Sepulang sekolah, Calista menunggu Reyhan di gerbang sekolah. Sambil menunggunya, Calista duduk didepan pos satpam sambil memainkan ponselnya.
Tin! Tin!
Calista menoleh kearah seseorang yang membunyikan klakson mobil dan ia melihat Kevin yang bersama Rania didalam mobil.
Rania melambaikan tangannya kearah Calista. "Kita pulang duluan ya."
"Iya hati- hati."
Kemudian Kevin langsung melajukan mobilnya.
Sama seperti sebelumnya, sikap Kevin kembali seperti biasa, padahal tadi Calista telah membuatnya marah.
"Calista!" teriak Reyhan dan otomatis Calista menghampiri kekasihnya itu. Kemudian, keduanya sedang masuk kedalam mobil.
"Ini buat kamu." Reyhan memberikan buket bunga kepada Calista.
"Makasih." Calista mengambil bunga itu, lalu ia mencium pipi Reyhan sekilas.
"Kamu kok tumben kasih bunga," ujar Calista, karena tidak biasanya Reyhan memberikan bunga.
"Loh! bukannya hari ini hari jadi kita yang ke 8 bulan ya?"
Mood Calista seketika memburuk ketika mendengar perkataan kekasihnya. Pasalnya hari jadi mereka berdua itu dua bulan lagi.
"Aku salah ya? maaf ya, soalnya aku pelupa orangnya."
Calista menghela nafasnya. "Iya, gak apa-apa kok."
Skip
Calista tidak nafsu makan sebab kejadian tadi. Meskipun Reyhan sudah meminta maaf, tetap saja Calista merasa kecewa dengannya.
"Kenapa gak dilanjut makannya? apa makanannya gak enak ya?" tanya Reyhan.
"Enak kok. Cuma aku udah gak lapar."
Trining! Trining!
Ponsel Reyhan berdering dan dengan cepat Reyhan mengambil ponselnya yang ada di meja. "Aku ke toilet dulu."
"Kenapa gak disini aja?"
"Soalnya disini berisik." Reyhan bergegas pergi ke toilet.
Lima menit kemudian, Reyhan kembali menghampiri Calista.
"Telepon dari siapa?"
"Teman aku. Tadi dia bertanya tentang tugas sekolah."
"Rey, aku mau pulang."
"Ya udah ayo aku antar."
Calista terdiam sejenak, ia mengira jika kekasihnya akan mencegahnya untuk pulang. Namun kenyataannya dia justru membiarkan Calista pulang.
"Ayo! katanya mau pulang."
"Aku mau pulang naik taksi aja."
"Kamu marah ya sama aku?"
"Enggak kok."
Tanpa banyak basa-basi, Calista pamit kepada Reyhan.
...****************...
Bukannya pulang ke rumah, Calista justru pergi menuju rumah Erick, karena katanya sahabat-sahabatnya sedang di rumah Erick.
Ketika Calista menekan bel rumah Erick, dengan cepat pagar rumahnya dibuka oleh satpam.
"Erick nya ada, Pak?" tanya Calista basa-basi, padahal ia tahu bahwa Erick sedang berada di rumah.
"Ada kok. Silahkan masuk!" ujar Pak satpam sambil mengantarkan Calista menuju kamar Erick.
Sesudah sampai, Pak satpam kembali pergi keluar.
Tok! Tok!
Calista mengetuk pintu kamar Erick, tak lama pintu dibuka oleh Kevin.
"Kok lo kesini? bukannya lo mau main sama pacar lo ya?" heran Kevin.
Calista masuk kedalam kamar dan ia duduk di sofa bersama Erick. "Iya, tadi gue emang pergi sama pacar gue. Tapi karena gue kesal sama dia, jadi gue lebih memilih pergi."
"Btw, Rania sama Friska mana?"
"Friska emang gak kesini. Kalau Rania, dia baru aja pulang. Soalnya gak seru katanya kalau gak ada lo sama Friska," jelas Erick.
Calista meminum minuman yang ada di meja. Entah itu punya siapa, tapi yang jelas dia meminum itu karena merasa haus.
"Punya gue itu," kata Kevin.
"Yah habis, gimana dong?"
"Ya udah gak apa-apa. Lagian itu juga dari Erick."
"Bunga dari siapa itu?" tunjuk Erick, lalu Calista menjawab bahwa bunga itu pemberian dari Reyhan.
Calista mengambil ponselnya dan ia memotret bunga tersebut. Setelah itu, ia posting foto tersebut ke story instagram miliknya.
Tujuannya memposting foto tersebut agar semua pengikutnya iri terhadap Calista dan juga Calista ingin semua orang merasa bahwa Calista sangat beruntung karena dicintai oleh Reyhan.
Tetapi kenyataannya, Calista sedikit kecewa dengan Reyhan. Bisa-bisanya dia mengira bahwa hari ini adalah hari jadiannya dengan Calista.
"Oh iya, tadi katanya kesal sama pacar lo. Emang kesalnya karena apa?" tanya Kevin yang penasaran, lalu Calista menjelaskan semuanya kepada Kevin dan Erick.
"Aneh banget, masa lupa sama tanggal jadian," heran Erick.
"Itu bukan lupa. Tapi mungkin itu emang tanggal jadiannya sama cewek yang lain." Kevin memanas-manasi.
Calista memukul tangan Kevin, ia tidak terima jika pacarnya dituduh selingkuh.
"Pacar gue gak mungkin selingkuh." Calista mempertegas.
"Sifat orang kan gak ada yang tahu. Yang kelihatan baik, belum tentu dia baik beneran dan begitupun sebaliknya," kata Kevin.
Calista terdiam sejenak, ia takut jika ucapan Kevin benar.
Ting!
Ponsel Kevin berbunyi, lalu dia membuka pesan tersebut.
"Sialan!" umpat Kevin.
Calista dan Erick menoleh kearah Kevin karena ia heran mengapa Kevin sangat mengumpat seperti itu.
"Ada apa?" tanya Erick.
"Cewek yang tadi ke rooftop chat gue, katanya dia minta agar gue save nomer dia," jelas Kevin.
Calista dan Erick tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan dari Kevin. Calista tidak menyangka bahwa perempuan itu benar-benar terbawa perasaan.
Meskipun sikap Kevin dicap sangat buruk, namun entah mengapa banyak sekali perempuan yang jatuh cinta dengannya.
"Gara-gara lo sih, dia jadi baper kan sama gue," kata Kevin.
"Gak apa-apa. Anggap aja fans lo bertambah satu."
"Gue heran deh sama lo, Vin. Lo kan banyak ditaksir cewek, tapi kok gak ada yang lo suka," kata Erick.
"Selera gue terlalu tinggi, makanya gue gak suka sama mereka," jelas Kevin.
Dengan Kevin berkata seperti itu, Erick jadi tahu kalau semua cewek yang mendekatinya itu rendahan. Entah itu karena sikap cewek-cewek itu yang terlalu agresif ataupun kecantikan mereka yang dibawah rata-rata.
"Emang selera cewek lo kayak gimana, Vin?"
"Gue suka sama cewek yang gak suka sama gue," jelas Kevin.
"Aneh banget lo."
"Guys, tunggu sebentar ya." Erick pergi meninggalkan Calista dan Kevin.
Karena Calista sangat haus, ia membuka kulkas yang ada di kamar Erick. Bukannya tidak sopan, tetapi Erick memang sering menyuruh Calista dan yang lainnya untuk langsung saja mengambil minum atau makan di rumahnya.
Calista mengambil minuman bersoda, lalu ia kembali duduk disebelah Kevin.
Saat Calista hendak membuka botol minuman, Kevin lebih dulu mengambil dan membukakan botol minuman tersebut. Setelah itu, dia mengembalikan minuman itu kepada Calista.
"Kayaknya yang jadi cewek lo beruntung banget deh," ujar Calista, lalu ia meminum minumannya.
"Beruntung? maksudnya?"
"Karena lo peka orangnya. Jadi nanti yang jadi pacar lo pasti beruntung banget."
Kevin hanya tersenyum saat mendengar perkataan Calista.
"Sebenarnya lo suka sama cewek gak sih?" tanya Calista, karena ia belum pernah mendengar Kevin membicarakan tentang perempuan yang dia suka.
Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Calista. "Kenapa mempertanyakan hal itu? emang lo pikir gue gay gitu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments