"ZELINE! ADA KIRIMAN MAWAR!!
Mendengar hal tersebut, tentu saja membuat Zeline langsung terbangun. Gadis itu mengusap matanya sejenak, lalu kemudian beranjak dari kasurnya, membukakan pintu untuk Vera yang sedari tadi sudah berada di luar.
Ceklekk ...
Pintu pun terbuka, memperlihatkan seorang gadis dengan mengenakan piyama berwarna coklat, mengusap-usap matanya.
"Bukankah sudah aku katakan, untuk tidak mengunci pintu kamarmu supaya aku mudah masuk ke dalam," ujar Vera yang langsung memberikan ocehan manis pada artisnya itu.
Zeline menadahkan tangannya, membuat kening Vera berkerut.
"Apa?" tanya Vera
"Mana bunganya?" Zeline menagih bunga yang dikatakan oleh Vera tadi.
Vera menekuk bibirnya ke dalam, lalu kemudian menerobos masuk ke dalam kamar Zeline. Ia pun menjatuhkan bokongnya tepat di sisi ranjang Zeline.
"Sebaiknya kamu bersiap-siap lah! Hari ini kita akan melakukan pemotretan!" tukas Vera.
"Cuci wajahmu terlebih dahulu, lalu kemudian turun untuk melakukan sarapan," lanjut Vera memberikan titah.
"Sekarang?" tanya Zeline dengan suara seraknya.
"Iya, sekarang. Memangnya mau kapan lagi?!" Vera kembali meninggikan suaranya, membuat Zeline pun langsung menutup telinganya.
"Baiklah ... baiklah," ujar Zeline yang langsung menuju ke kamar mandi. Sementara Vera memilih untuk merapikan tempat tidur Zeline. Setelah selesai, wanita itu pun memilih untuk pergi dari tempat tersebut.
Vera melihat Gery yang baru saja selesai membereskan mawar-mawar tersebut, lalu kemudian membuangnya ke tempat sampah.
"Kamu sudah sarapan?" tanya Vera pada Gery.
"Sudah, sebelum menuju ke sini, aku memilih sarapan terlebih dahulu," ujar Gery.
Vera pun menganggukkan kepalanya, menuju ke dapur. Gery menatap Vera yang mulai menjauh, lalu kemudian bergumam pelan. "Setidaknya, jika aku di rumah, aku serasa manusia yang memang makan-makanan manusia," gumam Gery.
Zeline menuruni anak tangga. Gadis tersebut melihat Gery yang tengah duduk di atas sofa sembari memainkan game yang ada di ponselnya.
"Ah! Sial!" ujar pria tersebut berbicara sendiri.
"Mana Vera?" tanya Zeline.
"Itu di dapur," ujar Gery menimpali Zeline tanpa menatap lawan bicaranya.
Tak lama kemudian, Vera pun datang dengan nampan yang berisikan jus berwarna hijau. Zeline lagi-lagi memberengut karena harus sarapan dengan jus tersebut.
"Ayolah! Apakah uang yang ku miliki tidak cukup untuk membeli daging? Sehingga kamu terus mencekoki ku dengan jus ini?" gerutu Zeline.
"Hei! Ini sangat baik untuk kesehatan tubuhmu. Green juice ini terdiri dari bayam, apel, peterseli, lemon, mentimun, dan seledri. Selain untuk menambah energi, ini juga sangat bagus untuk pencernaanmu, serta membuat dirimu tetap cantik dan awet muda," jelas Vera.
"Sebaiknya minum saja, tidak usah banyak protes. Kapan-kapan aku akan memberikanmu daging," lanjut Vera memberikan gelas tersebut pada Zeline.
Zeline mengambil gelas tersebut dari tangan Vera. Mau tak mau, ia pun terpaksa meminum jus tersebut meskipun hal itu sedikit menyiksa indera penciumannya. Karena jus buatan Vera memiliki aroma yang sedikit aneh.
Vera duduk di salah satu sofa yang ada di sana. Ia membuka Ipad-nya, melihat jadwal yang akan dilakukan oleh artisnya hari ini.
"Jam 11 siang kita ada jadwal pemotretan, sore harinya syuting iklan. Ya ... hari ini jadwalmu agak longgar, karena aku masih memilih tawaran syuting film yang cocok untukmu," ujar Vera sembari menggeser layar iPad tersebut.
Zeline mengernyitkan keningnya, setelah selesai menghabiskan jus di dalam gelas tersebut. Ia langsung berlari ke belakang, mengambil air minum dan langsung menenggaknya.
"Rasanya benar-benar aneh, sama seperti Vera," gumam wanita tersebut membanding-bandingkan rasa jus itu pada managernya sendiri.
....
Siang itu, Zeline dan yang lainnya sudah tiba di lokasi pemotretan. Seorang pria dengan kepala botak, yang merupakan make up artist pun berjalan menghampiri Zeline.
"Si cantik barbara sudah datang? Kalau begitu ayo! Ikut bersamaku, akan ku poles kamu layaknya seorang Dewi," ujar pria tersebut berjalan terlebih dahulu, melenggang masuk ke dalam salah satu ruang khusus untuk make up.
Zeline duduk di kursi. Si botak gemulai itu pun mulai mengaplikasikan beberapa make up ke wajah Zeline. "Aku akan meriasmu sesuai dengan konsep pemotretannya," ujar pria tersebut.
Setelah cukup lama, pria itu pun selesai merias Zeline. Tak diragukan, tangan gemulainya itu dapat mengubah wajah Zeline menjadi sangat cantik. Zeline pun beranjak dari tempat duduknya, menuju ke lokasi pemotretan, yang hari ini akan di lakukan di dalam ruangan.
Sebuah layar serta pencahayaan pun telah di atur sedemikian rupa. Saat Zeline dan juga Vera berjalan masuk ke dalam lokasi tersebut, ia bertemu dengan seorang direktur yang memiliki produk tersebut, menatap Zeline dengan penuh rasa kagum.
"Hari ini Zeline sangat cantik. Gaun yang kami keluarkan kali ini, sangat terlihat lebih bernilai dikenakan oleh Zeline," puji pria itu sembari menatap Zeline dari atas hingga bawah.
Sebenarnya Zeline sangat malas sekali mendapati tatapan yang penuh minat seperti itu. Namun, mau bagaimana lagi? Jika ia menolak bekerja sama dengan pria yang satu ini, maka akan dianggap sombong oleh artis senior. Bagaimana pun juga, mereka berlomba-lomba berharap agar bisa meneken kontrak untuk menjadi brand ambassador dari perusahaan tersebut.
"Modelnya sudah siap?" tanya fotografer.
"Iya," ucap Zeline.
Gadis itu mengulas senyumnya sebelum meninggalkan orang-orang yang ada di sana, lalu kemudian berjalan menuju ke lokasi tempat pengambilan foto tersebut.
"Oke, satu ... dua ... tiga ... action!"
Jepret ....
Jepret ...
Jepret ...
"Menghadap ke sini," ujar si fotografer tersebut memberikan arahan, Zeline pun mengikuti arahan itu.
Ia mengatur pose sebisa mungkin. Terkadang sang fotografer juga membantu Zeline untuk menentukan pose yang pas pada modelnya.
Pria itu mengulas senyumnya sembari memegangi dagu. Melihat Zeline yang tampak sangat cantik jelita, membuat pria itu pun langsung merasa tertarik pada Zeline.
"Apakah rumor tentang Zeline berkencan itu benar adanya?" tanya pria tersebut.
"Itu tidaklah benar, Pak Arman. Rumor itu hanya dibuat-buat saja oleh beberapa oknum yang memanfaatkan ketenaran Zeline," jelas Vera. Ia cukup takut menjelaskan hal tersebut. Karena takut, jika kerja samanya akan dicabut begitu saja.
"Oh ...." Pria bernama Arman tersebut mengangguk-anggukan kepalanya paham.
Matanya kembali menatap Zeline yang masih berpose dengan gaya yang berbeda. Hingga akhirnya, ada arahan untuk membuat gadis tersebut turun dan berganti kostum untuk di iklankan.
"Masalah bunga itu ...." Seketika mata Vera pun membesar mendengar ucapan Arman yang membahas masalah bunga khusus yang sekali di terima oleh Vera, yang tak lain ditujukan untuk artisnya itu.
"A-ada apa dengan bunga itu, Pak?" tanya Vera. Jujur saja, ia juga merasa penasaran karena hampir setiap hari bunga tersebut di kirimkan untuk Zeline.
"Bunga itu ... bagaimana jika bunga tersebut dari aku?"
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ratri Pambayun
pak Arman????
2023-03-04
1
Aditya HP/bunda lia
Dari anda pak ??? 😱😱😱 benarkah ????
2023-03-04
1