Semenjak Andra kembali kini Alana lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar. Dia sangat canggung saat bertemu Andra.
Mereka hanya bertemu di meja makan saat sarapan dan makan malam jika ada Arman. Saat Arman tidak ada Alana lebih memilih makan didalam kamar.
Pagi ini mereka kembali sarapan bersama. Seperti biasa Alana dan Andra tidak pernah saling tegur sapa. Arman dan Andra sibuk mengobrol dan Alana hanya diam.
"Ndra, kamu kapan balik lagi?" tanya Arman selesai menyantap makanannya.
"Aku mau disini terus pa. Aku mau bantu di perusahaan. Boleh kan?" balas Andra. Tentu saja Alana sangat terkejut dengan jawaban Andra sampai-sampai dia tersedak saat minum. Bagaimana mungkin dia akan tinggal satu atap dengan Andra, pria yang sangat dicintainya.
"Kamu nggak papa sayang?" Arman langsung menepuk bahu Alana. Sementara Alana hanya menggeleng pelan.
"Pelan-pelan dong sayang minumnya" Arman mengelus pipi Alana kemudian mengecupnya. Perlakuannya benar-benar berbeda tidak seperti saat menggaulinya di malam hari.
Andra langsung membuang muka saat melihat Papa tirinya tersebut menyentuh Alana.
"Tumben kamu mau bantu perusahaan?" Tanya Arman heran.
"Setelah aku pikir-pikir ada baiknya juga, aku hanya ingin mewujudkan keinginan terakhir mama. Tapi boleh kan pa?" ucap Andra.
"Tentu saja boleh Andra. Papa senang kamu bisa meringankan pekerjaan papa"
Padahal dalam hati Arman sangat enggan berurusan dengan putra tirinya itu.
Hubungan antara Arman dan Andra sebelumnya memang tidak pernah baik, namun entah kenapa setelah Arman menikah lagi sikap Andra berubah, dia menjadi dekat dengan Arman.
"Oh iya sayang, nangi malam kita ada undangan pernikahan temanku. Kamu ikut ya, dandan paling cantik" ujar Arman kepada Alana yang sejak tadi diam.
"Siapa pa?" tanya Andra penasaran.
"Itu loh, anaknya Om Heru." balas Arman singkat.
"Loh, aku juga dapat undangan Pa, bagaimana kalau kita berangkat sama-sama?"
Arman pun menyetujui tawaran Andra. Alana hanya bisa menghela nafas pasrah. Niatnya ingin menghindari Andra justru membuatnya malah bersama.
Arman berangkat ke kantor bersama Andra. Akhirnya Alana bisa sedikit bebas di rumah itu.
Alana memandangi dirinya didepan cermin. Dia mengusap sebuah kalung dengan liontin berinisial AA yang melingkar di lehernya.
Itu adalah kalung hadiah dari Andra saat dia berulang tahun. Dia masih ingat betul saat Andra memasangkan langsung ke lehernya.
Inisial AA adalah Andra dan Alana. Andra berharap dengan pemberian itu Alana bisa mengingat Andra sampai kapanpun.
Namun kini takdir mempertemukan mereka dengan cara yang salah. Alana harus bisa mengikhlaskan cintanya untuk Andra meski dunianya seolah runtuh.
.
Pengawal Arman mengirim sebuah kotak besar berisi gaun dan sepatu serta beberapa make up untuk dipakai Alana ke pesta nanti malam.
Sebuah gaun berwarna hitam dengan belahan tinggi serta bagian dada yang cukup terbuka membuat tubuhnya seolah terekspos dari segala sisi.
Itu sama sekali bukan gaya Alana. Namun mau tidak mau dia harus menuruti permintaan Arman agar pria itu tidak menghukumnya.
Arman sudah tiba dari kantor dan Alana sedang bersiap. Dia memakai gaun itu serta memoleskan riasan tipis namun elegan. Meski tanpa riasan sebenarnya Alana sudah terlihat cantik.
"Woww.. Istriku ternyata begitu cantik dan seksi" Arman memeluk Alana dari belakang membuat gadis itu terkejut.
"Sayang lipstikmu kurang tajam warnanya. Kamu terlihat pucat" Arman meraih lipstik berwarna merah merona dan mengoleskannya ke bibir Alana.
Kini penampilan Alana tampak lebih dewasa dari usianya. Tentu saja Arman sengaja melakukan ini agar Alana tampak imbang dengannya.
Sementara Andra sudah bersiap dan menunggu di luar. Meski rasanya sangat sakit tapi dia sengaja melakukan ini agar bisa bersama Alana lebih lama.
Arman berjalan menghampiri Andra dan diikuti Alana dibelakangnya. Andra sedikit terkejut dengan penampilan Alana yang jauh berbeda seperti biasanya.
Alana hanya bisa menundukkan kepala saat Andra memandangnya. Dia sebenarnya sangat malu berpakaian terbuka didepan Andra.
Andra memilih untuk menyetir mobilnya sementara Arman yang hendak duduk dibelakang bersama Alana langsung dicegah oleh Andra.
"Papa nggak adil masak anak sendiri suruh jadi sopir. Papa mau mesra-mesraan di belakang" protes Andra.
Akhirnya mau tidak mau Arman duduk di kursi depan. Alana sedikit lega setidaknya dia bebas tidak diganggu Arman.
Sampai di lokasi Arman langsung menghampiri teman-temannya dan memperkenalkan Alana sebagai istrinya.
Andra menghampiri mempelai dan mengobrol dengan teman-temannya.
Namun dia tak berhenti mengawasi Alana. Dia tampak risih saat Arman merangkul pinggangnya.
"Sayang ayo kita berdansa" ujar Arman kepada Alana.
"Tapi aku tidak bisa berdansa Pak" tolak Alana.
Arman langsung mencengkeram lengan Alana membuatnya sedikit kesakitan. Akhirnya Alana menuruti permintaan Arman untuk berdansa.
Dia berusaha sebisa mungkin agar bisa mengimbangi gerakan Arman. Tangan Arman terus meraba tubuh Alana bagian belakang membuat gadis itu merasa risih. Bahkan Arman tak segan untuk menciumi bibir Alana.
Andra menyaksikan keduanya yang berciuman dari kejauhan merasa sangat muak. Dia berpikir bahwa Alana yang dia kenal benar-benar berubah.
"Dasar ******" gumam Andra dalam hati yang mendidih.
Andra meletakkan minumannya dan mengajak salah satu teman wanita yang juga hadir di acara itu untuk berdansa. Mereka akhirnya bergabung dalam lantai yang sama.
Arman sibuk mengecupi leher jenjang Alana. Sementara Alana melihat Andra yang sedang berdansa dengan seorang wanita dengan begitu mesra membuat hatinya terasa sakit.
Tiba saat pergantian pasangan dansa Andra dengan cepat menangkap Alana dan berdansa dengannya. Alana hendak menghindar namun sudah terlambat.
Untuk pertama kalinya sejak Andra datang dia akhirnya bisa dekat dengan Alana. Jantung Alana terus berdetak dengan kencang dan dia hanya bisa menundukkan wajahnya tak berani menatap Andra. Sebenarnya dalam hati Alana sangat merindukan Andra. Dia begitu ingin memeluk pria yang selama ini ada dihatinya itu.
"Tatap aku" Bisik Andra.
Alana menggeleng. Dia tetap menundukkan wajahnya.
"Aku akan menciummu jika tidak menatapku" bisiknya lagi.
Seketika Alana langsung menatap Andra. Andra melihat mata Alana yang berkaca-kaca.
"Tolong aku.." ucap Alana lirih.
Andra heran dengan ucapan Alana. Dia hendak bertanya tentang ucapan Alana yang meminta tolong itu namun tiba-tiba Arman meraih tubuh Alana.
"Sekarang gantian Papa,"
Alana hanya bisa menelan kecewa saat kembali jauh dengan Andra.
Begitu juga dengan Andra yang harus rela wanita yang dicintainya dimiliki Papa tirinya.
Selesai berdansa Arman kembali berbincang dengan teman-temannya. Alana meminta ijin ke toilet.
"Jangan kabur. Awas sampai kabur aku akan menghukum mu lebih berat" bisik Arman. Alana hanya mengangguk.
Dengan segera Alana berlari ke toilet. Dia tak kuasa menahan air matanya dan segera menumpahkan kesedihan dengan menangis terisak di toilet. Hatinya begitu sakit ketika menjadi istri Arman. Bahkan lebih sakit saat melihat Andra.
"Takdir macam apa yang aku jalani sekarang?"
.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Mimpi Senja
Semangat Kak💕
2023-03-02
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
keren author ceritanya bagus dan menarik, semangat up nya
2023-03-01
0