" Tuan Frans sudah menunggu kedatangan anda Nona " ucap perempuan yang sengaja berdiri disisi pintu untuk menyambut kedatang Klien penting dari tuannya , Rea hanya tersenyum dan segera masuk ke dalam ruangan dengan pintu yang baru saja di buka oleh dua pelayan restoran.
" Apa kau sudah lama menunggu paman ? " tanya Rea saat melihat laki-laki paruh baya yang sedang duduk sambil menikmati cerutu berbentuk piramida di sela tangannya yang mengeluarkan aroma tembakau lewat asap yang mengepul , membuat udara di ruangan itu menjadi sedikit pengap.
" Kau sudah datang " ujar Frans dengan begitu senang ,
" Bagaimana kabarmu ? " tanya Rea sambil memeluk tubuh tegap milik Frans.
" Ceh , kau bisa melihat sendiri , aku sudah begitu tua " sahutnya tertawa , lalu mempersilahkan perempuan cantik itu duduk di salah satu kursi di hadapannya.
" Sepertinya seleramu sudah berubah paman ? " tanya Rea , dengan mata yang melihat ke segala penjuru ruangan , dan tempat itu lebih cocok di datangi oleh anak-anak muda , bukan seperti Frans , yang selama ia ketahui lebih menyukai tempat yang berbau Clasic , bukan tempat bernuansa romantis seperti ini.
" Apa kau suka ? "
" Ya , aku tentu menyukainya , tapi bagaimana kau bisa bertahan di dalam ruangan bertabur bunga ini " ujar Rea tertawa , " aku sengaja memilih tempat ini untukmu , supaya kau tidak tertekan saat kita membicarakan kontrak kerja kita nanti " jelas Frans tertawa.
" Aku mengacungkan jempol untuk pemilihan tempat ini " ujarnya bersama ibu jari yang ia perlihatkan dan Frans hanya terus tertawa , ia selalu begitu senang setiap kali bertemu perempuan di hadapannya ini , " aku benar-benar bangga padamu nak " ucapnya , disela obrolan mereka.
" Aku seperti ini karena anda paman "
" Tidak , kau memang anak yang cerdas dan memang memiliki potensi , itu sebabnya aku merelakanmu untuk resign dari perusahaanku karena aku yakin kau akan menjadi lebih maju dengan usahamu sendiri "
" Kau sangat berlebihan paman "
" Tidak , bukankah itu sudah terbukti dengan sekarang kita menjadi partner bisnis " ujar Frans , " setiap kita bertemu kau selalu mengungkit hal ini "
" itu karena aku benar-benar sangat bangga padamu " kata Frans dan membuat Rea hanya bisa tersenyum dengan penuh syukur , " itu semua berkat anda paman " katanya sambil memegang tangan lelaki paruh baya itu.
" Kenapa kau tidak bisa menurut , bukankah dokter sudah mengatakan kalau kau tidak boleh lagi meminum minuman alkohol " kata Rea yang tiba-tiba menjadi marah saat matanya menemukan gelas dan botol wine berada di atas meja , " Joy keluarkan minuman ini dan ganti dengan juice atau coffee dengan gula rendah lemak " pintanya tanpa menunggu persetujuan lelaki tua di hadapannya.
" Kau benar-benar akan keriput sebelum waktunya Rea " ujar Frans tertawa.
" Itu karena anda , berhentilah menantang takdir paman , kau sudah sangat tahu kalau minuman itu tidak bisa lagi di konsumsi oleh tubuhmu "
" Ya , ya kau benar-benar cerewet "
" Itu demi kebaikanmu " sahut Rea dan Frans mengangguk sambil menikmati makanan di hadapannya , " kita bisa melakukan itu nanti , sekarang temani aku makan dan mengobrol " ucap Frans saat melihat Rea meminta asistennya untuk mengeluarkan berkas penting yang akan mereka bicarakan.
" Ceh , aku memang sudah menebak kau akan seperti ini " kata Rea tersenyum , " pesan makananmu "
" aku sudah kenyang paman "
" Pantas saja kau begitu kurus " ujar Frans , membuat Rea tidak terima , " tubuhku sangat ideal paman , semua orang mengatakan seperti itu "
" Mereka berbohong , kau sangat kurus "
" Joy minta pelayan untuk membawa menu terbaik restoran ini " perintahnya pada perempuan yang terus berdiri tidak jauh darinya.
" kau harus makan yang banyak " ucapnya setelah semua menu terbaik restoran itu terhidang di atas meja , mata Rea terbelalak menatap begitu banyak makanan di hadapannya " paman aku akan mati kekenyangan jika kau meminta aku menghabiskan semua makanan ini " ujarnya.
" itu lebih baik dari pada kau mati karena kurang gizi " sahut Frans begitu santai , " Joy duduklah , temani aku menghabiskan makanan ini " pintanya pada asisten laki-laki paruh baya itu.
" Silahkan Joy dia sedang meminta bantuanmu " ucap Frans , karena perempuan itu terlihat ragu untuk melangkah kearah meja mereka.
" Kapan kau akan memberikan aku cucu Rea ? " tanya tiba-tiba Frans membuat perempuan itu tersedak , " kau benar-benar gila paman , bagaimana bisa aku punya anak kalau aku sendiri belum menikah " jawab Rea di sela batuknya dan Joy dengan sigap langsung memberikan air minum pada perempuan itu.
" Kalau begitu kau menikah "
" Apa pacarmu sudah melamarmu ? , atau dia menunggu sampai kau, aku nikahkan pada puteraku " tambahnya, membuat Rea tersenyum.
" Kami sedang di tahap pembicaraan hari pertunangan " katanya , membuat laki-laki itu terdiam sesaat dengan raut wajah kecewa , " pupus sudah harapanku untuk menjadikanmu menantuku " ujarnya sedih.
" Aku sudah menjadi anakmu , kenapa harus menjadi menantumu lagi "
" Aku ingin namamu tercantum dalam kartu keluargaku " jelas Frans membuat garis senyum perempuan itu tidak surut dari tempatnya , " keluarga itu letaknya disini , bukan di atas selembar kertas " kata Rea
sambil memegang dada kirinya.
" Aku sudah menganggapmu seperti ayahku , sungguh " tambahnya lagi lalu menggenggam tangan besar milik lelaki paruh baya itu.
" Kau memang selalu tahu kelemahanku " ujar Frans yang tersenyum , " aku sudah bekerja denganmu cukup lama paman " sahutnya tertawa.
Ruangan Vip restoran itu terus di penuhi oleh obrolan dua orang pembinis kelas atas kota Paris , tapi jika orang melihatnya , mereka lebih terlihat seperti ayah dan anak yang saling bercanda , " aku akan segera memberi kabar padamu bagaimana perkembangannya " ucap Rea sambil memeluk tubuh laki-laki paruh baya itu.
" Padahal aku masih ingin mengobrol denganmu "
" Aku pasti akan mengunjungimu nanti "
" Ya itu jika kau punya waktu , dan perempuan sukses sepertimu akan sangat jarang memiliki waktu " ujar Frans, " tapi aku akan selalu menyisakan waktu untuk bertemu denganmu " sahut Rea yang kembali memeluk dengan begitu hangat pada laki-laki yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya.
" Pastikan kau tidak lupa untuk mengundangku di hari pertunanganmu nanti "
" Apa kau sungguh tidak akan terluka ? " tanya Rea tertawa.
" itu pasti , tapi aku lebih ingin melihat kau bahagia"
" aaahh Paman , kau benar-benar ingin membuatku menangis " kata Rea begitu terharu , " ayo nona , waktu kita sudah hampir terlambat " ucap Maria , perempuan yang baru tiba beberapa menit yang lalu setelah mewakilkan Rea di dalam sebuah pertemuan dengan jadwal pertemuan yang sama bersama Frans , dan Rea tidak mungkin menukar lelaki berjasa itu pada pertemuannya yang lain.
" Baiklah sampai bertemu lagi paman " ucap Rea ketika mereka sudah berada di ambang pintu depan restoran dan bersiap untuk mengakhiri pertemuan mereka , karena ia harus segera melanjutkan pertemuannya bersama klien yang sudah menunggu , " jaga kesehatanmu " ucapnya sambil mengecup pipi laki-laki yang baginya sudah seperti ayahnya sendiri.
" Joy , katakan padaku jika dia kembali meminum alkohol ,dan aku akan datang untuk memarahinya sampai telinga dia merasa panas " kata Rea mengancam sebelum mereka benar-benar berpisah.
" Aku lebih takut dengan kecerewetanmu dari pada penyakitku sendiri " ujar Frans , membuat semua orang tersenyum.
" Kalau begitu jangan coba-coba untuk membantah " katanya kembali mengancam , lalu segera melanjutkan langkahnya untuk menuruni anak tangga yang berada di depan pintu restoran.
" Ada apa nona ? " tanya Maria , saat melihat Rea menghentikan tiba-tiba langkahnya.
" Sean " ucap Rea dengan tubuh yang sudah mematung , bagaimana tidak detak jantungnya hampir saja nyaris berhenti karena begitu terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat , laki-laki yang menjadi calon tunangannya sedang bersama seorang perempuan yang tidak ia kenal , bahkan terlihat dengan jelas kalau hubungan mereka bukan hanya sekedar pertemanan , karena tangan yang terlihat saling bergandengan layaknya sepasang kekasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
ana jannah
hai kak aku masih pemula untuk menjadi penulis mohon bantu kritik dan sarannya
ku memilihmu karena adikku
2022-09-08
1
Inara
mampir kesini sambil nunggu elin up
2022-03-17
0
Shandi Na
baru prolog nya j kita bca udh terhipnotis...semakin kesana semakin ingin dn ingin kita baca,,, dan aku bru menemuknmu lagi thorrr....pokokx the best yah
2021-12-13
0