"Selamat Nick, Selena, Mommy berharap kalian bisa langsung bulanmadu besok," celetuk Naomi saat pemberkataan nikah telah selesai.
"Iya, kami berharap kalian besok pergi besok." Lily menimpali sahabatnya itu.
Nickolas dan Selena membalas dengan tersenyum kecut pada Naomi. Dalam hitungan detik, Selena bergumam pelan di telinga Nickolas.
"Nick, katakan pada Mommyku, kalau kau sibuk bulan ini. Membayangkan bulan madu bersamamu saja, aku sudah mau muntah."
Nickolas melototkan mata, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Selena.
"Tanpa kau suruh aku juga tidak mau berbulan madu dengan wanita sepertimu," ucapnya dingin.
Tanpa mereka sadari, kedekatan mereka saat ini, disalah artikan oleh Lily dan Naomi. Kedua wanita yang berkeriput itu menyenggol lengan satu sama lain dengan mengedip-edipkan mata.
"Nick, Selena, kebetulan Mommy ada tiket untuk kalian bulan madu ke Paris." Lily menyodorkan dua tiket honeymoon kepada Nickolas.
Nickolas menurunkan langsung tangan Mommy-nya. "Maaf, Mom, aku menunda dulu bulan madunya, karena bulan ini aku sangat sibuk dengan pembukaan cabang perusahan di Kota San Fransisco."
"Benarkah?" tanya Lily dengan raut muka sedih.
Nickolas mengangguk.
"Yah, padahal Mommy berharap kalian bisa menghabiskan waktu bersama," ucapnya lesu sambil melemparkan pandangan pada Naomi.
"Maafkan aku Mom," balas Nickolas.
Lily dan Naomi menghela nafas dalam.
"Mom, karena aku sudah menikah jadi sekarang aku boleh langsung pulang ke apartment kan, aku sangat capek, Mom, besok aku ada pemotretan," kata Selena menatap ke arah Naomi.
"Sayang, kau sudah menikah, jadi kau tinggal di apartment suamimu." Naomi menggelengkan kepala sejenak. Melihat tingkah Selena.
"Tapi Mom, malam ini Nickolas lembur berkerja, iya kan Nick, hehe." Selena nyengir sambil menginjak lagi kaki Nickolas.
Nickolas menahan sakit lalu berkata,"Iya, iya benar, sebaiknya Selena pulang ke apartment dulu, kasihan dia sendirian di apartmentku."
"Untuk hari ini kau tidak usah berkerja, Nick, Daddy akan meminta Kendrick yang mengurus perkerjaanmu," Leon baru saja tiba. Tadi dia sibuk mengobrol bersama kolega perusahaan yang ia undang atas permintaan Lily.
Nickolas terperangah karena tak ada alasan baginya untuk bertemu Isabella nanti malam. "What? Tapi Dad–"
"Tidak ada tapi-tapi, seharusnya kau senang kalau hari ini Daddy meliburkanmu. Bukankah selama ini kau selalu meminta libur." Leon menyipitkan matanya seketika, mengamati tingkah laku putra keduanya. Sepasang mata berwarna coklat itu menatap dingin.
Nickolas tampak salah tingkah, tanpa sadar menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, iya, Daddy, baiklah, hari ini aku libur," ucapnya sambil tersenyum kecut.
"Hm," Leon membalas dengan berdeham rendah.
"Baguslah, Mommy senang mendengarnya, jadi selesai acara makan-makan, Selena bisa langsung pulang ke apartmentmu, Nick," kata Naomi.
"Tapi, Mom, aku harus mengambil pakaian di apartmentku, tidak mungkin kan, aku tidak mandi." Selena tak kehabisan akal, ia berencana untuk tidak tidur di apartment musuhnya. Wanita bertubuh tinggi menginjak kembali kaki Nickolas.
"Iya, benar, biarlah Selena pulang dulu ke apartment-nya." Seakan mengerti kode dari Selena, Nickolas menimpali.
"Haha, tenanglah sayang, semua pakaianmu sudah Mommy bawa, tunggu sebentar." Naomi memberi kode kepada bodyguard yang berada di belakangnya untuk mengambil koper Selena.
Sekarang Selena kehabisan kata-kata. Ia berdecak di dalam hatinya sejenak, kemudian melirik Nickolas. Berharap musuhnya itu dapat membantunya. Namun Nickolas tak mengerti dengan lirikan mata Selena. Menjadikan wanita itu kesal sendiri.
"Nah, ini kopermu, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak ikut suamimu, Selena. Mommy sangat senang karena sekarang apa yang diimpikan Mommy dan Lily akhirnya terwujud," ucap Naomi setelah mengambil koper dari tangan bodyguard.
Dahi Selena dan Nickolas berkerut kuat mendengar perkatan Naomi.
"Maksud Mommy?" tanya Selena.
Naomi melemparkan pandangan pada Lily sejenak. Lalu menyenggol sedikit lengan sahabatnya itu. Keduanya nampak salah tingkah.
"Sudah, sudah ayo sekarang kita ke restaurant, keburu sore, jalanan pasti macet," ucap Lily seketika sambil menarik tangan Naomi, menuntunnya berjalan ke pintu utama gereja.
Nickolas dan Selena terpaku di tempat. Berusaha mencerna perkataan Naomi barusan yang terdengar ambigu di telinga mereka.
"Nick, ayo kita ke restaurant Mommymu, Daddy mengundang beberapa kolega perusahaan." Leon melirik arloji di pergelangan tangan.
"Iya, Dad," ucap Nickolas.
Setelah mendengar jawaban anaknya. Leon bergegas pergi dari hadapan pasangan suami istri itu.
Selepas kepergian Leon, Selena langsung mendorong lengan Nickolas.
"Jangan dekat-dekat aku, tubuhku gatal kalau terlalu sering bersentuhan denganmu," ucapnya sambil mengusap-usap kedua lengannya secara bergantian.
Nickolas melototkan mata. "Cih! Kau pikir, aku ini kutu!" serunya.
Mendelikkan mata ke atas. "Iya, kau kan memang kutu," ucap Selena sambil menginjak lagi kaki Nickolas kemudian melenggang pergi sebelum terkena amukan suaminya.
"Selena!!" Nickolas menatap punggung Selena menghilang dari penglihatannya. "Si@l! Argh! Mengapa semuanya menjadi seperti ini!" Nickolas menarik nafas dalam, menetralisir rasa kesalnya terhadap perlakuan Selena.
*
*
*
Malam pun tiba. Setelah selesai makan malam bersama di restaurant. Nickolas dan Selena berpamitan pada orangtuanya untuk beristirahat terlebih dahulu di apartment.
Kini keduanya berada di dalam mobil milik Leon, entah kenapa hari ini Daddynya memerintahkan supir pribadinya, mengantar Nickolas dan Selena ke apartment.
Pasangan baru itu merengut kesal karena tak celah untuk berlari. Padahal Selena sudah mengatur strategi agar nanti tidak pulang ke apartment Nickolas tapi ternyata mertuanya lebih cerdik. Di tambah lagi sekarang ada dua mobil bodyguard milik Leon, mengikuti kendaraan mereka di belakang. Keduanya pun pasrah.
Sesampainya di apartment luxury, Selena langsung masuk ke dalam sebelum sang penghuni mempersilahkannya.
"Argh! Enak sekali dia langsung masuk, memangnya aku babunya!"
Nickolas menatap sengit Selena di ujung sana tengah melihat keadaan apartment-nya. Dia merengut karena koper milik Selena masih di luar. Mau tak mau Nickolas menyeret koper Selena saat matanya tak sengaja bertubrukan langsung dengan mata supir Daddy-nya.
"Apartmentmu biasa-biasa saja, apa tidak ada kolam berenang di sini?" Selena menjatuhkan diri di atas sofa kemudian menyilangkan kakinya.
Nickolas mendengus. "Tentu saja ada, kau itu sangat kuno," ucapnya sambil menyambar remote control lalu menekan angka satu, secara otomatis lantai di ruang tengah Nickolas bergerak, menampilkan kolam renang di bawahnya.
Selena membalas dengan mendelikkan mata malas.
"Di mana kamarku?' tanya Selena kemudian.
"Tidak ada kamar untukmu! Kau tidur di ruang tamu saja!" ucap Nickolas dengus ketus.
"What?! Kau jangan bercanda, Nick." Selena berdecak kesal. "Kalau tidak kamar, aku yang akan tidur di kamarmu, dan kau tidur di ruang tamu!" Selena beranjak kemudian secepat kilat melangkahkan kaki menuju kamar Nickolas.
Nickolas mulai meradang karena Selena susah diatur. Secepat kilat ia mengejar istrinya.
"Stop! Jangan masuk kamarku, Selena!" bentaknya sambil mencekal kuat pergelangan tangan Selena.
"Awh! Sakit bodoh! Kau sangat kasar, Nick." Selena mengibas cepat tangan Nickolas.
"Salah kau sendiri! Makanya jangan masuk kamarku!" seru Nickolas sambil menarik lengan Selena agar menjauh dari pintu kamarnya.
Selena menghentak-hentakkan kakinya sejenak ke lantai sembari melototkan mata. Nickolas pun tak mau kalah, ia juga menatap tajam Selena. Alhasil pasangan suami istri itu menatap sengit satu sama lain sekarang.
"Nickolas!"
Panggilan seseorang di ruang tamu membuat dahi Nickolas dan Selena berkerut samar. Keduanya melemparkan pandangan sesaat.
"Sayangku, kau di mana?!"
Nickolas melebarkan mata, ketika menyadari yang memanggilnya barusan adalah Isabella, kekasihnya.
"Gawat! Isabella ada di sini," ucapnya mulai panik.
"Isabella? Pacarmu ada di sini?" Selena menaikan sebelah alis mata.
"Iya! Dia pasti marah kalau ada wanita lain di apartmentku! Selena kau bersembunyi sekarang!" Nickolas segera mendorong Selena untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Ish, ribet sekali, biarkan saja dia melihatku, aku penasaran bagaimana murkanya Isabella, kalau sampai dia tahu ada wanita lain di apartment kekasihnya!" Selena tersenyum jahil saat melihat wajah panik Nickolas.
"Aku mohon, Selena, Isabella kalau marah seperti nenek lampir!"
"Haha! Nenek lampir? Tapi itu pacarmu, Nick!" Selena menggelengkan kepala sejenak, mendengar Nickolas mengatai pacarnya sendiri.
"Nickolas, sayang, yuhu, kau di mana?" Suara Isabella semakin mendekat.
"Sudahlah, aku malas berdebat denganmu! Cepat kau masuk sekarang!"
Nickolas memutar gagang pintu dan mendorong paksa Selena masuk ke dalam kamar.
"Nickolas, apa yang kau lakukan?"
Mendengar suara Isabella di belakang, Nickolas membeku di tempat seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
EBI
🤣😯🤣
2023-04-02
0
EBI
hemmm
2023-04-02
0