Bab 3 Lahirnya Romantisme Baru

Benar apa yang di fikirkan oleh Ken,  Sayaka yang tampak kebingungan mencari tempat untuk induction crew,  tiba-tiba dia di datangi oleh Pedro, dan Pedro malah membawanya ke tempat yang sepi,  Ken yang mengetahui akan hal tersebut segera berlari mengejar Sayaka yang sedang mengikuti langkah Pedro.

Ken mencari cara bagaimana caranya agar Ken bisa menyelamatkan Sayaka tanpa harus membuat Pedro kecewa,  karena bagaimanapun juga Pedro adalah seorang perwira, yang dengan jabatannya bisa dengan mudah merekomendasikan kepada perusahaan,  untuk memecat seorang crew sepertinya.

Ken berinisiatif mengambil secangkir kopi di dekatnya,  lalu bergegas menumpahkannya tepat di seragam milik Pedro, dengan cara ini maka Ken bisa menjauhkan Pedro dengan Sayaka,  tanpa harus berurusan lebih dalam dengan Pedro,  sembari memberitahukan kepada Sayaka lokasi induction yang benar.

Pedro dengan kesalnya memaki-maki Ken yang pada saat itu hanya diam dan mengucapkan maaf berulang-ulang,  sang kapten yang Sedang lewat di tempat itu,  kemudian menyuruh Pedro untuk menghentikan makiannya kepada Ken,  Sayaka yang mengerti akan maksud dari Ken hanya tersenyum-tersenyum kecil menyaksikan kejadian tersebut.

Ken menanyakan kepada Sayaka berapa nomor kabin kamarnya,  agar dia bisa menghubungi Sayaka apabila Sayaka membutuhkan bantuan darinya,  Sayaka pun memberikan nomer kabin kamarnya kepada Ken,  dan  Ken pun bergegas pergi setelah Ken memberitahu dan mengantar Sayaka ke tempat lokasi inductionnya.

Induction sendiri adalah masa orientasi bagi staf,  crew dan perwira kapal yang baru pertama kali bekerja di kapal pesiar.

Sirene kapal berbunyi,  tanda kapal sebentar lagi akan segera berangkat berlayar,  Ken bergegas mencari deck terbuka untuk menyaksikan pemandangan indah kapal saat akan pergi meninggalkan pelabuhan,  suasana yang luar biasa tentunya bagi seluruh awak kapal menyaksikan pemandangan kapal meninggalkan pelabuhan dan bersiap mengarungi samudera luas.

Sayaka yang tiba-tiba ada di samping Ken membuat Ken terkejut,  dia memberikan segelas teh hangat kepada Ken dan bertanya kepada Ken,  kenapa dia tadi bisa menumpahkan kopi kepada Pedro,  Ken pun hanya tersenyum sambil meminum teh pemberian Sayaka.

“Aku hanya tidak suka saja dengan Pedro,  dia berusaha menyesatkanmu tadi.” Ujar Ken singkat.

Sayaka yang mendengar jawaban Ken tersebut,  tiba-tiba saja tertegun memandangi Ken.

Angin laut mulai menerpa wajah keduanya,  barisan burung layang terbang mengiringi kapal mereka beranjak pergi perlahan,  meninggalkan pelabuhan Baoshan Shanghai,  sebuah kota yang menjadi sejarah pertemuan mereka.

Ken mulai mengajak Sayaka untuk melakukan tour singkat di kapal,  dia memperkenalkan kepada Sayaka tempat tempat dimana dia bisa mengakses kebutuhannya,  mulai dari restaurant kapal untuk crew,  tempat laundry,  tempat hiburan dan tentunya tempat untuk menenangkan diri di kapal,  walaupun Ken juga masih baru di kapal itu,  namun dia paham bahwa semua kapal memiliki alur kontruksi yang tidak jauh berbeda,  pengalamannya bekerja di beberapa kapal sebelumnya membuat dia begitu mudah mengira-ira dan menghafal setiap denah kapal.

Dia berpesan kepada Sayaka untuk lebih berhati-hati mempercayai laki-laki di kapal,  karena beberapa laki-laki disini adalah orang-orang kesepian yang menginginkan kehangatan dari seorang wanita,  dan setelahnya akan pergi mencampakkan wanita tersebut.

“Kenapa engkau begitu perhatian kepadaku?” Tanya Sayaka kepada Ken,  Ken tidak menjawab dan hanya tersenyum seraya berpamitan kembali bekerja kepada Sayaka.

Hati Ken serasa berbunga-bunga,  dan kini dia benar-benar telah melupakan Dinda kekasihnya yang selalu setia menunggunya pulang berlayar,  kini perhatian dan rasa sayangnya seolah hanya tertuju kepada Sayaka.

Hati Sayaka kini dalam keadaan bimbang,  apakah dia harus melanggar ucapannya sendiri untuk tidak lagi jatuh cinta,  ataukah dia harus membunuh perasaanya sendiri kepada Ken yang dia akui sudah mulai tumbuh,  dan bisa membuatnya bahagia.

Lim teman sekamar Sayaka mengajaknya menuju ke crew bar untuk bersantai dan bersosialisasi dengan crew yang lain,  Sayaka pun mengiyakan ajakan Lim dan segera berdandan bersiap menuju ke crew bar. Disana tampak ramai sekali oleh para crew,  staff dan perwira yang sedang bersantai,  Sayakapun hanya duduk sambil menggenggam kaleng soda yang sengaja dia bawa dari kamarnya.

Sayaka sendiri bukanlah seorang wanita yang suka akan alcohol seperti kebanyakan teman-temannya,  dia adalah wanita baik-baik yang selalu menjaga kehormatan harga dirinya.

Ken yang saat itu sedang berada di crew bar melihat Sayaka yang sedang duduk seorang diri segera mendekati Sayaka,  Sayaka begitu senang dan bahagia akan kedatangan Ken,  mereka berdua terlibat obrolan panjang sepanjang malam,  tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari,  kini waktunya bagi mereka untuk berpamitan satu sama lain.

Dengan perasaan bahagia,  Ken berjalan kembali menuju kabin kamarnya,  seketika dia melihat ponselnya tampak beberapa notifikasi pesan dari Dinda yang sengaja di abaikan begitu saja oleh Ken. Gandhi teman sekamar Ken mengingatkan Ken bahwa sedari tadi ponselnya berdering keras dan mengganggu tidurnya,  namun Ken hanya mengabaikan ucapan Gandhi tersebut dan memilih untuk segera bergegas tidur.

Keesokan harinya,  Sayaka mendapat tugas untuk membantu melakukan inspeksi kebersihan di area Laundry,  dia bersama dengan timnya bergegas menuju ke ruang Laundry yang berada di deck zero atau lantai paling bawah dari kapal.

Seorang eksekutif Housekeeper sedari tadi nampak memperhatikan Sayaka dengan seksama,  dia pun mulai bergaya mendekati Sayaka dengan menggoda Sayaka dan mengajaknya untuk bertemu di Crew bar,  namun Sayaka dengan halus menolak ajakan sang eksekutif Housekeeper tersebut,  namun  sang eksekutif Housekeeper tidak menyerah begitu saja,  sang eksekutif Housekeeper masih saja terus-terusan memaksakan kehendaknya.

Seorang crew Laundry yang mengetahui hal tersebut dan merasa risih dengan ulah si eksekutif Housekeeper tersebut,  dengan sengaja mengarahkan pipa uap ke arah eksekutif Housekeeper,  dan tiba-tiba saja letupan uap menyembur mengarah ke atasannya tersebut tanpa ada penghalang apapun,  sang eksekutif housekeeper pun terkejut melihat kepulan uap yang tiba-tiba saja mengarah kepadanya,  sontak sang eksekutif Housekeeper melompat dan berteriak sejadinya menghindari kepulan uap tersebut.

Semua yang ada di Laundry area,  sontak tertawa terbahak-bahak melihat kejadian tersebut,  hal itu sengaja dilakukan oleh para crew Laundry karena mereka memang tidak suka dengan sang eksekutif housekeeper mereka sendiri.

Sayaka kini merasakan betapa kehadirannya di kapal pesiar,  bisa memberinya suatu semangat yang baru dan bisa memberikan kebahagiaan tersendiri baginya yang tengah bersedih karena kehilangan Testsuya.

Lim teman sekamar Sayaka besok akan pulang ke negaranya,  malam ini teman-teman Lim akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan keberhasilan Lim menyelesaikan kontraknya selama empat bulan bekerja di kapal pesiar,  Lim mengajak Sayaka untuk hadir di pesta tersebut dan berharap agar Sayaka mau menyumbangkan sebuah lagu untuknya di acara tersebut.

Sayaka merasa malu dan takut tidak bisa menyanyi dengan baik,  sehingga dia menolak permintaan Lim untuk menyanyi,  namun dia memastikan diri akan hadir di pesta Lim.

“Maaf Lim,  aku takut akan mengecewakanmu dengan suaraku yang tidak merdu,  bolehkah aku menghadiri pestamu tanpa aku harus ikut menyanyi?” pinta Sayaka kepada Lim

Walaupun dengan ekspresi agak kecewa, Lim pun mengangguk tanda setuju seraya memeluk Sayaka,  tibalah saat yang dinanti acara pesta perayaan keberhasilan Lim menyelesaikan kontrak sekaligus pesta perpisahan Lim yang akan pulang ke negaranya di mulai. Orang-orang kapal menyebutnya sebagai farewell party.

Pesta itu ternyata tidak sesederhana yang di bayangkan,  masing-masing departemen datang dan memberikan kenang-kenangan terakhir kepada Lim,  masing-masing menunjukkan kebolehannya dengan menyumbangkan apapun yang mereka bisa untuk memeriahkan acara pesta tersebut,  mulai dari menyanyi,  sulap,  pertunjukan band dan break dance.

Sayaka tampak menikmati pesta itu,  perlahan-lahan dia berjalan menuju belakang panggung dan mulai mengambil sebuah gitar akustik yang berada di sudut belakang panggung yang tidak terlalu besar.

Semua orang terkejut, saat tiba-tiba Sayaka naik ke atas panggung dan mulai menyanyikan sebuah lagu untuk sahabatnya, Lim. Suasana pesta yang sebelumnya begitu ramai penuh hiruk piuk kemeriahan pesta,  kini berubah menjadi suasana romantis yang sendu,  seluruh peserta pesta larut dalam suasana haru yang diciptakan oleh lantunan merdu Sayaka,  Lim pun tak sadar meneteskan air mata,  betapa dalam lagu yang dinyanyikan oleh Sayaka,  seolah mengisahkan tentang suasana hati seorang wanita yang harus ditinggal pergi untuk selama-lamanya.

Ken yang datang terlambat di acara itu,  langsung saja berinisiatif untuk mengambil stik drum,  dan dengan perlahan duduk di kursi drum di belakang Sayaka,  hingga pada akhirnya alunan gitar Sayaka dan tabuhan drum Ken melebur menjadi harmonisasi yang sempurna.

Kali ini baik Sayaka maupun Ken telah sama-sama larut akan romantisme baru mereka di atas bahtera mengarungi samudera.

Terpopuler

Comments

Liu Zhi

Liu Zhi

Salut Sayaka

2023-04-19

0

Liu Zhi

Liu Zhi

yg satu berbunga², yg satu bimbang. Lucuuu

2023-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!