Bab 3 Hilang Fokus
Dua hari sudah berlalu sejak Amira mengetahui sebuah kenyataan yang sangat mengejutkan bagi dirinya. Namun sampai detik ini gadis tersebut belum juga melupakan apa yang sudah dikatakan oleh ibunya tersebut. Dia masih saja sedikit tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ibunya, tetapi di satu sisi dia juga mengetahui jika ibunya tidak mungkin berbohong mengenai apa yang disampaikannya kepada dirinya. Dari segi apa pun juga ibunya tidak memiliki keuntungan apa-apa jika dia berbohong kepada dirinya terlebih karena selama bertahun-tahun mereka hidup hanya berdua saja dan Bahkan sang Ibu enggan untuk menikah lagi tanpa alasan yang jelas.
"Kenapa aku harus mengetahui semuanya saat ini? Kenapa Ibu tidak memberitahukan kepadaku mengenai apa yang sesungguhnya terjadi sejak dahuku? Apakah terlalu sulit bagi ibu untuk mengatakan mengenai hal tersebut kepadaku?" tanya Amira yang sedang memikirkan apa yang sudah terjadi dua hari yang lalu.
"Ra, kamu tidak ikut pergi ke lapangan kabarnya sih sekarang akan ada pemilik dari sekolah ini yang datang untuk berkunjung dan melihat suasana sekolah ini serta diharapkan semua siswa pergi ke lapangan untuk bertemu dengannya. Aku sendiri tidak paham kenapa tidak menggunakan Aula saja padahalkan Aula lebih nyaman daripada lapangan yang hanya akan membuat kita kepanasan dan jadi hitam! Namun, kabarnya juga kalau kita memang tidak ingin pergi ke lapangan ya tidak masalah juga!" kata Sonia, teman sebangku Amira yang masih saja mengoceh mengenai apa yang akan dilaksanakan oleh sekolah mereka hari ini.
Amira yang duduk di samping Sonia benar-benar tidak fokus dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu karena saat ini dia hanya terfokus dengan apa yang dikatakan oleh ibunya dua hari yang lalu. Bagaimanapun caranya dia harus bisa mencari cara untuk bisa membebaskan dendam atas apa yang dirasakan oleh ibunya karena menurutnya api harus dibayar dengan api dan darah harus bayar dengan darah maka sebuah pengkhianatan harus dibayar dengan sebuah pengkhianatan juga meski Sampai detik ini dia sendiri belum mengetahui bagaimana caranya agar dia bisa membalaskan dendam kepada Ferry Bramastyo.
"Amira! Kamu mendengarkan apa yang aku katakan atau tidak?" tanya Sonia dengan suara yang cukup tinggi sehingga membuat Amira tersadar dari lamunannya dan langsung melihat ke arah sahabatnya tersebut dengan harapan jika sahabatnya itu tidak akan marah atas apa yang dilakukannya beberapa saat yang lalu.
"Maaf, akhir-akhir ini aku sering kali kehilangan fokus sehingga sangat sulit untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang ada di sekitarku dan sepertinya aku juga sedikit bermasalah untuk memahami semua pelajaran yang disampaikan oleh para guru beberapa hari ini!" kata Amira yang terpaksa berbohong kepada sahabatnya itu meski dia sendiri tidak yakin jika suaminya akan percaya dengan apa yang dikatakan oleh dirinya.
Sonia mengerutkan dahi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Amira kepada dirinya barusan. Dia jelas tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut mengingat dia benar-benar mengetahui jika sahabatnya tersebut adalah seseorang yang memiliki fokus yang sangat tinggi dan juga memiliki kecerdasan di atas rata-rata serta seorang pengingat yang sangat baik sehingga sangat tidak mungkin bagi sahabatnya tersebut kehilangan fokus ketika berbicara atau pun ketika mendengarkan pelajaran. Dia sangat yakin sesuatu yang buruk telah terjadi kepada Amira, hanya saja sahabatnya itu enggan untuk mengatakan mengenai permasalahan yang sedang dihadapinya saat ini.
Sonia terus melihat ke arah Amira dimasak sama dan berusaha untuk mencari tahu apa yang sedang disembunyikan oleh sahabatnya itu dari sorot mata Amira. Namun sayangnya gadis tersebut tidak bisa menemukan apa pun juga dari sorot mata Amira karena sorot mata gadis itu masih saja terlihat sama seperti biasanya seolah-olah tidak ada masalah yang sedang dihadapinya saat ini. Namun Sonia meyakini jika Amira saat ini benar-benar sedang menghadapi sebuah permasalahan yang sangat besar dan dia ingin mengetahui permasalahan apa yang sedang dihadapi oleh sahabatnya itu.
"Kamu sedang kesulitan keuangan atau ibumu akan menikah lagi?" tanya Sonia yang berusaha untuk menebak permasalahan yang sedang dihadapi oleh sahabatnya itu karena bagaimanapun juga menurutnya dua hal tersebut adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi kepada Amira mengingat dia sendiri mengetahui jika Bu Diah adalah seorang janda dan sesuatu yang wajar apabila Ibu dari sahabatnya itu memutuskan untuk menikah kembali.
"Kesulitan keuangan? Lalu ibu ingin menikah lagi? Kamu sebenarnya sedang berbicara mengenai apa sampai Kamu berpikir seperti itu dan ada apa sampai kamu bertanya mengenai hal seperti itu sedang selama ini kamu sendiri mengetahui kalau aku tidak pernah bermasalah dengan kedua hal itu!" kata Amira yang sedikit tidak paham dan apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut mengingat Sonia adalah sahabatnya sejak menempuh pendidikan sekolah dasar dan Sonia jelas mengetahui jika dirinya tidak pernah mempermasalahkan apabila ibunya memutuskan untuk menikah lagi.
"Ya kamu bilang kalau kamu kehilangan fokus dan biasanya seorang anak yang dibesarkan oleh seorang single parent pasti kehilangan fokus ketika sang Ibu meminta untuk menikah lagi dan aku sangat yakin kalau hal tersebut juga saat ini sedang terjadi kepadamu sehingga membuatmu kehilangan fokus karena kamu tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ibumu itu!" kata Sonia yang benar-benar bersikap sok tahu dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh Amira saat ini.
"Ngaco!" kata Amira sambil sedikit memukul lengan Sonia meski tidak terlalu keras, tetapi Sonia tetap saja mengadu Walaupun dia tidak merasakan sakit sama sekali karena dia memang hanya sedikit ingin playing Victim sambil bercanda dengan Amira. "Lebay!"
"Ya habisnya kamu mengatakan kalau kamu kehilangan fokus kan tidak mungkin seseorang kehilangan fokus tanpa ada sebuah alasan yang jelas sedangkan alasan yang paling masuk akal terjadi kepadamu adalah karena Tante Diah berniat untuk menikah lagi!" kata Sonia yang masih saja bersikeras dengan apa yang dikatakannya dan dia benar-benar berharap jika Amira akan mengatakan mengenai permasalahan yang dihadapinya saat ini.
"Jika Ibu memang benar-benar ingin menikah lagi maka aku tidak akan pernah keberatan sama sekali dan justru sejak dahulu aku selalu mengharapkan hal tersebut karena menurutku Ibu sudah terlalu lama sendirian menghadapi semua permasalahan yang ada di dalam kehidupannya dan sudah waktunya ibu mencari kebahagiaannya sendiri Karena bagaimanapun juga aku sudah dewasa saat ini meski ya seperti yang kamu tahu terkadang aku masih suka bersikap sesuka hatiku!" kata Amira yang menjelaskan jika dirinya benar-benar tidak bermasalah apabila ibunya menginginkan untuk menikah lagi.
"Kalau bukan karena itu ...," kata dunia yang kata-katanya tiba-tiba terhenti karena seseorang memanggil keduanya dengan begitu lantang dan mengagetkan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
IG:Mitha_Shin🇯🇵
mampir aja yuk di karya saya " nona Pengasuh tuan Henry"😁
2023-10-14
0
Indri Yani
Blm ngerti ceritany krn bnyk klmt yg tdk dimengerti Thor
2023-10-13
0
pipi gemoy
typo nya bertebaran Thor
2023-10-07
0