"Baiklah, kuliah siang ini cukup sampai disini. Beberapa mahasiswa yang hari ini belum bisa tampil mempresentasikan makalah nya dinyatakan belum layak bentuk makalahnya. Jadi dimohon memperbaiki nya terlebih dahulu. Sampai jumpa minggu depan di mata kuliah yang sama. Terimakasih. Selamat siang, sehat selalu untuk kalian semuanya," ucap dosen muda yang bernama pak Adelio.
Beberapa mahasiswa yang merasa belum tampil di depan mempresentasikan makalah nya jadi melongo. Tentu saja mereka ada yang ingin menangis dan juga marah. Namun demikian, mereka tidak bisa berbuat banyak. Karena semua wewenang memang pada dosen yang mengajar.
"Celestia, kamu juga belum dapat kesempatan mempresentasikan makalah kamu hari ini bukan? Aku juga loh, Celestia. Padahal makalah yang aku buat benar-benar sudah memenuhi prosedur yang diinginkan dosen muda itu. Kenapa bisa ditolak dan harus diperbaiki lagi. Kita juga belum mengetahui dimana letak yang harus diperbaiki," kata Caca.
"Rasanya aku mau nangis, Caca! Katanya pak Adelio aku akan memperoleh nilai yang baik setelah aku membacakan puisi cinta di depan ruang dosen. Tapi kenapa pak Adelio bilang, bahwa yang belum ke depan memberikan presentasi kan makalah harus memperbaiki dulu makalah nya. Menyebalkan sekali," keluh Celestia.
"Hehehe, kasian banget kamu Celestia! Ternyata kamu lebih dianiaya pak Adelio dari pada aku," sahut Caca.
"Jadi hanya kita berdua saja yang harus memperbaiki makalah kita?" tanya Celestia.
"Aku juga kok!" sahut Raja yang tiba-tiba mendekati Celestia dan Caca.
"Kamu juga yah, Raja!?" ucap Caca.
"Iya, lebih baik kita langsung menghadap pak Adelio saja untuk mengetahui dimana letak kesalahan dari makalah yang kita buat. Lagipula makalah kita masih ada di pak Adelio. Kita jangan menunda-nunda waktu lagi. Mumpung hari ini masih ada pak Adelio," usul Raja.
"Bagaimana, Celestia!?" sahut Caca meminta pendapat.
"Sebenarnya aku sudah sangat malas jika berurusan dengan pak Adelio. Rasanya sudah enek," kata Celestia.
"Hahaha, jangan seperti itu Celestia! Nanti kamu bisa beneran jatuh cinta seperti puisi yang kamu bacakan khusus untuk pak Adelio itu," ucap Raja.
"Ih, nyebelin banget! Kalau ingat itu rasanya aku sangat menyesal sudah melakukan nya. Kalian berdua tahu? Bahkan aku rela menahan rasa malu membaca puisi cinta khusus untuk pak Adelio demi mendapatkan nilai bagus dan supaya makalah ku diterima oleh pak Adelio. Tapi nyatanya apa? Aku harus kembali memperbaiki lagi makalah ku. Padahal aku sudah membuat nya sungguh-sungguh dan tidak asal-asalan. Ini tidak adil banget. Ada apa sih dengan pak Adelio itu? Dia kok sangat senang sekali membuat mahasiswa nya menderita dan susah," ucap Celestia penuh dengan keluh kesah.
"Mungkin dahulu nya, pak Adelio itu saat menjadi mahasiswa juga telah dibikin susah dan ribet oleh dosennya. Jadi sekarang ketika sudah menjadi dosen, pak Adelio balas dendam," sahut Raja.
"Balas dendam? Tetapi kenapa aku yang sering kali kena?" ucap Celestia.
"Hahaha, Jangan-jangan pak Adelio suka sama kamu, Celestia!!" sahut Caca. Celestia menjulurkan lidahnya menanggapi ucapan Caca.
"Kalau suka sama aku, seharusnya memanjakan aku dong!? Ini malah bikin aku membenci dirinya," kata Celestia.
"Hayo hati-hati loh! Berawal dari benci bisa cinta," sahut Raja.
"Ih, najis tralala deh!" kata Celestia sewot. Caca dan Raja tertawa terbahak-bahak melihat Celestia yang semakin sewot dengan pak Adelio, dosen muda yang dikenal killer di jurusan sastra itu.
*****
Di ruangan dosen khusus nya di meja pak Adelio.
"Ini makalah kalian bertiga! Di dalamnya sudah saya tunjukkan mana yang harus diperbaiki. Silahkan diperbaiki di rumah. Minggu depan saat jam kuliah saya, saya akan memberikan kesempatan kepada kalian bertiga mempresentasikan makalah kalian yang sudah diperbaiki. Oke?" urai pak Adelio.
"Tapi pak Adelio? Bagaimana dengan saya?" sahut Celestia. Pak Adelio mengerutkan dahinya.
"Ada apa rupanya? Saya sudah sangat baik memberikan kesempatan sekali lagi pada kamu dan juga dua teman kamu untuk memperbaiki makalah kalian. Lalu apa lagi yang kamu permasalahkan?" ucap pak Adelio.
"Apakah saya harus kembali mengingat kan pada bapak jika bapak sudah berjanji akan memberikan nilai yang terbaik jika saya melakukan syarat dari bapak. Yaitu membacakan puisi cinta di depan mahasiswa dan dosen di fakultas ini," kata Celestia.
Raja dan Caca berusaha menahan tawanya dan tidak mau melihat wajah malu dari pak Adelio. Benar! Pak Adelio wajahnya terlihat merah padam seperti kepiting rebus.
"Maaf, saudari Celestia! Saya tidak menyuruh dan memaksa saudari untuk melakukan itu!? Ah, sudahlah! Silahkan kalian bertiga keluar dari ruangan saya, sebelum saya berubah pikiran dan bahkan saya bisa saja memberikan nilai E pada mata kuliah apresiasi sastra yang kalian ambil semester ini," ancam pak Adelio.
"Eh??" Caca dan Raja tiba-tiba memucat dan bergegas segera permisi meninggalkan ruangan pak Adelio. Namun berbeda dengan Celestia yang masih berdiri tidak bergeming meninggalkan ruangan pak Adelio, si dosen killer itu. Pak Adelio menatap ke arah Celestia.
"Kenapa kamu tidak juga ke luar dari ruangan saya?" tanya pak Adelio.
"Saya harus memastikan kalau saya harus mendapatkan nilai terbaik. Karena Pak Adelio sudah menjanjikan itu pada saya," desak Celestia.
"Eh?? Benar-benar nekat sekali kamu nona!?" sahut Pak Adelio.
"Bapak harus konsekuensi dengan ucapan bapak!?" ucap Celestia.
"Oke, oke oke! Baiklah! Saya akan memberikan nilai yang Ter-Baik untuk kamu! Tanpa harus merevisi dan mempresentasikan makalah kamu. Tapi kamu harus melakukan sesuatu untuk saya," kata Pak Adelio. Kembali Celestia mengerutkan dahinya.
"Apalagi ini? Bapak jangan lagi mempersulit saya lagi!? Saya pun bisa melaporkan bapak pada pak Dekan atau pak rektorat," ucap Celestia.
"Hahaha, kamu mengancam saya!?" sahut pak Adelio dengan tertawa terbahak-bahak. Celestia melongo saat melihat pak Adelio tertawa seperti itu. Seumur hidup jarang sekali pak Adelio tertawa lepas seperti itu.
"Hahaha kamu sangat lucu sekali! Ah sudahlah! Kamu bisa keluar dari ruangan saya. Dan tunggu saja hasil semester ini. Saya pastikan nilai apresiasi sastra kamu mendapatkan nilai E," kata pak Adelio.
"Eh??" Celestia rasanya mau nangis mendengar ucapan pak Adelio.
"Baik! Baiklah! Apa yang harus saya lakukan supaya mendapatkan nilai terbaik itu?" kata Celestia. Pak Adelio diam tawanya.
"Hem, sabtu pagi datanglah ke kafe Z jam 10.00 wib. Oke?? Kita bertemu di sana!?" ucap pak Adelio.
"Hah?" Celestia terkejut bukan main dengan permintaan pak Adelio itu. Netra Celestia tidak berkedip dengan beribu pertanyaan di benaknya.
"Jangan banyak tanya yah!? Ikuti semua perintah saya! Dan kalau sudah tidak ada keperluan dan kepentingan lagi, silakan keluar dari ruangan saya," ucap pak Adelio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments