Arman yang murka langsung mendatangi kediaman Hendro untuk menjemput Alana. Tidak peduli saat ini pukul 02.00 pagi Arman beserta dua pengawalnya langsung menyeret Alana yang sedang tidur.
"Akhh.. Sakit" Alana masih sangat mengantuk dan kelelahan namun Arman dengan kasar menarik rambutnya.
"Ini akibatnya jika berani kabur" tak peduli dengan rintihan Alana, Arman langsung menarik Alana menuju ke mobil.
Alana yang ketakutan tak berani berbuat apapun. Dia hanya duduk termenung sambil menahan kantuk.
Dia kembali dikurung didalam kamar. Namun ruangan itu tertutup rapat jendelanya sehingga peluang Alana untuk kabur semakin tipis.
Tak ada ucapan apapun dari Arman, pria itu langsung pergi saat Alana kembali ke rumahnya.
Sambil menangis meratapi nasibnya Alana lama kelamaan mulai mengantuk dan tertidur.
.
Sinar matahari yang mulai menyilaukan kamar itu perlahan membuat Alana terbangun dari lelapnya. Samar-samar dia membuka mata.
Arman duduk disamping ranjang. Tampak nampan berisi sepiring nasi, segelas susu dan air putih tersaji rapi di atas meja.
Alana yang ketakutan melihat Arman langsung beringsut dan mencoba menjauh. Arman langsung menatap Alana.
"makanlah, dari semalam kamu belum makan kan? Aku tidak mau kau sakit dihari bahagiaku." ujar Arman sembari menyodorkan sepiring nasi lengkap dengan lauknya.
Alana terdiam. Dia hanya menatap tangan Arman yang memegang piring itu. Melihat tangannya saja sudah membuatnya muak.
Arman yang mulai tidak sabar langsung melemparkan piring itu ke lantai hingga pecah. Alana yang ketakutan langsung memejamkan matanya sembari menutup telinga.
"Aku benci dengan orang yang tidak menurut. Ku Suruh makan ya makan. Apa kamu mau mendapat hukuman?" bentak Arman.
Alana hanya menangis tertahan. Dia benar-benar takut saat ini.
"Baiklah. Kalau begitu cepat mandi karena perias akan segera tiba" ujar Arman sembari meninggalkan Alana.
"Perias?" batin Alana. Dia masih berpikir keras. Apa yang akan Arman lakukan.
Tak berselang lama setelah Alana mandi dua orang perempuan datang sembari membawa koper berisi peralatan make up. Tampak dua pengawal Arman juga berada di kamar itu.
"Nona silahkan, kami akan merias anda" ujar wanita itu.
Sebenarnya Alana ingin sekali meminta bantuan wanita itu namun dua pengawal Arman terus mengawasinya. Akhirnya dia diam dan menurut.
Alana sudah cantik dengan riasannya serta kebaya pengantin berwarna putih terlihat sangat pas di tubuhnya.
Dua pengawal Arman langsung menggiring Alana menuju ke depan. Disana sudah ada Arman yang memakai jas berwarna putih dan pamannya Hendro yang duduk disamping Arman.
Arman tampak terkesima melihat Alana yang begitu cantik.
"Bagaimana sudah siap semuanya?" ujar pria paruh baya yang menjadi penghulu tersebut.
Alana yang tertunduk hanya mendengar suara Arman yang dengan lantangnya mengucapkan ijab qobul tanpa melihat wajahnya.
"Selamat. Sekarang kalian resmi menjadi suami istri." ujar penghulu itu.
Arman terlihat begitu bahagia namun tidak dengan Alana. Dia benar-benar sedih. Tak menyangka hidupnya akan seperti ini. Menikah dengan pria kejam yang bahkan tidak dia kenal.
Setelah penghulu pergi tampak Arman memberikan sebuah amplop berisi uang kepada Hendro. Tentu saja pria itu senang bukan kepalang.
"Jadi sekarang deal ya. Hutangku lunas semua" ujar Hendro sembari menepuk bahu Arman.
Alana yang melihat pamannya begitu dibutakan oleh uang merasa sangat muak. Teganya menjual keponakannya sendiri.
.
"Mas, Tuan Arman hari ini menikah lagi. Mas ndak pulang?" ujar Bi Siti salah satu asisten Arman yang sedang menelepon seseorang.
Arman mengetahui asistennya sedang menelepon seseorang langsung menyambar ponselnya.
"Ngapain Bibi nelpon Andra. Mau ngadu kalau saya nikah lagi?" bentak Arman.
Alana yang menyaksikan hal itu hanya bisa diam tertunduk.
"Anu.. Anu tuan. Saya hanya ingin mengabari Mas Andra tidak lebih. Kan dia juga putra di rumah ini masak tidak diberi tahu"
Arman mengembalikan ponsel Bi Siti. "Awas saja kamu ngadu aneh-aneh ke andra. Saya pecat kamu" gertak Arman.
Pria itu berlalu sembari menarik tangan Alana menuju ke kamarnya.
Alana masih teringat obrolan Arman dan Bi Siti tentang nama Andra. Dia penasaran dengan nama itu. Dalam hidup Alana ada sosok bernama Andra juga. Dia adalah cinta pertamanya namun harus berakhir saat Andra memutuskan untuk kuliah ke luar negeri.
Arman tiba-tiba merengkuh tubuh Alana dan menjatuhkannya ke atas ranjang. Arman langsung menindih gadis itu dan menciuminya dengan ganas.
Alana merasa sangat jijik dan benci atas perlakuan Arman. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa. Terlebih saat Arman melucuti semua pakaian Alana hingga gadis itu hanya bisa menangis terisak.
"Aku sekarang adalah suamimu sayang, jadi layani aku selayaknya seorang istri"
Arman melahap tubuh Alana bak Singa yang kelaparan. Dia sama sekali tidak memberi jeda untuk Alana beristirahat.
Ini adalah pertama kali Alana melakukan hubungan badan dan tentu saja terasa sangat sakit saat Arman dengan kasarnya memasuki milik Alana.
"Ampun pak Arman sakit..." Dia hanya bisa menjerit kesakitan sambil menangis.
Namun Arman nampaknya sama sekali tidak mempedulikan hal itu. Dia terus memacu dirinya tanpa mempedulikan isak tangis Alana.
Setelah puas Arman langsung ambruk dan menindih tubuh mungil Alana. Tentu saja dia merasa sesak karena tubuh kekar Arman yang hampir dua kali lipat dengan Alana.
.
Alana mulai terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka mata. Tampak Arman yang bertelanjang dada tertidur pulas disampingnya.
Perlahan Alana mencoba untuk bangun namun dia merasa seluruh tubuhnya seperti remuk terutama bagian intinya.
Sambil tertatih gadis itu berjalan menuju kamar mandi.
Dia bersimpuh di lantai membiarkan guyuran air hangat dari shower membasahi tubuhnya.
Dia masih ingat betul perlakuan Arman terhadap dirinya. Alana tak kuasa menahan tangisnya dan dia terus terisak meratapi nasibnya yang begitu malang.
Saat Alana keluar dari kamar mandi fia tidak melihat Arman. Hatinya terasa begitu lega saat pria itu pergi dari pandangannya.
Kini Alana mencoba untuk mencari pakaian di walk in closet. Tidak ada pakaian wanita. akhirnya Alana mengambil salah satu kemeja yang ada di lemari itu dan memakainya.
"Kau terlihat semakin cantik seperti itu sayang" ujar Arman yang tiba-tiba datang membawa nampan berisi makanan dan susu.
"Makanlah sayang, kamu harus mengisi tenagamu." Arman menyodorkan sendok terisi makanan kepada Alana. Namun gadis itu tak bergeming. Gertakan Arman yang akhirnya menjadikan Alana menurut.
.
Andra dirundung kesal setelah mendengar kabar bahwa Arman telah menikah kembali. Padahal belum genap empat bulan mamanya meninggal namun Ayah tirinya sudah memutuskan untuk menikah kembali.
Karena penasaran akhirnya Andra memutuskan kembali ke Indonesia dan mencari tahu siapa ibu tirinya.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments