena pun menghela nafasnya.
“Kabar buruk itu belum selesai kan, Venter ?”
Venter pun terkejut, begitu juga dengan para arch dhampir yang melihat ekspresi Venter. Venter pun tidak bisa mengurungkan kabar buruk itu lagi. Ia terpaksa harus mengatakannya.
“Night walker ini...... Di pimpin seorang kaiju.”
Sontak semuanya terkejut mendengar itu. Night walker yang pada awalnya hanyalah unit tentara penghancur yang di buat oleh ratu vampir, kini telah memiliki seorang pemimpin.
“Apa kamu bilang ? Night walker..... Punya kaiju ?”
...****************...
Ribuan, bahkan hingga ratusan ribu night walker berlari merangkak dengan cepat menyerbu markas para dhampir. Di tengah tengah gerombolan makhluk berkulit abu abu terang itu, terdapat dua sosok pria dan wanita. Mereka adalah Arachne dan night devourer, versi kaiju dari night walker. Mereka terlihat berdiam saja, menyaksikan markas dhampir kehilangan penjaganya satu per satu hanya dengan sekali serang dari kejauhan. Night devourer terlihat sangat bangga saat itu, sementara Arachne hanya memperhatikan pemandangan di hadapannya dengan wajah bosan. Arachne pun mulai berjalan ke depan setelah menghela nafasnya, menuju ke markas dhampir itu dengan kedua kakinya sendiri.
“Oi, Arachne ! Mau kemana lu !?”
Arachne pun menghentikan langkahnya. Keenam kaki laba labanya kemudian keluar menembus kulit punggungnya, dan ia tidak merasakan sakit apa pun. Hanya saat abdomen laba labanya mulai keluar, ia terlihat sedikit terganggu akan itu, hanya sedikit saja.
“Bosen, mau ngebunuh orang.”
“Hmph, biarin aja saudara saudara ku membantai dhampir sialan itu. Lagian, memangnya laba laba kayak lu bisa apa ?”
Arachne menatap tajam ke arah night devourer, dan hanya dengan gestur tangannya saja, leher Night devourer telah tercekik oleh benang yang muncul entah darimana, kemudian tubuhnya sedikit terangkat ke atas.
“Jangan lupa kalau kamu yang minta kerja sama bareng aku, vampir malam. Dan jangan pernah kira kamu dan saudara saudara sialan mu itu bisa ngalahin aku. Karena lu, cuma vampir rendahan saja yang bahkan ‘dibuat’ seseorang, sementara aku adalah seorang kaiju kontrak yang legendaris. Ingat itu !!”
Night devourer bergidik saat akhirnya, dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan bagaimana seorang wanita laba laba mengamuk dan mengancam dirinya. Rasa takut itu kemudian semakin bertambah saat seekor laba laba kecil tiba tiba keluar dari telinga kiri nya, diikuti oleh darah merah pucat yang keluar dari dalamnya. Ia akhirnya sadar kalau kekuatannya sudah jauh berbeda dengan Arachne yang ada di depannya.
...****************...
Hanya butuh beberapa jam bagi pasukan night walker untuk sepenuhnya menghancurkan markas para dhampir yang tersisa. Kini Arachne dan night devourer memasuki ruangan di mana Alan dan Elena berada saat itu. Ruangan tersebut telah hancur lebur digantikan oleh reruntuhan, namun 8 mata Arachne yang telah bergabung menjadi mata manusia normal itu mampu melihat dengan jelas seorang dhampir wanita yang masih bernafas. Tubuhnya tertimpa oleh puing puing bangunan hampir seutuhnya, bahkan hampir menutupi kepalanya juga. Dhampir wanita tersebut tentu saja tidak dapat bergerak, hanya kepalanya saja yang mampu.
“Lihatlah, saudara mu itu bahkan tidak tahu kalau masih ada setengah vampir yang hidup di sini. Benar benar bodoh.” ucap Arachne sambil berjalan menuju Elena yang terus mengerang kesakitan, berusaha untuk mengeluarkan dirinya sendiri dari reruntuhan itu. Arachne kemudian berlutut dengan satu kaki di hadapan Elena sambil menyemburkan ludah ke muka Elena.
“Hei, dhampir murahan. Aku dengar kalian sedang membuat kaiju baru. Di mana dia ?”
“Dia.... Ada di depanmu.”
“Huh ?”
Saat Arachne mengangkat kepalanya kembali, sebuah tangan putih pucat telah memukulnya dengan keras hingga membuat dirinya terhempas ke sisi Night devourer kembali.
“Hoi, laba laba ! Lu gak pa pa !?”
“Hah, kekuatan yang menarik. Ini yang kalian ciptakan ?” ucap Arachne sambil bangkit berdiri kembali dan menghapuskan darah merah yang berada di bibirnya. Ia bahkan tidak menyangka makhluk eksperimen itu akan membuatnya mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.
“Sungguh luar biasa !” seru Arachne sambil meregangkan kedua tangannya. Night devourer tahu bahwa Arachne sudah siap bertarung habis habisan saat ini. Tidak usah diragukan lagi, Arachne adalah kaiju yang setara dengan kaiju tingkat S. Namun entah kenapa, insting binatang buas nya mengatakan bahwa makhluk yang ada di hadapannya itu berbahaya, sangat berbahaya. Ia dapat merasakan, aura naga muncul dari dalam tubuh makhluk itu.
“Alan, hajar laba laba itu.” suruh Elena dengan lirih. Alan pun mulai mengeluarkan suara raungan, walaupun tidak ada mulut yang terlihat. Suara raungan Alan kemudian mulai terdengar jelas saat rahang bawahnya mulai ia buka secara paksa. Kulitnya robek secara perlahan, dan pada akhirnya, raungan itu keluar dengan suara nyaring saat Alan akhirnya berhasil menciptakan sebuah mulut bagi dirinya sendiri. Arachne dan Night devourer yang melihat itu sempat merinding, namun Arachne tetap tidak kehilangan keinginannya untuk bertarung dengan Alan. Justru Arachne kini semakin bersemangat. Adrenalin nya telah menyebar ke seluruh tubuh, hingga membuat keenam kaki laba labanya yang tajam kini semakin memanjang.
“Alan, huh ? Nama yang aneh, untuk seorang betina !!” seru Arachne sambil berayun menggunakan benang laba laba nya ke arah Alan. Alan yang melihat itu pun seketika mengamuk tanpa alasan yang jelas. Ia langsung berlari kemudian menangkap Arachne yang masih berayun di udara dengan kedua tangannya. Alan dan Arachne jatuh menghantam lantai secara bersamaan, kemudian Alan memukul mukul wajah Arachne dengan kekuatan brutal. Tidak perlu waktu lama bagi kaki laba laba Arachne untuk menusuk kedua belikat Alan, kemudian dua kaki laba laba yang lainnya menusuk dan merobek perut Alan, menampilkan seluruh isi perutnya. Alan mengerang kesakitan, dan kini Arachne menendang Alan untuk menjauh darinya, kemudian berdiri kembali dan dengan seketika menusukkan salah satu kaki laba laba nya ke mata merah pendar milik Alan. Arachne mengira bahwa setelah ini ia akan mampu untuk menghabisi Alan dengan mudah, namun semua dugaannya itu salah. Usus besar Alan yang awalnya telah menjuntai ke lantai secara perlahan mulai kembali ke tempat asalnya, kemudian di susul oleh perut Alan yang menutup kembali dengan cepat. Tubuh Alan yang awalnya lemas, kini menjadi penuh dengan tenaga seperti semula. Sebuah kesalahan besar baginya menusuk mata Alan dengan kaki laba labanya, karena sekarang, Alan menarik kaki laba laba itu dari matanya dan kemudian memotong kaki itu hanya dengan kekuatan fisik murni.
“Sialan !!”
Arachne mundur ke belakang untuk menjauhi Alan yang terlihat sedang dipenuhi oleh amarah yang membludak. Ia menjulurkan benang dari jari jarinya, namun sebelum itu, Alan sudah melompat ke arahnya dan menggigit pundaknya dengan 4 gigi taring raksasa setajam besi. Sontak Arachne berteriak kesakitan dengan sangat keras. Arachne berteriak minta tolong, sampai sampai ia memohon Alan untuk melepaskan dirinya. Night devourer yang melihat itu pun hanya berdiri tak berkutik, ia bahkan tidak yakin bahwa kekuatannya tetap akan membantu Arachne selamat dari kematian. Setelah menahan gigitannya beberapa saat, Alan pun mengoyak belikat Arachne hingga Arachne terjatuh ke lantai. Terlihat sudah tidak ada tulang lagi di belikatnya itu. Arachne berusaha untuk menjauh dari Alan, namun ia dihentikan seketika saat Alan menginjak kaki kanannya hingga hancur lebur.
“Aaarggh !”
Teriakan Arachne meledak hingga ke luar angkasa, namun bahkan dewa pun tidak bisa membebaskan dirinya dari siksaan Alan. Arachne sudah tidak bisa apa apa lagi. Ia mengeluarkan abdomen laba laba nya sebagai senjata terakhir, berharap racun yang ada di dalamnya bisa ia suntikkan dan akan berefek pada Alan. Sayangnya ia sudah tidak bisa bergerak sekarang. Arachne membiarkan alan mengangkat tubuhnya dengan mencekik lehernya. Ketakutan seketika memeluk dirinya saat tangan Alan mulai meraih abdomen laba laba miliknya, memegangnya, kemudian menarik abdomen laba laba tersebut dengan sekuat tenaga hingga itu terpisah dari tubuh manusia Arachne. Arachne berteriak kesakitan dengan volume suara yang luar biasa kerasnya. Dalam hatinya, ia berharap untuk mati saja. Namun takdir berkata lain. Arachne masih hidup, atau mungkin lebih tepatnya sekarat saat ia dijatuhkan oleh Alan ke lantai begitu saja.
Arachne menyeret tubuhnya dengan seluruh tenaga tersisa yang ia miliki menuju Night devourer yang berada di depannya saat ini. Baginya, Night devourer kini terlihat seperti secercah harapan yang akan datang untuk membantunya, namun cahaya itu menghilang seketika.
“Tolong aku.... Sialan.”
Dengan kedua matanya sendiri, Arachne melihat Night devourer yang mulai berjalan mundur menjauhi Alan dan juga dirinya. Hanya dengan menatap ke wajah Night devourer, Arachne sudah tahu bahwa vampir buatan itu bersumpah tidak akan bertarung melawan Alan, bahkan bertemu dengannya sekalipun. Dengan kedua matanya sendiri, ia melihat Night devourer yang berlari ketakutan meninggalkan dirinya sendirian bersama dengan sang pembunuh, Alan. Bukan hanya bagi Arachne maupun Night Devourer, dhampir yang menciptakan makhluk bernama Alan tersebut juga merinding ketakutan. Ia melihat ciptaannya itu sebagai seekor monster murni, bukan kaiju ataupun manusia. Masih dengan tubuhnya yang tertimpa reruntuhan, Elena melihat Alan yang kini sedang mengangkat kedua tangannya yang saling menggenggam satu sama lain. Bahkan saat musuhnya sudah sekarat pun, Alan tidak akan membiarkan mereka mati dengan tenang.
Elena menyesal, karena telah menciptakan definisi dari monster yang sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments