Tumbal Pocong Dipameri Motor Baru

Dipameri Motor Baru

Jarwo

Yes, akhirnya aku bisa kaya nanti.

Jarwo pulang dengan girangnya. Melangkah dengan melompat-lompat. Wajahnya tersenyum terus.

Brum ... brum, tiiiiit. Sebuah motor tiba-tiba mengagetkan Jarwo. Tak sengaja motor itu ingin menabrak pria yang dikenal masih miskin.

Shet, tiba-tiba berhenti mendadak.

Tetangga

Hai, Pak Jarwo😊

Jarwo

Eeh, ada kau Pak😊

Tetangga

Gimana, keren ngak motornya😎

Jarwo

Eeh, iya. Sangat keren dan sangat bagus😍.

Tangan Jarwo spontan mengelus motor itu, karena bodynya masih mulus, dan warna merah menyala sesuai kesukaannya.

Tetangga

Eiit, jangan main pegang-pegang dong, Pak😏

Tetangga

Ini tuh motor baru. Masih mulus, body saja belum ada yang cacat. Kalau Bapak yang pegang, entar lecet juga. Bisa brabe bawa ke dealer nanti. Beli saja tiga puluh juta, entar nambahin uang lagi dah.

Jarwo

Ehh, maaf, Pak😁saya tidak tahu.

Tetangga

Tidak masalah, sebab tidak tahu. Mulai sekarang sudah tahu 'kan, maka dari itu nanti jangan sampai sembarangan colek-colek nih motor. Takut karatan nanti😆😆

Jarwo

Iya, Pak. Maaf ya tadi, ngak sengaja😊😁

Tetangga

Okelah. Bye ... bye. Mau lanjut keliling kampung. Biasa, mau pamer dulu😎

Jarwo

Iya, silahkan😊

Tetangga yang hanya berjarak tiga rumah dari Jarwo, sudah ngebut menjalankan motornya.

Jarwo

Dih, sombong amat sih jadi orang😏

Jarwo

Awas saja kalau aku dapat uang banyak. Pasti akan bisa melebihi kamu. Dasar pria angkuh. Baru kemarin jadi kaya saja, sudah pamer ke mana-mana. Tunggu saja😒

Jarwo pulang dengan hati dongkol. Rasanya dia sudah dihina akibat miskin. Dalam hati sudah ada tekad, kalau memang suatu saat nanti bisa kaya, jangankan satu kampung pasti satu kabupaten dapat dia pameri hartanya nanti.